Powered By Blogger

Saturday 11 May 2013

MANUSIA PILTDOWN


MANUSIA PILTDOWN

Charles Dawson, seorang dokter terkenal yang juga ahli paleoantro-pologi amatir, menyatakan bahwa ia telah menemukan tulang rahang dan fragmen tengkorak di dalam sebuah lubang di Piltdown, Inggris, pada tahun 1912. Tulang rahang tersebut lebih mirip tulang rahang kera, tetapi gigi dan tengkoraknya seperti milik manusia. Spesi-men ini dibabtis sebagai “Manusia Piltdown”. Fosil ini diduga berusia 500 ribu tahun, dan dipajang di beberapa museum sebagai bukti mutlak evolusi manusia. Selama lebih dari 40 tahun, telah banyak artikel ilmiah mengenai “Manusia Piltdown” ditulis, sejumlah penafsiran dan gambar dibuat, dan fosil tersebut dikemukakan sebagai bukti penting evolusi manusia.

Pada tahun 1949, para ilmuwan melakukan pengujian atas fosil ini sekali lagi dan menyimpulkan bahwa “fosil” tersebut merupakan penipuan yang disengaja yang terdiri dari tengkorak manusia dan rahang orang utan.

Dengan menggunakan metoda fluorin, para peneliti menemukan bahwa tengkorak tersebut hanya berusia beberapa ribu tahun. Gigi pada tulang rahang, yang berasal dari orang utan telah dibuat seolah usang, dan peralatan-peralatan “primitif” yang ditemukan bersama fosil hanya imitasi sederhana yang telah diasah dengan peralatan baja. Dalam analisis teperinci yang diselesaikan oleh Oaklely, Weiner dan Clark, mereka mengungkapkan pemalsuan ini kepada publik pada tahun 1953. Tengkorak tersebut milik manusia yang berusia 500 tahun, dan tulang rahangnya milik kera yang baru saja mati! Kemudian gigi-gigi disusun berderet dan ditambahkan pada rahangnya secara khusus, dan sendinya dirancang menyerupai sendi manusia. Lalu semua bagian diwarnai de-ngan potasium dikromat agar tampak tua. (Warna ini memudar ketika dicelup dalam larutan asam). Le Gros Clark, anggota tim yang mem-bongkar penipuan ini, tidak mampu menyembunyikan rasa terkejutnya:

Bukti-bukti abrasi tiruan dengan segera tampak di depan mata. Hal ini begitu jelasnya hingga patut dipertanyakan bagaimana ini sampai lolos dari pengamatan sebelumnya?

No comments:

Post a Comment