Powered By Blogger

Monday 13 May 2013

MENGAPA TEORI EVOLUSI BUKANLAH “DASAR ILMU BIOLOGI”?


MENGAPA TEORI EVOLUSI BUKANLAH “DASAR ILMU BIOLOGI”?

Para evolusionis seringkali mengulang sebuah dusta yang menyatakan bahwa teori evolusi merupakan dasar ilmu hayat atau biologi… Mereka berkata bahwa biologi tak akan berkembang bahkan tak akan ada tanpa teori evolusi. Pernyataan ini sebenarnya tumbuh dari demagogy (langkah memenangkan simpati dengan cara menggugah emosi masyarakat penerj.) yang disebabkan oleh rasa putus asa. Filsuf Profesor Arda Denkel, seorang tokoh terkemuka dalam dunia ilmu pengetahuan Turki, bertutur sebagai berikut:

Misalnya, adalah salah bila beranggapan “Menolak teori evolusi berarti sama dengan menolak ilmu biologi dan geologi serta penemuan di bidang fisika dan kimia.” Sebab, sebelum inferensi semacam itu dibuat (di sini, a modus tollens), terlebih dahulu harus ada sejumlah pengajuan penemuan di bidang biologi, geologi, kimia dan fisika, yang menyiratkan teori evolusi.  Akan tetapi, berbagai penemuan atau pernyataan di bidang ilmu tersebut tidaklah menyiratkan kebenaran teori evolusi. Karena itu, hal-hal tersebut tidak membuktikan evolusi.

Ditinjau dari sudut sejarah ilmu pengetahuan pun, sudah langsung jelas bahwa pernyataan ini bahwa “evolusi adalah dasar ilmu biologi” amatlah tidak absah, dan tak masuk akal. Jika pernyataan ini benar, artinya sebelum teori evolusi muncul, tentu di dunia ini tidak ada cabang-cabang ilmu biologi. Namun kenyataannya, banyak cabang biologi yang sudah ada dan berkembang sebelum munculnya teori evolusi misalnya saja anatomi, fisiologi, dan paleontologi. Sebaliknya, evolusi adalah hipotesa yang muncul sesudahnya, dan oleh kaum Darwinis dipaksakan kepada masyarakat.

Di Uni Soviet semasa pemerintahan Stalin, digunakan sebuah metode yang mirip dengan metode kaum evolusionis. Di masa itu, komunisme yang menjadi ideologi resmi Uni Soviet, menganggap bahwa “materialisme dialektik” adalah dasar setiap ilmu. Perintah Stalin adalah semua penelitian ilmiah harus sesuai dengan materialisme dialektik. Jadi, dalam semua buku tentang biologi, kimia, fisika, sejarah dan politik, bahkan kesenian, harus tercantum pengantar yang mengaitkan ilmu dengan materialisme dialektik serta pandangan Marx, Engels, dan Lenin.

Namun, seiring runtuhnya Uni Soviet, kewajiban itu pupus. Buku pun kembali menjadi naskah ilmiah teknis yang berisi informasi yang sama. Dengan meninggalkan omong kosong seperti materialisme dialektik, ilmu pengetahuan tidaklah rugi. Justru, hal ini lebih meringankan tekanan dan kewajiban-kewajiban yang dikenakan kepadanya.

Kini, tidak ada alasan mengapa ilmu pengetahuan harus tetap terikat pada teori evolusi. Ilmu pengetahuan adalah didasarkan pada pengamatan dan percobaan. Evolusi, sebaliknya, adalah sebuah hipotesa tentang masa silam yang tidak teramati. Lebih daripada itu, pernyataan dan pengajuan oleh teori ini selalu digugurkan oleh bukti ilmiah dan kaidah logika. Tentu, ilmu pengetahuan tidak akan rugi bila hipotesis ini ditinggalkan. Ahli biologi Amerika G. W. Harper berkata tentang ini:

Sering dinyatakan bahwa Darwinisme amatlah penting bagi biologi modern. Sebaliknya, jika semua rujukan Darwinisme mendadak lenyap, pada dasarnya biologi tidak akan berubah…

Kenyataannya bahkan sebaliknya, ilmu pengetahuan akan maju dengan lebih sehat dan lebih cepat, bila terbebaskan dari paksaan sebuah teori yang penuh dogmatisme, praduga, dusta, dan isi yang dibuat-buat.

No comments:

Post a Comment