Powered By Blogger

Thursday 4 April 2013

KEKELIRUAN TENTANG ORGAN-ORGAN PENINGGALAN


KEKELIRUAN TENTANG ORGAN-ORGAN PENINGGALAN

Sejak lama, konsep "organ vestigial"*) atau "organ peninggalan" sering muncul dalam literatur evolusionis 
sebagai "bukti" evolusi. Pada akhirnya konsep ini diam-diam tidak digunakan lagi ketika terbukti tidak absah. 
Namun beberapa evolusionis masih meyakininya dan kadang-kadang masih ada saja yang mencoba 
mengajukannya sebagai bukti penting evolusi.

Gagasan "organ peninggalan" pertama kali dikemukakan seabad lalu. Menurut evolusionis, di dalam tubuh 
beberapa jenis makhluk hidup terdapat sejumlah organ-organ tubuh yang tidak fungsional. Organ-organ ini 
diwarisi dari nenek moyang mereka dan perlahan-lahan menjadi peninggalan karena tidak digunakan.

Semua asumsi ini sangat tidak ilmiah dan hanya berlandaskan pada pengetahuan yang tidak memadai. 
"Organ-organ tidak fungsional" ini pada kenyataannya adalah organ-organ yang "fungsinya belum 
diketahui". Ini ditunjukkan dengan berkurangnya organ peninggalan sedikit demi sedikit tetapi pasti dari 
daftar panjang evolusionis. Seorang evolusionis bernama S.R. Scadding, dalam tulisannya untuk majalah 
Evolutionary Theory yang berjudul "Can Vestigial Organs Constitute Evidence for Evolution?" ("Dapatkan 
Organ Peninggalan Menjadi Bukti Evolusi?"), menyetujui fakta ini:

Karena tidak mungkin mengidentifikasi secara pasti struktur-struktur tidak berguna, dan karena struktur 
argumen yang digunakan tidak absah secara keilmuan, saya menyimpulkan bahwa "organ-organ 
peninggalan" tidak memberikan bukti khusus bagi teori evolusi.

Daftar organ peninggalan yang dibuat ahli anatomi Jerman R. Wiedersheim pada tahun 1895 terdiri dari 
sekitar 100 organ, termasuk usus buntu dan tulang ekor. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan, ternyata 
semua organ dalam daftar ini diketahui berfungsi penting dalam tubuh. Misalnya, usus buntu yang semula 
dianggap sebagai organ peninggalan ternyata merupakan organ limfoid *) yang memerangi infeksi dalam 
tubuh. Fakta ini menjadi jelas pada tahun 1997: "Organ-organ dan jaringan tubuh lainnya - kelenjar timus, 
hati, limpa, usus buntu, sumsum tulang, sejumlah jaringan limfatis seperti amandel dan lempeng Peyer pada 
usus kecil - juga merupakan bagian dari sistem limfatis. Semuanya membantu tubuh memerangi infeksi."

Ditemukan bahwa amandel, yang juga digolongkan organ peninggalan, berperan penting dalam melindungi 
kerongkongan dari infeksi, khususnya sampai usia dewasa. Tulang ekor pada bagian bawah tulang 
belakang ternyata menyokong tulang-tulang di sekitar panggul dan merupakan titik temu dari beberapa otot 
kecil. Tahun-tahun berikutnya diketahui bahwa kelenjar timus memicu sistem kekebalan tubuh dengan 
mengaktifkan sel-sel T; kelenjar pineal berperan dalam sekresi beberapa hormon penting; kelenjar 
gondok menunjang pertumbuhan yang baik pada bayi dan anak-anak; dan kelenjar pituitari 
mengendalikan banyak kelenjar-kelenjar hormon agar berfungsi dengan benar. Sebelumnya, semua organ 
ini dianggap sebagai "organ peninggalan". Lipatan cekung di ujung mata yang diajukan Darwin sebagai 
organ peninggalan ternyata berperan membersihkan dan melumasi bola mata.

Ada kesalahan logika yang sangat penting dalam pernyataan evolusionis tentang organ peninggalan. 
Evolusionis menyatakan bahwa organ-organ peninggalan suatu individu diwarisi dari nenek moyangnya. 
Namun, beberapa organ yang disebut sebagai "peninggalan" tidak ditemui pada spesies hidup yang 
dinyatakan sebagai nenek moyang manusia! Contoh-nya, usus buntu tidak dimiliki beberapa spesies kera 
yang disebut sebagai nenek moyang manusia. Ahli biologi terkenal, H. Enoch, penentang teori organ 
peninggalan, menyatakan kesalahan logika ini sebagai berikut:

Kera memiliki usus buntu, sedangkan kerabat terdekat di bawahnya tidak; usus buntu ini muncul lagi pada 
hewan mamalia lain yaitu opossum. Bagaimana evolusionis dapat menjelaskan kenyataan ini?

Singkatnya, skenario organ peninggalan yang dikemukakan evolusionis mengandung sejumlah cacat logika 
serius dan secara ilmiah telah terbukti keliru. Dalam tubuh manusia tidak ada organ peninggalan yang 
diwariskan karena manusia tidak berevolusi dari makhluk lain secara kebetulan. Manusia diciptakan dalam 
bentuknya seperti sekarang, lengkap dan sempurna.

No comments:

Post a Comment