ANIMALIA
Animalia
adalah kingdom hewan. Sel-selnya mempunyai membran inti (eukariot) dan tidak
memiliki kloroplas. Selain itu sel hewan tidak memiliki dinding sel. Berbeda
dengan tumbuhan, hewan dapat bergerak aktif dan memiliki sitem saraf.
Pembagian
hewan berdasarkan :
1.
Makanannya :
a.
Herbivore
Adalah
golongan hewan pemakan tumbuhan hijau. Memiliki gigi geraham depan (dens
premolare) dan geraham belakang (dens molare) yang kuat dan banyak. Memiliki
gigi seri (dens incisivus) yang tajam. Tidak mempunyai gigi taring (dens
caninus). Memiliki enzim selulase.
Contoh
: Hewan Mammalia yang hidup di padang rumput.
b.
Carnivore
Adalah
golongan hewan pemakan daging. Memiliki gigi taring (dens caninus) yang tajam.
Memiliki kuku yang tajam Memiliki sisi rahang dan ujung gigi geraham yang
saling bertemu. Ex : Singa, Harimau, Kucing, Buaya dll.
c.
Omnivore
Adalah
golongan gewan pemakan daging dan tumbuhan hijau (pamakan segala). Memiliki
sifat perpaduan antara herbivore dan carnivore. Ex : Musang, Beruang, Ayam,
Tikus dll.
d.
Insectivore
Adalah
golongan hewan pemakan serangga. Ex : Cecak, Kadal,Bunglon, Kelelawar dll.
2.
Ada tidaknya tulang belakang :
a.
Invertebrata yaitu golongan hewan yang tidak mempunyai tulang belakang. Dibagi
menjadi 9 phyllum/filum yaitu :
1)
Porifera (hewan berpori), contoh : Spongia sp/hewan spon.
2)
Coelenterata (hewan berongga), contoh : Hydra viridis, Aurelia aurita
(ubur-ubur).
3)
Platyhelminthes (cacing pipih), contoh : Planaria maculate, Tania saginat
(cacing pita) pada manusia dan sapi.
4)
Nemathelminthes (cacing gilig), contoh : Ascaris lumbricoides, Acylostoma
duodenale/cacing tambang pada usus duabelas jari manusia.
5)
Annelida (cacing gelang), contoh : Hirudo medicinalis/lintah, Lumbricus
terrestris (cacing tanah).
6)
Mollusca (hewan bertubuh lunak), contoh : Achatina fulica/siput, Octopus sp
(gurita).
7)
Arthropoda (hewan berbuku-buku), dibagi menjadi 4 kelas yaitu :
a) Insect (serangga), contoh : Hetaerina
america/capung,
b)
Crustacea (udang-udangan), contoh : Ceonobita clypeatus (kelomang)
c) Arachnida (laba-laba), contoh : Eurypelma
californica (laba-laba)
d)
Myriapoda (lipan), contoh : Scolopendra subspinipes/kelabang (lipan)
8)
Echinodermata (hewan berkulit duri), dibagi menjadi 5 kelas yaitu :
a)
Asteriodea (bintang laut), contoh : Dermaterias imbricate dan Asterias vulgaris
(bintang laut)
b)
Echinoidea (landak laut), contoh : Diadema antillarum (landak laut), Echinos
esculentus (bulu babi berbulu pendek)
c)
Holothuroidea (teripang), contoh : Holothuria scabra (teripang), Curcuma planci
(mentimun laut).
d) Crinoidea (lilia laut), contoh :
Lamprometra palmata (lilia laut),
b.
Vertebrata yaitu golongan hewan yang mempunyai ruas-ruas tulang belakang.
Dibagi menjadi 5 kelas yaitu :
1)
Pisces (ikan), contoh : Osteoglossum bicirhosum (ikan Arwana).
2)
Amphibia (katak), contoh : Rana sp
3)
Reptilia (hewan melata/merayap), contoh : ular, kadal, bunglon
4)
Aves (unggas), contoh : Aquila achrysaeto (rajawali)
5)
Mammalia (hewan memiliki kelenjar mammae), contoh : sapi,kambing, orang utan
Selain itu,
perkembangan klasifikasi ketika Carolus Linnaeus yang menyatakan tentang
pembagian individu yang memiliki tulang belakang atau Filum Chordata yang
terbagi atas 5 kelas yaitu Pisces, Amphibia, Reptilia, Aves dan Mamalia.
Tertuju pada kelas reptilia dengan Aves, yaitu reptilia contoh spesies yang ada
adalah buaya, ular, penyu dan lain sebagainya sedangkan Aves terdiri dari
hewan-hewab unggas. Pada abad ke 18 (sekitar 250 tahun lalu), Carolus
Linnaeus, ahli Botani warga Swedia, memperkenalkan sistem klasifikasi makhluk
hidup berdasar kepada penampakan fisiknya. Sebelumnya pun sudah ada metoda
klasifikasi namun tidak lengkap dan sebagus yang diusulkan ole Linneaus. Setiap
organisme sejenis masuk dalam kelompok species, species kepada genus, setiap
genus ke family tertentu; yang urutan klasifikasinya dari atas: kingdom,
phylum, class, ordo, family, genus, species. Suatu yang khas terjadi pada masa
itu, biologi pun dicampur adukkan dengan teologi, Linneaus pun pernah
mengatakan “Tuhan menciptakan, Linnaeus mengklasifikasikan”.
Kemudian munculah Darwin dengan
teori evolusinya bahwa kehidupan di bumi ini berhubugan erat dengan pohon
evolusi raksasa, dengan organisme ber-sel satu dibagian akarnya dan species
yang survive di masa ini ada di puncaknya. Antara akar dan puncak pohon
terdapat jutaan (kalau tidak milyaran) cabang yang menunjukkan masa-masa
sejarah berkembangnya evolusi mahluk hidup. Taxonomi dari Linneus ini pun tetap
dipakai karena sistem klasifikasi berdasar kemiripan ini sesuai dengan apa yang
jadi fakta evolusi juga: mahluk hidup yang mirip cenderung ‘berkerabat dekat’.
Namun perkembangan pesat teori
evolusi terutama dengan berbagai penemuan fosil di abad lalu, makin menunjukkan
bahwa klasifikasi berdasasar kemiripan dari Linneus ini tidak cukup bagus lagi.
Misalnya Willi Hennig, entomolog dari Jerman pada 1960-an memperkenalkan
cladistik, suatu metoda penentuan cabang dalam pohon kehidupan. ‘Penyesuaian’
pada metoda taxonomi Linneus ini mengelompokkan organisme berdasar pada
leluhurnya dibanding hanya berdasar kemiripan. Namun pembaharuan ini pun
dianggap makin membuat kesimpangsiuran oleh saintis yang kemudian
memperkenalkan sistem klasifikasi baru yang bernama Phylocode.
Dengan kata lain, kelompok Phylocode
beranggapan lebih baik mulai dari awal lagi melakukan klasifikasi mahluk hidup
yang bukan berdasar kemiripan seperti yang diusung oleh Linneus hampir 3 abad
lalu itu. Salah satu penggagasnya, Jacques Gauthier, berpendapat bahwa biologi
telah banyak berubah sejak Darwin, namun system klasifikasinya tidak (baca:
taxonomi Linneus).
Tentu saja ini mendapat tentangan
yang luar biasa, karena akan membawa dampak pada perubahan radikal, mulai dari
penyesuaian buku teks, manual, serta perubahan klasifikasi jutaan mahluk hidup
yang pernah dibuat sebelumnya. Seperti biasa kemunculan ide baru dalam sains,
selalu ada pihak yang mempertahankan ide lama walau dirasa itu makin kurang
memuaskan. Dan biasanya ide baru baru tumbuh subur kalau terjadi ‘proses
alamiah’, yaitu melalui pergantian generasi dari para pendukung ide lama. Hal
ini berhubung saintis generasi baru biasanya tidak terikat secara emosional
dengan ide lama dan biasanya relatif terbuka dengan adanya perubahan.
Sebagai ilustrasi digambarkan tiga
sistem klasifikasi mahluk hidup untuk ular boa, buaya amerika dan burung pipit
berdasar taxonomy Linneus dan PhyloCode.
Phylocode mengelompokkan ular boa,
buaya amerika dan burung pipit dalam satu kelompok kekerabatan yang sama
(reptilia), karena berdasar kejadian evolusi mahluk hidup, bahkan kekerabatan
burung pipit lebih dekat ke buaya dibanding ke ular boa, sedangkan Linneus
tidak melakukannya karena memang dari segi penampakkan fisik sangat jauh
berbeda. Perlukah siswa mengetahui debat aktual dalam biologi seperti halnya
pada system klasifikasi makhluk hidup? Relevansi memunculkan masalah ini lebih
dari sekedar menunjukkan perkembangan mutakhir ilmu pengetahuan, juga
memperkenalkan pada siswa bahwa ide-ide dalam sains terus direvisi dengan
adanya penemuan baru dan sains pun melakukannya secara reguler.
No comments:
Post a Comment