Powered By Blogger

Tuesday, 28 May 2013

ANIMALIA

ANIMALIA

Animalia adalah kingdom hewan. Sel-selnya mempunyai membran inti (eukariot) dan tidak memiliki kloroplas. Selain itu sel hewan tidak memiliki dinding sel. Berbeda dengan tumbuhan, hewan dapat bergerak aktif dan memiliki sitem saraf.
Pembagian hewan berdasarkan :
1. Makanannya :
a. Herbivore
Adalah golongan hewan pemakan tumbuhan hijau. Memiliki gigi geraham depan (dens premolare) dan geraham belakang (dens molare) yang kuat dan banyak. Memiliki gigi seri (dens incisivus) yang tajam. Tidak mempunyai gigi taring (dens caninus). Memiliki enzim selulase.
Contoh : Hewan Mammalia yang hidup di padang rumput.
b. Carnivore
Adalah golongan hewan pemakan daging. Memiliki gigi taring (dens caninus) yang tajam. Memiliki kuku yang tajam Memiliki sisi rahang dan ujung gigi geraham yang saling bertemu. Ex : Singa, Harimau, Kucing, Buaya dll.
c. Omnivore
Adalah golongan gewan pemakan daging dan tumbuhan hijau (pamakan segala). Memiliki sifat perpaduan antara herbivore dan carnivore. Ex : Musang, Beruang, Ayam, Tikus dll.
d. Insectivore
Adalah golongan hewan pemakan serangga. Ex : Cecak, Kadal,Bunglon, Kelelawar dll.
2. Ada tidaknya tulang belakang :
a. Invertebrata yaitu golongan hewan yang tidak mempunyai tulang belakang. Dibagi menjadi 9 phyllum/filum yaitu :
1) Porifera (hewan berpori), contoh : Spongia sp/hewan spon.
2) Coelenterata (hewan berongga), contoh : Hydra viridis, Aurelia aurita (ubur-ubur).
3) Platyhelminthes (cacing pipih), contoh : Planaria maculate, Tania saginat (cacing pita) pada manusia dan sapi.
4) Nemathelminthes (cacing gilig), contoh : Ascaris lumbricoides, Acylostoma duodenale/cacing tambang pada usus duabelas jari manusia.
5) Annelida (cacing gelang), contoh : Hirudo medicinalis/lintah, Lumbricus terrestris (cacing tanah).
6) Mollusca (hewan bertubuh lunak), contoh : Achatina fulica/siput, Octopus sp (gurita).
7) Arthropoda (hewan berbuku-buku), dibagi menjadi 4 kelas yaitu :
a) Insect (serangga), contoh : Hetaerina america/capung,
b) Crustacea (udang-udangan), contoh : Ceonobita clypeatus (kelomang)
c) Arachnida (laba-laba), contoh : Eurypelma californica (laba-laba)
d) Myriapoda (lipan), contoh : Scolopendra subspinipes/kelabang (lipan)
8) Echinodermata (hewan berkulit duri), dibagi menjadi 5 kelas yaitu :
a) Asteriodea (bintang laut), contoh : Dermaterias imbricate dan Asterias vulgaris (bintang laut)
b) Echinoidea (landak laut), contoh : Diadema antillarum (landak laut), Echinos esculentus (bulu babi berbulu pendek)
c) Holothuroidea (teripang), contoh : Holothuria scabra (teripang), Curcuma planci (mentimun laut).
d) Crinoidea (lilia laut), contoh : Lamprometra palmata (lilia laut),

b. Vertebrata yaitu golongan hewan yang mempunyai ruas-ruas tulang belakang. Dibagi menjadi 5 kelas yaitu :
1) Pisces (ikan), contoh : Osteoglossum bicirhosum (ikan Arwana).
2) Amphibia (katak), contoh : Rana sp
3) Reptilia (hewan melata/merayap), contoh : ular, kadal, bunglon
4) Aves (unggas), contoh : Aquila achrysaeto (rajawali)
5) Mammalia (hewan memiliki kelenjar mammae), contoh : sapi,kambing, orang utan

Selain itu, perkembangan klasifikasi ketika Carolus Linnaeus yang menyatakan tentang pembagian individu yang memiliki tulang belakang atau Filum Chordata yang terbagi atas 5 kelas yaitu Pisces, Amphibia, Reptilia, Aves dan Mamalia. Tertuju pada kelas reptilia dengan Aves, yaitu reptilia contoh spesies yang ada adalah buaya, ular, penyu dan lain sebagainya sedangkan Aves terdiri dari hewan-hewab unggas. Pada abad ke 18 (sekitar 250 tahun lalu), Carolus Linnaeus, ahli Botani warga Swedia, memperkenalkan sistem klasifikasi makhluk hidup berdasar kepada penampakan fisiknya. Sebelumnya pun sudah ada metoda klasifikasi namun tidak lengkap dan sebagus yang diusulkan ole Linneaus. Setiap organisme sejenis masuk dalam kelompok species, species kepada genus, setiap genus ke family tertentu; yang urutan klasifikasinya dari atas: kingdom, phylum, class, ordo, family, genus, species. Suatu yang khas terjadi pada masa itu, biologi pun dicampur adukkan dengan teologi, Linneaus pun pernah mengatakan “Tuhan menciptakan, Linnaeus mengklasifikasikan”.
       
Kemudian munculah Darwin dengan teori evolusinya bahwa kehidupan di bumi ini berhubugan erat dengan pohon evolusi raksasa, dengan organisme ber-sel satu dibagian akarnya dan species yang survive di masa ini ada di puncaknya. Antara akar dan puncak pohon terdapat jutaan (kalau tidak milyaran) cabang yang menunjukkan masa-masa sejarah berkembangnya evolusi mahluk hidup. Taxonomi dari Linneus ini pun tetap dipakai karena sistem klasifikasi berdasar kemiripan ini sesuai dengan apa yang jadi fakta evolusi juga: mahluk hidup yang mirip cenderung ‘berkerabat dekat’.

Namun perkembangan pesat teori evolusi terutama dengan berbagai penemuan fosil di abad lalu, makin menunjukkan bahwa klasifikasi berdasasar kemiripan dari Linneus ini tidak cukup bagus lagi. Misalnya Willi Hennig, entomolog dari Jerman pada 1960-an memperkenalkan cladistik, suatu metoda penentuan cabang dalam pohon kehidupan. ‘Penyesuaian’ pada metoda taxonomi Linneus ini mengelompokkan organisme berdasar pada leluhurnya dibanding hanya berdasar kemiripan. Namun pembaharuan ini pun dianggap makin membuat kesimpangsiuran oleh saintis yang kemudian memperkenalkan sistem klasifikasi baru yang bernama Phylocode.

Dengan kata lain, kelompok Phylocode beranggapan lebih baik mulai dari awal lagi melakukan klasifikasi mahluk hidup yang bukan berdasar kemiripan seperti yang diusung oleh Linneus hampir 3 abad lalu itu. Salah satu penggagasnya, Jacques Gauthier, berpendapat bahwa biologi telah banyak berubah sejak Darwin, namun system klasifikasinya tidak (baca: taxonomi Linneus).

Tentu saja ini mendapat tentangan yang luar biasa, karena akan membawa dampak pada perubahan radikal, mulai dari penyesuaian buku teks, manual, serta perubahan klasifikasi jutaan mahluk hidup yang pernah dibuat sebelumnya. Seperti biasa kemunculan ide baru dalam sains, selalu ada pihak yang mempertahankan ide lama walau dirasa itu makin kurang memuaskan. Dan biasanya ide baru baru tumbuh subur kalau terjadi ‘proses alamiah’, yaitu melalui pergantian generasi dari para pendukung ide lama. Hal ini berhubung saintis generasi baru biasanya tidak terikat secara emosional dengan ide lama dan biasanya relatif terbuka dengan adanya perubahan.

Sebagai ilustrasi digambarkan tiga sistem klasifikasi mahluk hidup untuk ular boa, buaya amerika dan burung pipit berdasar taxonomy Linneus dan PhyloCode.

Phylocode mengelompokkan ular boa, buaya amerika dan burung pipit dalam satu kelompok kekerabatan yang sama (reptilia), karena berdasar kejadian evolusi mahluk hidup, bahkan kekerabatan burung pipit lebih dekat ke buaya dibanding ke ular boa, sedangkan Linneus tidak melakukannya karena memang dari segi penampakkan fisik sangat jauh berbeda. Perlukah siswa mengetahui debat aktual dalam biologi seperti halnya pada system klasifikasi makhluk hidup? Relevansi memunculkan masalah ini lebih dari sekedar menunjukkan perkembangan mutakhir ilmu pengetahuan, juga memperkenalkan pada siswa bahwa ide-ide dalam sains terus direvisi dengan adanya penemuan baru dan sains pun melakukannya secara reguler.

No comments:

Post a Comment