Wednesday, 22 May 2013

FAKTOR YANG MEMENGARUHI (GFR DAN RBF)

FAKTOR YANG MEMENGARUHI (GFR DAN RBF)

a. Glomerular Filtration Rate (GFR)
GFR adalah jumlah filtrat yang terbentuk per menit pada semua nefron dari kedua ginjal. Pada laki-laki, laju filtrasi ini sekitar 125 ml/menit atau 180 L dalam 24 jam. Pada perempuan, sekitar 110 ml/menit.

Faktor-faktor yang memengaruhi GFR, antara lain:
1. Tekanan Filtrasi Efektif
GFR berbanding lurus dengan EFP dan perubahan tekanan yang terjadi akan memengaruhi GFR. Derajat konstriksi arteriol aferen dan eferen menentukan aliran darah ginjal dan juga tekanan hidrostatik glomerular.
a. Konstriksi arteriol aferen menurunkan aliran darah dan mengurangi laju filtrasi glomerular.
b. Konstriksi arteriol eferen menyebabkan terjadinya tekanan darah tambahan dalam glomerulus dan meningktakan GFR.

2. Autoregulasi Ginjal
Mekanisme autoregulasiintrinsik ginjal mencegah perubahan aliran darah ginjal dan GFR akibat variasi fisiologis rerata tekanan darah arteri. Autoregulasi seperti ini berlangsung pada rentang tekanan darah yang lebar (antara 80 mmHg dan 180 mmHg).
a. Jika rerata tekanan daraj arteri (normalnya 100 mmHg) meningkat, arteriol aferen berkontriksi untuk menurunkan aliran darah ginjal dan mengurangi GFR. Jika rerata tekanan darah arteri menurun, terjadi vasodilatasi arteriol aferen untuk meningkatkan GFR. Dengan demikian, perubahan-perubahan mayor pada GFR dapat dicegah.
b. Autoregulasi melibatkan mekanisme umpan balik dari reseptor-reseptor peregang dalam dinding arteriol dan dari aparatus jukstaglomerular.
Di samping mekanisme autoregulasi ini, peningkatan tekanan arteri dapat sedikit meningkatkan GFR. Karena begitu banyak filtart glomerular yang dihasilkan sehari, perubahan yang terkecil pun dapat meningkatkan haluaran urin.

3. Stimulasi Simpatis
Suatu peningkatan impuls simpatis, seperti saat stres, akan menyebabkan konstriksi arteriol aferen, menurunkan aliran darah ke dalam glomerulus, dan mnyebabkan penurunan GFR.

4. Obstruksi Aliran Urinaria
Obstruksi aliran urinaria oleh batu ginjal atau batu dalam ureter akan meningkatkan tekanan hidrostatik dalam kapsl Bowman dan menurunkan GFR.

5. Kelaparan, Diet Sangat Rendah Protein, atau Penyakit Hati akan menurunkan tekanan osmotik koloid darah sehingga meningkatkan GFR.

6. Berbagai Penyakit Ginjal dapat meningkatkan permeabilitas kapiler gomerular dan meningkatkan GFR.

b. Aliran Darah Ginjal
Pada laki-laki dengan berat adan 70 kg, gabungan aliran darah yang melalui kedua ginjal kira-kira 1100 ml/menit, atau kira-kira 22 persen dari curah jantung. Dengan memperhitungkan fakta bahwa kedua ginjal hanya mencakup 0,4% dari total berat badan, kita dapat segera melihat bahwa ginjal menerima aliran darah yang sangat tinggi dibandingkan dengan organ lain.
Seperti pada jaringan lainnya, aliran darah menyplai ginjal dengan nutrisi dan mengeluarkan produk sisa. Namun, aliran tinggi yang menuju ginjal tersebut sangat melebihi kebutuhan ini. Tujuan penambahan aliran ini adalah untuk menyuplai cukup plasma untuk GFR yang tinggi yang penting untuk pengaturan volume cairan tubuh dan konsentrasi zat terlarut secara tepat.
Berikut adalah pembuluh-pembuluh darah menyuplai darah ke ginjal:
  1. Arteri renalis. Arteri ini merupakan percabangan aorta abdomen yang menyuplai masing-masing ginjal dan masuk ke hillus melalui cabang anterior dan posterior.
  2. Cabang anterior dan posterior arteri renalis membentuk arteri-arteri interlobaris yang mengalir di antara piramida-piramida ginjal.
  3. Arteri arkuata berasal dari arteri interobaris pada area pertemuan antara korteks dan medula.
  4. Arteri interlobularis merupakan percabangan arteri arkuata di sudut kanan dan melewati korteks.
  5. Arteriol aferen berasal dari arteri interlobularis. Satu arteriol aferen membentuk sekitar 50 kapilar yang membentuk glomerulus.
  6. Arteriol eferen meniggalkan setiap glomerulus dan membentuk jaring-jaring kapiler lain, kapilar peritubular yang mengelilingi tubulus proksimal dan distal untuk meberi nutrien pada tubulus tersebut dan mengeluarkan zat-zat yang direabsorpsi.
    1. Arteriol eferen dari glomerulus nefron korteks memasuki karing-jaring kapiler peritubular yang mengelilingi TC I dan II pada nefron tersebut.
    2. Arteriol eferen dari glomerulus pada nefron jukstaglomerular memiliki perpanjangan pembuluh kapiler panjang yang lurus disebut vasa recta yang berdesenden ke dalam piramida medula. Lekukan vasa recta membentuk lengkungan jepit yang melewati ansa Henle. Lengkungan ini meungkinkan terjadinya pertukaran zat antara ansa Henle dan kapiler serta memegang peranan dalam kosentrasi urin.
    3. Kapiler peritubular mengalir ke dalam vena korteks yang kemudian menyatu dan membentuk vena interlobularis.
    4. Vena arkuata menerima darah dari vena interlobularis. Vena arkuata bermuara ke dalam vena interlobaris yang bergabung untuk bermuara ke dalam vena renalis. Vena ini meninggalkan ginjal untuk bersatu dengan vena kava inferior.

2 comments: