SIASAT PROPAGANDA TEVE NATIONAL GEOGRAPHIC
Siasat propaganda sangat sering menjadi usaha dalam tayangan-tayangan dokumenter dari Televisi National
Geographic yang berisi contoh-contoh perilaku cerdas kera dan kemudian menggambarkan
perbandingan antara mereka dan manusia. Siasat ini dapat dilihat dalam pernyataan-pernyataan seperti “mereka adalah hewan-hewan cerdas”, “kebutuhan mereka sangat mirip dengan manusia” dan “seperti
kita, mereka merasakan kebutuhan terhadap ikatan pribadi dan hubungan antar-pribadi”.
Komentar-komentar dalam My Favorite Monkey menyebutkan bahwa
kera memberikan penyelesaian kreatif terhadap masalah-masalah di alam dan bahwa mereka adalah penyelesai masalah yang cerdas. Juga dikatakan bahwa batas antara tingkah laku
manusia dan kera boleh jadi tidak begitu
jelas.
Namun ketidakonsistenan dalam penyusunan hubungan evolusi antara manusia dan kera dalam hal
kecerdasan dan hubungan antarpribadi sangatlah terbukti. Ada hewan-hewan lain yang jauh lebih
hebat dari kera dalam hal kecerdasan dan hubungan. Lebah, misalnya, dapat menggunakan teknik arsitektur dalam membangun sarang
mereka, yang ketepatannya hanya dapat dihitung dengan perhitungan matematis. Suatu rencana geometris dapat dilihat pada sarang, yang
memungkinkan jumlah material paling sedikit digunakan dalam pembentukannya namun menghasilkan tempat
terluas sebagai ruang penyimpanan. (Untuk mengetahui rancangan “optimal”
luas dan keliling dari berbagai bentuk geometris harus dihitung, dan bentuk geometris
dengan perbandingan luas/keliling tertinggi harus dipilih).
Dengan cara yang sama, berang-berang dapat membangun sarang mereka menentang aliran air di tengah sungai,
menggunakan kemampuan teknik yang digunakan manusia dalam membangun bendungan. Rayap
membangun menara yang mengagumkan sebanding dengan gedung pencakar langit buatan manusia, dan membuat sistem pendingin
udara, kamar-kamar penyimpanan dan wilayah pertanian di dalamnya. Faktanya, tentu saja, bahwa hewan-hewan ini menunjukkan pengetahuan
matematis dan geometris yang kasat mata dalam bangunan-bangunannya serta menggunakan
cara-cara teknis tidak menunjukkan bahwa kita berkerabat dengan lebah,
berang-berang dan rayap.
Kenyataan bahwa monyet merasa membutuhkan ikatan dan hubungan antar pribadi juga bukan merupakan
bukti terjadinya evolusi. Makhluk yang tidak memiliki kemungkinan kekerabatan dengan manusia juga menikmati ikatan dan hubungan
sejenis. Pinguin, misalnya, membesarkan keluarganya dengan penuh cinta dan kesetiaan. Anjing jauh lebih setia dan bersahabat dalam
hubungannya dengan manusia. Merpati menikmati hubungan dekat dengan pasangannya. Parkit Australia menunjukkan minat dan kesetiaan
satu sama lain, dan juga pada manusia. Meskipun demikian, sifat-sifat ini tidak membuat penguin,
merpati, parkit Australia, dan anjing kerabat kita.
Di sisi lain, hewan-hewan ini menguak ketidakvalidan pernyataan teori evolusi tentang asal usul
kecerdasan dan tingkah laku mereka. Meskipun kenyataannya makhluk-makhluk tersebut berada
pada pohon evolusi khayalan yang lebih jauh dari manusia dibandingkan simpanse, hewan-hewan ini masih dapat menunjukkan tingkah laku yang
jauh lebih mendekati kecerdasan manusia daripada simpanse.
Lebah madu mengungkap sebuah kontradiksi lain yang tidak dapat diperhitungkan oleh teori evolusi. Teori ini
memperhitungkan tingkat kecerdasan berdasarkan perkembangan sistem syaraf. Misalnya, kenyataan bahwa manusia adalah makhluk
hidup yang paling berkembang dihubungkan dengan perbandingan otak/tubuhnya yang tertinggi. Berdasarkan
logika ini, simpanse, yang memiliki system syaraf yang lebih rumit daripada
lebah, seharusnya lebih superior daripada lebah. Namun, kenyataannya malah sebaliknya.
Kenyataan bahwa makhluk hidup yang lebih jauh letaknya dari manusia di pohon evolusi khayalan
dibandingkan simpanse mampu menunjukkan tingkah laku dengan tingkat kerumitan yang sama
dengan manusia, meskipun makhluk ini lebih randah tingkatannya misalnya, caranya menghitung luas
dan keliling heksagon (segi enam) dan mengukur sudut-sudut dalamnya
benar-benar meruntuhkan pengakuan evolusioni tentang kecerdasan kera.
No comments:
Post a Comment