Saturday, 1 June 2013

EVOLUSI EUKARIOTIK

EVOLUSI EUKARIOTIK

Sampai saat ini fosil sel yang merupakan bentuk antara dari prokariotik dengan eukariotik seluler belum ditemukan. Juga belum diketahui bagaimana organel-organel terbentuk pada sel eukariotik. Berbagai hipotesis diusulkan untuk menjawab pertanyaan itu, tetapi hanya dua hipotesis yang umum diterima yaitu hipotesis autogenik dan hipotesis endosimbiotik.

Hipotesis autogenik atau autogen dengan terbentuknya organel dalam sel menyatakan bahwa sel prokariotik secara gradual meningkat kompleksitasnya. Struktur yang kompleks dengan adanya mitokondria dan plastida-plastida muncul dalam evolusi. Sel yang ada berasal berasal dari modifikasi dan berlipatnya membran palsma yanag disebut plasma dalam endoplasma. Melewati generasi demi generasi, organel-organel mengembangkan struktur dari fungsi yang makin khusus. Hipotesis autogen ini banyak diterima karena sesuai dengan pandangan ilmiah bahwa proses evolusi adalah suatu rangkaian perubahan-perubahan kecil yang berakumulasi secara berangsur-angsur.

Hipotesis endosimbiosis diusulkan oleh Linn Marqulis pada tahun 1971 yang menyatakan bahwa struktur-struktur dalam sel eukariotik muncul karena bergabungnya sel prokariotik dari jenis yang berbeda-beda. Menurut pandangan ini sel-sel prokariotik besar memakan sel yang lebih kecil, tetapi tidak dicerna, sampai akhirnya terjadi hubungan endosimbiosis pada fungsi khusus. Selanjutnya sel-sel kecil itu menjadi organel sel yang tidak lagi berfungsi sendiri. Mitokondria yang semula adalah berupa bakteria aerobik yang hidup bebas dan mampu melakukan resspirasi aerobik seluler. Kloroplas yang terdapat pada sel tumbuhan dan euglena dulunya adalah bakteri fotosintetik yang hidup bebas, yang masih diragukan adalah asal-usul flagela pada protista yang dikira berasal dari bakteri spiroket yang masuk ke dalam bakteri yang lebih besar. Butir-butir klorofil zaman ini dulunya adalah bakteri fotosintetik yang hidup bebas. Mitokondria, kloroplas dan organel lainnya adlah sel-sel eukariotik yang telah mengalami evolusi jutaan tahun dalam sel-sel itu.

Bukti-bukti yang mendukung hipotesis endosimbiosis adalah kenyataan bahwa mitokondria dan kloroplas mengandung molekul-molekul DNA sendiri. Ribosom dan molekul RNA organel-organel tersebut, strukturnya khas seperti yang terdapat pada sel-sel eukariotik. Kedua organel tersebut melakukan sintesis sendiri untuk sebagian dari protein yang diperlukannya dan ukuran organel-organel tersebut juga sama dengan ukuran bakteri biasa. Kecenderungan endosimbiosis dan mikroorganisme telah dibuktikan dengan ditemukannya bakteri spiroket yang suka melekat pada protista eukariotk Mixotrichiaperidoxa yang hidup dalam usus rayap. Akibatnya protista ini dapat bergerak lebih cepat walaupun selnya tidak mempunyai mitokondria. Terdapat pula sejenis bakteri lain yang hidup dalam selnya yang tampaknya berperan sebagi sumber ATP.

Kedua hipotesis tersebut masih dapat memberikan jawaban yang memuaskan tentang asal-usul organel pada sel-sel eukariotik sampai dengan ditemukannya di masa yang akan datang fosil-fosil sel eukariotik dalam bentuk antara yang mungkin melemahkan atau memperkuat hipotesis itu. 

No comments:

Post a Comment