Monday, 2 March 2015

PANDUAN UJIAN PRAKTIK SPEAKING SMP/MTS DKI JAKARTA TAHUN 2014-2015

PANDUAN UJIAN PRAKTIK SPEAKING
SMP/MTS DKI JAKARTA TAHUN 2014-2015

A.    KOMPETENSI BERBICARA YANG DIUJI
Kompetensi berbicara yang diuji meliputi kompetensi berdialog baik yang transaksional maupun interpersonal serta bermonolog dengan menggunakan ragam bahasa lisan secara akurat, lancar dan berterima untuk berinteraksi dalam konteks kehidupan sehari-hari.

Dalam berdialog para siswa hendaknya memakai Language function yang terkait dengan maksud berdialog baik secara informal maupun neutral dengan langkah berdialog yang diawali dengan pembukaan, penyampaian maksud dan penutup  Sedangkan dalam bermonolog para siswa diarahkan untuk menyampaikan tujuan komunikatif mereka sesuai dengan langkah retorika monolog yang terkait misalnya untuk bercerita yang tujuannya untuk menghibur atau menyampaikan nilai moral, langkah retorika yang diapakai adalah orientation, problem , solution dan reorientation.

B.     TEKNIK DAN BENTUK UJIAN
Teknik ujian yang dipakai hendaknya teknik yang paling sesuai untuk mengukur kemampuan berbicara siswa. Misalnya tidak tepat lagi mengukur kemampuan berbicara siswa dengan ujian berbentuk tertulis seperti melengkapi dialog dengan language function tertentu. Dalam ujian praktik speaking bahasa Inggris cara yang dipakai antara lain melalui aneka role play dan praktik berbicara langsung (kinerja).

Untuk praktik berdialog sebaiknya digunakan bentuk role play dengan segala ragamnya dan untuk bermonolog digunakan bentuk teskinerja berbicara atau speaking performance.Guru dapat meminta siswa langsung berbicara sesuai dengan maksud berkomunikasi yang hendak disampaikan misalnya bercerita, atau menjelaskan cara membuat sesuatu dan sebagainya. Berikutini contoh-contoh yang dapat dipakai:

1.      Contoh role play dalam bentuk improvisation untuk berdialog. Siswa berbicara dan berakting berdua-berdua berdasar kansituasi yang diberikan dibawah ini. Tentu saja situasi ini perlu dipelajari  terlebih dahulu oleh keduasiswa itu sebelum mereka berbicara. Penting diperhatika nbahwa dalam membuat situasi perlu diperhatikan bagaimana caranya agar language function yang akan diuji dapat dihasilkan oleh para peserta ujian speaking.

You are walking down the hall in an office building. A girl ahead of you drops a paper but does not realize it is missing. You pick the paper up and give it to her. As she thanks you, you suddenly realize that she was a classmate of yours several years ago.

2.      Contoh role play dengan kartu peran untuk berdialog. Siswa berbicara berdua-berdua. Bedanya dengan contoh nomor 1 diatas adalah siswa A tidak membaca kartu siswa B.  Berdasar situasi itu kedua siswa tersebut berbicara dan beracting.
Sepertinya halnya model pertama, bahwa dalam membuat situasi perlu diperhatikan cara agar language function yang akan diuji dapat dihasilkan oleh para peserta ujian speaking.

Card  A
You and your friend are going out to eat lunch. You need to decide where to go. You would like to try something different because you are tired of the same food. You make suggestion.

Card  B
You and your friend are going out to eat lunch. You need to decide where to go. You would like to go to the place where you always go, because you like the food. You don’t agree with your friend’s suggestion.


3.      Contoh ujian kinerja berbicara untuk monolog:
Dalam  ujian ini interlocutor mempersilahkan siswa untuk menyampaikan sesuatu.
Misal ada seorang siswa yang ingin menjelaskan cara membuat minuman:
Interlocutor           : Well, Anita, what would you like to tell us today?
Student                 : I’d like to tell you how tomake my favorite drink, Madam.
Interlocutor           : Uha, that’s good. Well, go ahead.
Student                 : …… menjelaskan cara membuat minuman kesukaannya.


C.     ORANG YANG TERLIBAT DALAM UJIAN SPEAKING
Sedikitnya ada tiga pihak yang terkait dengan ujian speaking yaitu 1) interlocutor atau orang yang mengatur pembicaraan siswa, 2) assessor atau orang yang tugasnya member skor dan menilai berdasarkan rubric tertentu dan 3) siswa atau orang yang diuji kemampuan berbicaranya.

Note:
Bila orang-orang yang dimaksud diatas tidak bias diadakan oleh sekolah, seorang guru bias saja berfungsi ganda( sebagai interlocutor dan assessor juga)

D.    PROSEDUR UJIAN PRAKTIK BERBICARA
Ujian praktek hendaknya dilaksanakan dengan memakai tahapan misalnya seperti berikutini:




1.      Pembukaan.
Pada tahapan ini interlocutor menanyakan sesuatu misalnya kabar atau kesehatan siswa dan sebagainya dengan maksud agar siswa tidak merasa tegang menghadapi ujian speaking.

2.      Unjuk kemampuan/ kinerja berbicara
Pada tahap ini siswa menunjukkan kemampuan/ kinerja berbicaranya baik kegiatan berdialog maupun bermonolog. Sementara itu assessor memberikan skor sesuai dengan rubrik yang telah disediakan untuk tiap peserta pada saat mereka sedang berbicara.

3.      Penutup
Pada tahap ini interlocutor mengucapkan terimakasih pada siswa atas partisipasinya dalam kegiatan ujian speaking dan mennyampaikan harapan-harapannya.

E.     RUBRIK PENSKORAN SISWA DALAM UJIAN BERBICARA
Ada beberapa hal yang perlu diskor atau dinilai oleh assessor dalam ujian speaking. Berikut ini hal-hal yang dapat dipakai sebagai acuan (bias juga menggunakan yang lain sepanjang hal tersebut dapat dibenarkan secara ilmiah).

1.      Pronunciation and intonation
2.      Vocabulary
3.      Structure/grammar
4.      Fluency



















        Adapun rubrik yang dipakai misalnya sebagai berikut:

ASPEK
SKOR
KETERANGAN

LAFAL
4
3

2
1
Sangat jelas sehingga mudah dipahami
Mudah dipahami meskipun pengaruh bahasa ibu dapat dideteksi
Ada masalah pengucapan sehingga pendengar perlu  konsentrasi penuh
Ada masalah pengucapan yang serius sehingga tidak bisa dipahami

TATA BAHASA
4
3

2
1
Tidak ada atau sedikit kesalahan tatabahasa
Kadang-kadang ada kesalahan tetapi tidak mempengaruhi makna
Sering membuat kesalahan sehingga makna sulit dipahami
Kesalahan tatabahasa sangat parah sehingga tidak bisa dipahami

KOSAKATA
4
3

2
1
Menggunakan kosakata dan ungkapan yang tepat
Kadang-kadang menggunakan kosakata yang kurang tepat sehingga harus menjelaskan lagi
Sering menggunakan kosakata yang tidak tepat
Kosakata sangat terbatas sehingga percakapan tidak mungkin terjadi

KELANCARAN
4
3
2

1
Sangat lancar.
Kelancaran sedikit terganggu oleh masalah bahasa
Sering ragu-ragu dan terhenti karena keterbatasan bahasa
Bicara terputus-putus dan terhenti sehingga percakapan tidak mungkin terjadi.

Berdasarkan rubric diatas maka skor maksimal (maximum score) speaking seorang siswa adalah 16, sedangkan skor perolehannya (gained score) tergantung hasil ujian masing-masing.

F.      MENGOLAH NILAI SPEAKING
Nilai ujian speaking adalah akumulasi dari nilai berdialog dan bermonolog dibagi dua.

Misal siswa bernama Anita
Untuk dialog Gained Score-nya =10, maka nilainya adalah 10/16= 62,5
Untuk monolog Gained Score-nya = 13, makanilainya adalah 13/16= 81,25
Dengan demikian nilai akhir speaking Anita adalah 62,5 + 81,25/2=7,19 atau 71,9. Bila dibulatkan menjadi 72 atau 7.


G.    MATERI UJIAN SPEAKING
Materi ujian speaking baik dialog (language functions) maupun monolog(genre) mencakup materi speaking kelas 7, 8 dan 9 dengan mengambil language functions dan atau teks yang esensial. Pemilihan materi esensial ini baik dialog maupun monolog diserahkan sepenuhnya pada sekolah.


13 comments: