Monday, 1 April 2013

DONGENG TENTANG TRANSISI DARI AIR KE DARAT



DONGENG TENTANG TRANSISI DARI AIR KE DARAT

Evolusionis mengasumsikan invertebrata laut yang muncul pada periode Kambrium berevolusi menjadi ikan 
dalam waktu puluhan juta tahun. Tetapi sebagaimana invertebrata-invertebrata Kambrium tidak memiliki 
nenek moyang, juga tidak ditemukan mata rantai transisi yang menunjukkan bahwa evolusi terjadi antara 
jenis-jenis invertebrata ini dengan ikan. Perlu dicatat bahwa invertebrata dan ikan memiliki perbedaan 
struktural yang sangat besar. Invertebrata memiliki jaringan keras di luar tubuh mereka, sedangkan ikan 
adalah vertebrata dengan jaringan keras di dalam tubuh. "Evolusi" sebesar itu tentu akan melalui miliaran 
tahap, dan seharusnya ada miliaran bentuk transisi yang menunjukkan tahapan-tahapan tersebut.

Evolusionis telah menggali lapisan-lapisan fosil selama kurang lebih 140 tahun untuk mencari bentuk-bentuk 
hipotetis tersebut. Mereka telah menemukan jutaan fosil invertebrata dan jutaan fosil ikan; tetapi tidak 
pernah menemukan satu bentuk peralihan pun antara invertebrata dan ikan.

Ahli paleontologi evolusionis, Gerald T. Todd, mengakui fakta ini dalam artikel "Evolusi Paru-Paru dan Asal 
Usul Ikan":

Ketiga subdivisi ikan bertulang muncul pertama kali dalam catatan fosil pada saat yang kira-kira bersamaan. 
Secara morfologis mereka telah sangat beragam, dan mereka memiliki tubuh yang sangat terlindung. 
Bagaimana mereka berasal mula? Apa yang memungkinkan mereka sangat beraneka ragam? Bagaimana 
mereka semua memiliki pelindung tubuh yang kuat? Dan mengapa tidak ada jejak bentuk-bentuk peralihan 
sebelumnya?

Skenario evolusi beranjak selangkah lebih jauh dan menyatakan bahwa ikan, yang berevolusi dari
invertebrata, kemudian berubah menjadi amfibi. Akan tetapi, skenario ini juga tidak memiliki bukti. Tidak ada 
satu fosil pun yang menunjukkan bahwa pernah terdapat makhluk separo ikan - separo amfibi. Dengan 
enggan, kenyataan ini dibenarkan oleh Robert L. Carrol, seorang evolusionis terkenal, penulis buku 
Vertebrate Paleontology and Evolution: "Kami tidak memiliki fosil peralihan antara ikan rhipidistian 
(favoritnya untuk 'nenek moyang' tetrapoda) dan amfibi-amfibi awal."2 Dua orang ahli paleontologi
evolusionis, Colbert dan Morales, berkomentar mengenai tiga kelompok utama amfibi: katak, salamander 
dan caecilian:

Tidak ada bukti keberadaan amfibi Paleozoik yang menggabungkan sifat-sifat yang diperkirakan
dimiliki satu nenek moyang yang sama. Katak, salamander dan caecilian paling tua sangat mirip dengan 
keturunan mereka yang masih hidup.

Sampai sekitar 50 tahun yang lalu, evolusionis meyakini bahwa makhluk semacam ini benar-benar pernah 
ada. Ikan ini disebut 'Coelacanth' dan diperkirakan berumur 410 juta tahun. Coelacanth diajukan sebagai 
bentuk transisi dengan paru-paru primitif, otak yang telah berkembang, sistem pencernaan dan peredaran 
darah yang siap untuk berfungsi di darat, dan bahkan mekanisme berjalan yang primitif. Penafsiranpenafsiran 
anatomis ini diterima sebagai kebenaran yang tidak diperdebatkan lagi di kalangan ilmuwan 
hingga akhir tahun 1930-an. Coelacanth dianggap sebagai bentuk peralihan sesungguhnya yang 
membuktikan transisi evolusioner dari air ke darat.

Namun pada tanggal 22 Desember 1938, terjadi sebuah penemuan yang sangat menarik di Samudera 
Hindia. Di sana berhasil ditangkap hidup-hidup salah satu anggota famili Coelacanth, yang sebelumnya 
diajukan sebagai bentuk transisi yang telah punah 70 juta tahun lalu! Tak diragukan lagi, penemuan 
prototipe Coelacanth "hidup" ini menjadi pukulan hebat bagi para evolusionis. Seorang ahli paleontologi 
evolusionis, J.L.B. Smith, mengatakan bahwa ia tak akan sekaget ini jika bertemu dengan seekor 
dinosaurus hidup.4 Pada tahun-tahun berikutnya, 200 ekor Coelacanth berhasil ditangkap di berbagai 
penjuru dunia.

Bukti Coelacanth hidup memperlihatkan sejauh mana evolusionis dapat mengarang skenario khayalan 
mereka. Bertentangan dengan klaim mereka, Coelacanth ternyata tidak memiliki paru-paru primitif dan tidak 
pula otak yang besar. Organ yang dianggap oleh peneliti evolusionis sebagai paru-paru primitif ternyata 
hanya kantong lemak.5 Terlebih lagi, Coelacanth yang dikatakan sebagai "calon reptil yang sedang bersiap 
meninggalkan laut menuju daratan", pada kenyataannya adalah ikan yang hidup di dasar samudra dan tidak 
pernah mendekati kurang dari 180 meter di bawah permukaan laut.


No comments:

Post a Comment