Wednesday 3 April 2013

DONGENG TENTANG "SEL YANG TERBENTUK SECARA KEBETULAN"


DONGENG TENTANG "SEL YANG TERBENTUK SECARA KEBETULAN"


Jika seseorang yakin bahwa sel hidup dapat terbentuk secara kebetulan, maka tidak ada yang dapat 
menghalanginya mempercayai dongeng seperti di bawah ini. Dongeng mengenai sebuah kota kecil:


Pada suatu hari, segumpal tanah liat yang terjepit di antara bebatuan daerah tandus menjadi basah karena 
hujan. Saat matahari terbit, tanah liat basah ini mengering dan mengeras menjadi sebuah bentuk yang 
kokoh. Bebatuan yang berperan sebagai cetakan, karena suatu hal kemudian hancur berkeping-keping, dan 
muncullah batu bata berbentuk rapi, bagus, dan kuat. Selama bertahun-tahun, batu bata ini menunggu batu 
bata serupa terbentuk dalam kondisi alam yang sama. Peristiwa ini berlangsung terus hingga terbentuk 
ratusan bahkan ribuan batu bata serupa di tempat itu. Dan secara kebetulan, tidak ada satu pun dari batu 
bata yang lebih dulu terbentuk menjadi rusak. Meskipun terkena badai, hujan, angin, terik matahari, dan 
dingin membekukan, batu-batu bata tersebut tidak retak, remuk, atau terseret menjauh. Di tempat yang 
sama dan dengan tekad yang sama, mereka menunggu batu bata lain terbentuk.

Ketika jumlah batu bata mencukupi, batu-batu bata ini membentuk sebuah bangunan dengan menyusun diri 
ke samping dan saling bertumpuk akibat secara acak digerakkan oleh kondisi alam seperti angin, badai dan 
tornado. Sementara itu, bahan-bahan seperti semen atau campuran pasir terbentuk dalam "kondisi alamiah" 
pada saat yang tepat dan merayap di antara batu-batu bata untuk merekatkan mereka. Pada saat yang 
bersamaan, bijih besi di dalam bumi terbentuk dalam "kondisi alamiah" dan bersama batu-batu bata 
membangun pondasi gedung. Pada akhir proses, sebuah bangunan berdiri lengkap dengan semua bahan, 
kusen-kusen serta instalasi kabel listrik.


Tentunya sebuah bangunan tidak hanya terdiri dari pondasi, batu bata dan semen. Lalu bagaimana bahanbahan 
lainnya diperoleh? Jawabannya sederhana: semua jenis bahan yang dibutuhkan untuk mendirikan 
bangunan itu terkandung dalam bumi di bawahnya. Silikon untuk kaca, tembaga untuk kabel listrik, besi 
untuk kolom, tiang, pipa air dan lainnya, telah tersedia melimpah di dalam bumi. Hanya diperlukan 
kepiawaian dari "kondisi alamiah" untuk membentuk dan menempatkan bahan-bahan ini dalam bangunan. 
Seluruh instalasi kabel, kusen dan aksesori diletakkan di antara batu-batu bata dengan bantuan hembusan 
angin, hujan dan gempa bumi. Segalanya berjalan begitu lancar sehingga batu-batu bata tersusun dengan 
menyediakan tempat untuk jendela, seolah-olah mereka tahu bahwa sesuatu yang disebut kaca akan 
terbentuk kemudian oleh kondisi alamiah. Selain itu, mereka juga tidak lupa menyediakan tempat untuk 
instalasi air, listrik dan sistem pemanas, yang juga akan terbentuk secara ke-betulan. Semuanya berjalan 
sangat baik sehingga "kebetulan" dan "kondisi alamiah" menghasilkan suatu wujud desain yang sempurna.


Jika selama ini Anda berhasil mempertahankan kepercayaan pada cerita itu, maka Anda tidak akan 
menemui kesulitan untuk menduga bagaimana bangunan lain, pabrik, jalan raya, trotoar, sarana penunjang, 
sistem komunikasi dan transportasi muncul. Jika Anda memiliki pengetahuan teknis dan ahli dalam bidang 
ini, Anda bahkan dapat menulis beberapa jilid buku yang sangat "ilmiah" untuk menyatakan teori Anda 
tentang "proses evolusi sistem pembuangan limbah dan kemiripannya dengan struktur yang kita temui 
sekarang". Anda mungkin akan dianugerahi penghargaan akademis atas kajian cemerlang Anda. Anda pun 
boleh menganggap diri Anda sebagai seorang jenius yang memberikan pencerahan bagi kemanusiaan.





Teori evolusi menyatakan bahwa kehidupan muncul secara kebetulan. Pernyataan yang sama mustahilnya 
dengan cerita di atas. Sebuah sel tidak kurang kompleksnya dari kota manapun yang memiliki seluruh 
sistem operasional, sistem komunikasi, transportasi dan manajemennya.









No comments:

Post a Comment