Monday, 1 April 2013

SPEKULASI EVOLUSIONIS: GIGI DAN CAKAR ARCHCOPTERYX


SPEKULASI EVOLUSIONIS: GIGI DAN CAKAR ARCHCOPTERYX

Dua hal penting yang diandalkan kaum evolusionis ketika menyatakan bahwa Archcopteryx merupakan 
bentuk transisi, adalah cakar pada sayap burung itu dan giginya.





Memang benar bahwa Archcopteryx memiliki cakar pada sayapnya dan gigi dalam mulutnya, tetapi ciri-ciri 
ini tidak berarti bahwa makhluk ini berkerabat dengan reptil. Di samping itu, dua spesies burung yang hidup 
saat ini, Taouraco dan Hoatzin, keduanya memiliki cakar untuk berpegangan pada cabang-cabang pohon. 
Kedua makhluk ini sepenuhnya burung tanpa karakteristik reptil. Karena itu, pernyataan bahwa 
Archcopteryx adalah bentuk transisi hanya karena cakar pada sayapnya, sama sekali tidak berdasar.





Gigi pada paruh Archcopteryx juga tidak menunjukkan bahwa makhluk ini adalah bentuk transisi. 
Evolusionis sengaja melakukan penipuan dengan mengatakan bahwa gigi-gigi ini adalah karakteristik reptil. 
Bagaimanapun, gigi bukan ciri khas reptil. Kini, banyak reptil yang memang bergigi, dan banyak pula yang 
tidak. Lagi pula, Archcopteryx bukan satu-satunya spesies burung yang memiliki gigi. Memang benar bahwa 
saat ini tidak ada lagi burung yang memiliki gigi. Namun jika kita mengamati catatan fosil, kita akan 
menemukan bahwa di zaman Archcopteryx dan setelahnya, bahkan hingga baru-baru ini, terdapat suatu 
genus burung yang dapat dikategorikan sebagai "burung bergigi".






Hal yang terpenting adalah bahwa struktur gigi Archcopteryx dan burung-burung lain yang bergigi
sama sekali berbeda dengan struktur gigi dinosaurus, yang dianggap nenek moyang mereka. Beberapa 
ahli ornitologi terkenal, Martin, Steward dan Whetstone mengamati bahwa Archcopteryx dan burung-burung 
bergigi lainnya memiliki gigi dengan permukaan-atas datar dan berakar besar. Namun, gigi dinosaurus 
teropoda, nenek moyang hipotetis burung-burung ini, menonjol seperti gerigi gergaji dan memiliki akar 
menyempit.5 Para peneliti juga membandingkan tulang-tulang pergelangan pada Archcopteryx dan 
dinosaurus, dan tidak menemukan kemiripan di antara mereka. 







John Ostrom adalah seorang ahli terkemuka yang menyatakan bahwa Archcopteryx berevolusi dari 
dinosaurus. Namun penelitian ahli anatomi seperti Tarsitano, Hecht dan A.D. Walker mengungkapkan 
bahwa pendapatnya tentang sejumlah "kemiripan" antara Archcopteryx dan dinosaurus, pada kenyataannya 
adalah penafsiran yang salah.







Semua penemuan ini menunjukkan bahwa Archcopteryx bukanlah bentuk transisi, melainkan hanya sejenis 
burung yang termasuk kategori "burung bergigi".















No comments:

Post a Comment