Thursday, 30 May 2013

ANALISIS HASIL PEAYARAN BEAGLE DAN PENYUSUNAN BUKU THE ORIGIN OF SPECIES

ANALISIS HASIL PEAYARAN BEAGLE DAN PENYUSUNAN BUKU THE ORIGIN OF SPECIES

Ketika masih dalam pelayaran, Henslow dengan hati-hati memperkuat reputasi bekas muridnya dengan memberikan kepada sejumlah naturalis terpilh akses kepada contoh-contoh fosil dan salinan-salinan tercetak tulisan-tulisan geologis yang Darwin kirimkan padanya. Ketika Beagle kembali pada 2 Oktober 1836, Darwin telah menjadi terkenal di kalangan ilmiah. Ia mengunjungi keluarganya di Shrewsbury dan ayahnya mengembangkan tabungan agar Darwin dapat menjadi seorang ilmuwan yang didukung dengan dananya sendiri. Kemudian Darwin pergi ke Cambridge dan membujuk Henslow agar mengerjakan deskripsi botanis tentang tanaman-tanaman modern yang telah dikumpulkannya. Setelah itu Darwin berkeliling ke lembaga-lembaga di London untuk mencari naturalis terbaik yang ada untuk menggambarkan koleksi-koleksinya yang lain untuk penerbitan pada waktu yang tepat. Berikut ini urutan peristiwa yang merupakan proses analisis hasil temuan Darwin selama pelayaran dengan H.M.S. Beagle dan menuntunnya pada perumusan teori evolusi :

1.    Identifikasi Fosil
Charles Lyell yang sangat bersemangat menemui Darwin pada 29 Oktober 1836 dan memperkenalkannya kepada Richard Owen, seorang ahli anatomi yang sedang naik daun. Richard Owen pun membantu Darwin mengidentifikasi fosil-fosil temuannya, yang ditampilkan pada tabel 2.

Tabel. Fosil temuan Darwin selama pelayaran dengan H.M.S Beagle

No
Nama Fosil
Lokasi Penemuan
1.
Tiga Serpihan kepala Megatherium Cuverii
Punta Alta, Argentina
2.
Rahang Mylodon Darwinii
Punta Alta, Argentina
3.
Rahang Megalonyx Jeffersonii
Punta Alta, Argentina
4.
Rangka hampir utuh dari Scelidotherium
Punta Alta, Argentina
5.
Tempurung dan tulang jari kaki Hoplophorus
Punta Alta, Argentina
6.
Serpihan rahang dan gigi Toxodon
Punta Alta, Argentina
7.
Gigi Macrauchenia
Punta Alta, Argentina
8.
Rangka hewan pengerat yang berkerabat dengan Brazilian Tuco-tuco dan Capybara
Monte Hermoso (tepi pantai Argentina)
9.
Tengkorak Toxodon
Dekat Mercedes (Uruguay)
10.
Serpihan Glyptodon
Dekat Mercedes (Uruguay)
11.
Kepala Mylodon
Dekat Mercedes (Uruguay)
12.
Gigi besar Toxodon
13.
Gigi Toxodon
Dekat  Santa Fé (Argentina)
14.
Gigi Mastodon andium (sekarang Cuvieronius hyodon)
Dekat  Santa Fé (Argentina)
15.
Gigi Equus curvidens (salah satu nenek moyang kuda)
Dekat  Santa Fé (Argentina)
16.
Dua rangka besar Mastodon andium
Sungai Paraná
17.
Kaki belakang Macrauchenia, kerabat gajah.
Port S. Julian, Patagonia (Argentina)

2.    Identifikasi Burung Finch
Pada bulan Maret 1837, Darwin berkonsultasi dengan seorang ornitolog (ahli dunia burung) Inggris yang bernama John Gould mengenai semua spesimen burung finch yang ia bawa dari ekspedisi Beagle. Gould memberitahunya bahwa berdasarkan struktur paruhnya, beberapa burung tersebut tergolong pemakan biji kecil, sedangkan yang lainnya adalah pemakan biji-bijian besar, buah, dan serangga. Secara keseluruhan, Gould mendeskripsikan 14 tipe burung Finch yang berbeda. Masing-masingnya berbeda dengan burung finch yang ada di pulau utama, namun memiliki beberapa kesamaan ciri.

Darwin berpikir bahwa varietas Finch yang berbeda-beda di Kepulauan Galapagos mungkin diwariskan dari satu tipe nenek moyang yang terbang ke pulau-pulau lain dan menemukan sebuah habitat yang berbeda. Secara bertahap, populasi finch bercabang-cabang ke arah yang berbeda, yang terbagi berdasarkan kelompok pemakan serangga, buah, dan biji dengan ukuran yang beragam berdasarkan ketersediaan makanan di tiap pulaunya. Darwin juga mencatat perubahan yang sama pada bentuk tempurung dan panjang leher kura-kura Galapagos di pulau yang berbeda. Darwin menjelaskan tahapan perubahan makhluk hidup dari nenek moyangnya ini dengan ungkapan “pewarisan yang dimodifikasi” (Descent with Modification) yang akan dijelaskan kemudian.

3.    Transmutasi dan Pemikiran Lain
Teori mengenai bagaimana proses terbentuknya spesies baru mulai membayang-bayangi Darwin. Ia mendiskusikan pertanyaan tersebut dengan Robert Owen. Mulai dari situlah muncul pemikiran Darwin tentang transmutasi spesies. Kemudian secara diam-dia Darwin menulis serangkaian catatan, yaitu:
·      Catatan  “B” tentang transmutasi (Juli 1837).
·      Catatan “C” tentang transmutasi, distribusi spesies, hubungan antara kebiasaan dan struktur, serta adaptasi tingkah laku (Maret 1838).
·      Catatan “D” tentang reproduksi spesies, dan asal-usul adaptasi (Juli 1838)
·      Catatan “M” tentang lanjutan asal-usul adaptasi, asal-usul manusia, dan ekspresi emosi (Juli 1838).
·      Catatan “E” tentang lanjutan pemikiran transmutasi (Oktober 1838).
·      Catatan “N” tentang lanjutan topik catatatn “M” namun dengan pertimbangan teoritis yang lebih singkat (Oktober 1838).

4.    Inspirasi dari Pemikiran Thomas Malthus
Pada bulan September 1838, Darwin membaca sebuah karya tulis yang membantunya memahami keanekaragaman burung Finch di Kep. Galapagos. Essay karangan seorang ahli ekonomi dan teologi, Thomas Malthus, yang ditulis 40 tahun lalu dengan judul Essay on The Principle of Population menyatakan bahwa ketersediaan pangan, penyakit, dan peperangan dapat membatasi jumlah populasi manusia. Dari situ, Darwin bertanya-tanya, apakah organisme lainnya juga menghadapi pembatasan yang sama? Jika iya, maka individu yang kebutuhan hidupnya tidak tercukupi akan mati.

Malthus menangkap bahwa individu pada sebuah populasi tidaklah sama, sepert yang telah diajarkan Aristoteles. Oleh karena itu, individu yang mampu mencukupi kebutuhan hidupnya akan bertahan hidup dan berkembang biak. Hal ini menjelaskan bahwa semakin banyak individu yang lahir dalam satu generasi dan hidup, mereka semua tidak akan memperoleh makanan dan kebutuhan yang cukup untuk hidupnya. Kemudian, perubahan lingkungan akan ‘menyeleksi’ inidvidu yang memiliki bentuk dan fungsi tubuh yang lebih merugikan dan segala bertahap populasi akan berubah.

Selanjutnya, Darwin terus melakukan berbagai upaya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaannya sendiri seputar bagaimana populasi beralih menjadi spesies-spesies baru, persebaran spesies, dll dengan melakukan berbagai pengamatan, mulai dari meneliti peternakan, membiakkan dan menyilang kawinkan bermacam jenis merpati, dll. Namun ia masih belum berani mempublikasian pemikirannya mengenai evolusi dan seleksi alam. Walaupun Charles Lyell yang menjadi penasihatnya belum terlalu yakin akan pemikiran Darwin, namun ia terus mendesak Darwin untuk menerbitkan topik tersebut, terlebih setelah pada akhir musim semi tahun 1856 ia menerima paket dari Alfred Russel Wallace, seorang peneliti sejarah alam, yang berisi 20 halaman tulisan yang berjudul "On the Law which has Regulated the Introduction of New Species."

Darwin masih ragu akan pemikirannya dan tidak mengindahkan peringatan Lyell sampai akhirnya ia dikejutkan oleh kiriman manuskrip berjudul "On the Tendency of Varieties to Depart Indefinitely from the Original Type” dari Wallace yang saat iu masih di Kepuauan Malaya. Wallace mengembangkan suatu teori seleksi alam yang pada dasarnya sama dengan yang dikemukakan oleh Darwin. Wallace meminta Darwin untuk memeriksa dan mengevaluasi naskah tulisan itu dan meneruskannya ke Lyell jika naskah itu memang layak diterbitkan. Darwin shock dan segera ingat tulisannya di tahun 1842-1844 yang belum ia terbitkan.

Kekagetan Darwin bertambah dengan tiba-tiba meninggalnya anaknya yang masih kecil Charles Waring Darwin akibat demam tinggi (scarlet fever). Darwin menceritakan kekagetan yang beruntun ini kepada Charles Lyell dengan note :

Your words have come true with a vengeance – that I should be forestalled…I never saw a more striking coincidence; if Wallace had my MS sketch written out in 1842, he could not have made a better short abstract ! … I shall, of course, at once and offer to send it to any journal

Charles Lyell, yang lebih sering berperan sebagai tempat Darwin berkonsultasi, segera bertindak cepat dan sigap. “Jangan kuatir” katanya. Tentu Darwin senang sebab saat itu Darwin pasrah saja oleh kekagetan yang datang bertubi-tubi. Darwin menyerahkan segalanya kepada Lyell dan dia pergi untuk memakamkan anaknya.

Apa yang dilakukan Lyell? Lyell menggabung paper Darwin yang belum dipublikasikan tahun 1844 dengan paper Wallace, dan memberi judul baru, “On the Tendency of Species to Form Varieties; and on the Perpetuation of Varieties and Species by Means of Selection” oleh Charles Darwin, Alfred Wallace; dikomunikasikan oleh Sir Charles Lyell dan Joseph Hooker (Hooker adalah kenalan Darwin lainnya). Lyell menyerahkan paper tersebut ke Linnaean Society of London pada tanggal 1 Juli 1858. Sayangnya, Wallace yang sedang terbaring sakit di tengah belantara Halmahera tidak mengetahui manipulasi tersebut.

Dan, setahun kemudian, pada tanggal 22 November 1959 terbitlah buku Darwin yang sangat terkenal itu “On the Origin of Species by Means of Natural Selection, or the Preservation of Favoured Races in the Struggle for Life”, Darwin menulisnya hanya butuh waktu setahun, sebab ia khawatir didahului oleh siapa pun. Buku tersebut terdiri dari 14 bab, yaitu:
BAB I       Variasi Melalui Modifikasi
BAB II      Variasi Alami
BAB III     Berjuang untuk Hidup
BAB IV    Seleksi Alam atau
BAB V     Hukum Variasi
BAB VI    Kesulitan Teori
BAB VII   Insting
BAB VIII Hibridisme
BAB IX    Catatan Geologi yang Tidak Sempurna
BAB X     Suksesi Geologis Makhluk Organik
BAB XI    Distribusi Geografis
BAB XII   Distribusi Geografis (lanjutan)
BAB XIII Afinitas Timbal Balik antara Makhluk Organik : Morfologi: Embriologi: Organ-organ Rudimen
BAB XV Rekapitulasi dan Kesimpulan
                                                                                                             
Intisari tulisan Darwin itu adalah :
·        Spesies yang ada sekarang adalah keturunan dari spesies-spesies sebelumnya.
·        Seleksi alam sangat menentukan berlangsungnya mekanisme evolusi.

Lalu, Apa yang terjadi dengan Alfred Wallace di Indonesia? Ia tidak marah, tetap santun, dan tetap meneruskan ekspedisinya dari Halmahera ke pulau-pulau lain di Indonesia. Bahkan Wallace menyebut teori evolusi sebagai Darwinisme. Dan Darwin menghormati Wallace dengan menyebut cukup sering namanya di bukunya.

No comments:

Post a Comment