Thursday, 30 May 2013

PEWARISAN DENGAN MODIFIKASI

PEWARISAN DENGAN MODIFIKASI

Pada edisi pertama buku The Origin of Spesies, Darwin tidak menggunakan  kata evolusi sampai alinea terakhir, melainkan menggunakan kata pewarisan dengan modifikasi (descent with modification). Darwin memandang bahwa adanya kesatuan dalam kehidupan, bahwa mahluk hidup memiliki kekerabatan dan berasal dari prototype yang sama dari nenek moyangnya zaman dahulu. Selama jutaan tahun keturunan mahluk hidup tersebut yang dahulunya sama, tersebar ke berbagai macam habitat, organisme tersebut akan mengalami akumulasi adaptasi, sehingga organisme tersebut mengalami perubahan bentuk yang disesuaikan dengan lingkungan hidup organisme tersebut. Sehingga mahluk hidup sekarang beraneka ragam.

Dalam pandangan Darwin sejarah kehidupan itu seperti pohon dengan banyak sekali cabang yang memunculkan cabang-cabang lagi, hingga pada cabang terkecil pada daun yang muda. Pohon kehidupan ini menunjukkan keanekaragaman mahluk hidup. Pada setiap titik percabangan pohon evolusi itu terdapat nenek moyang yang dimiliki bersama oleh semua garis cabang evolusi dari titik percabangan tersebut. Spesies yang erat sekali hubungannya seperti beruang madu dan beruang salju, memiliki banyak sifat-sifat dan ciri yang sama karena garis keturunan nenek moyangnya yang sama. Banyak cabang evolusi, bahkan cabang utama sekalipun merupakan ujung yang buntu (missing link); diperkirakan sekitar  99% hewan yang pernah hidup di bumi ini sudah punah.

Linnaeus yang percaya bahwa spesies sudah mantap, memberi Darwin suatu hubungan dengan evolusi dengan cara mengenali bahwa keanekaragaman organisme yang begitu besar dapat diurut menjadi “kelompok di bawah kelompok yang besar” (ungkapan Darwin), memperkenalkan kategori taksonomi utama: kingdom > filum > ordo > family > genus > spesies. Bagi Darwin hirarki alamiah dari Linnaeus mereflesikan geneologi bercabang dari pohon kehidupan, dengan organisme pada level taksonomik yang berbeda diturunkan dari nenek moyang yang sama. Jika kita berpendapat bahwa singa berkerabat dekat dengan harimau, dibanding singa dengan kuda berarti kita telah mengakui bahwa evolusi telah meninggalkan tanda dalam bentuk derajat kekerabatan yang berbeda di antara spesies modern. Karena taksonomi temuan manusia, sehingga taksonomi tidak dapat mengukuhkan spesies yang sama. Akan tetapi pada kasus lain, analisis taksonomi tidak mungkin keliru. Melalui analisis genetik, misalnya mebeberkan bahwa singa dan harimau merupakan kerebat yang dekat dengan latar belakang hereditas yang sangat mirip.

Setiap mahluk hidup multiseluler terdiri atas sel-sel yang mengandung inti sel. Dalam nukleus atau intisel terdapat kromosom. Setiap mahluk hidup memilki jumlah kromosom yang berbeda, seperti manusia memiliki 46 set kromosom. Kromosom terdiri atas DNA yang tersusun oleh gen yang mengkodekan protein berbeda. Setiap kromosom memiliki pasangan kromosom lain yang disebut kromosom homolog. Jadi jumlah kromosom manusia adalah 23 pasang kromosom. Gen terletak spesifik dalam kromosom, missal gen F yang mempengaruhi warna biji terletak pada kromosom nomer satu dan tidak terletak pada kromosom nomor lainnya. Gen memiliki pasangan gen yang disebut alel.

Ketika pembuahan antara sel gamet jantan dan betina terjadi maka akan terbentuk zigot yang memiliki sifat dari kedua induknya. Saat proses tersebut gen mungkin mengalami perubahan sehingga terbentuklah variasi. Variasi  ini dapat merubah struktur dari gen, dan hal ini tidak dapat diperkirakan. Mutasi ini membentuk sebuah organisme yang sedikit memiliki perbedaan dengan organisme lainnya dari jenis yang sama walaupun tidak merubah keseluruhan dari susunan gen dalam sel.

No comments:

Post a Comment