Otot
Semua sel otot mempunyai
kekhususan yaitu untuk berkontraksi. Terdapat lebih dari 600 buah otot pada
tubuh manusia. Sebagian besar otot-otot tersebut melekat pada tulang-tulang
kerangka tubuh, dan sebagian kecil ada yang melekat di bawah permukaan kulit.
Fungsi
sistem otot,
yaitu:
a.
Pergerakan.
Otot
menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot tersebut melekat dan bergerak
dalam bagian organ internal tubuh.
b.
Penopang tubuh dan
mempertahankan postur.
Otot
menopang rangka dan mempertahankan tubuh saat berada dalam posisi berdiri atau
saat duduk terhadap gaya gravitasi.
c.
Produksi panas.
Kontraksi
otot-otot secara metabolis menghasilkan panas untuk mepertahankan suhu tubuh
normal.
Ciri-ciri
sistem muskuler/otot:
a. Kontraksibilitas.
Serabut
otot berkontraksi dan menegang, yang dapat atau tidak melibatkan pemendekan
otot.
b.
Ekstensibilitas.
Serabut
otot memiliki kemampuan untuk menegang melebihi panjang otot saat rileks.
c.
Elastisitas.
Serabut
otot dapat kembali ke ukuran semula setelah berkontraksi atau meregang.
Jenis-jenis otot, yaitu:
a. Otot
rangka
Merupakan
otot lurik, volunter, dan melekat pada rangka, dengan ciri-ciri yaitu:
1) Serabut
otot sangat panjang, sampai 30 cm, berbentuk silindris denganlebar berkisar
antara 10 mikron sampai 100 mikron.
2) Setiap
serabut memiliki banyak inti yang tersusun di bagian perifer.
3) Kontraksinya
sangat cepat dan kuat.
Struktur
Mikroskopis Otot Skelet/Rangka, yaitu:
1) Otot
skelet disusun oleh bundel-bundel paralel yang terdiri dari serabut-serabut
berbentuk silinder yang panjang, disebut myofiber /serabut otot.
2) Setiap
serabut otot sesungguhnya adalah sebuah sel yang mempunyai banyak nukleus
ditepinya.
3) Cytoplasma
dari sel otot disebut sarcoplasma yang penuh dengan bermacam-macam organella,
kebanyakan berbentuk silinder yang panjang disebut dengan myofibril.
4) Myofibril
disusun oleh myofilament-myofilament yang berbeda-beda ukurannya yakni yang
kasar terdiri dari protein myosin dan yang
halus terdiri dari protein aktin/actin.
Gambar. Struktur Otot Lurik
Berdasarkan cara melekatnya pada tulang tendon dibagi 2, yaitu:
a. Origo merupakan tendon yang melekat
pada tulang yang tidak berubah kedudukannya ketika berkontraksi.
b. Insersio¸ merupakan tendon yang
melekat pada tulang yang bergerak ketika otot berkontraksi.
Gambar. Letak tendon pada tulang
Otot
yang dilatih terus menerus akan membesar atau mengalami hipertrofi, contoh
pada binaragawan. Sebaliknya kalau otot tidak digunakan otot akan mengalami
kisut atau mengalami iatrofi.
b.
Otot Polos
Merupakan
otot tidak berlurik dan involunter. Jenis otot ini dapat ditemukan pada dinding
berongga seperti kandung kemih dan uterus, serta pada dinding tuba folopi,
seperti pada sistem respiratorik, pencernaan, reproduksi, urinaria, dan sistem
sirkulasi darah dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1) Serabut
otot berbentuk spindel dengan nukleus sentral.
2) Serabut
ini berukuran kecil, berkisar antara 20 mikron (melapisi pembuluh darah) sampai
0,5 mm pada uterus wanita hamil.
3) Kontraksinya
kuat dan lamban.
Struktur Mikroskopis Otot
Polos
Otot polos tersusun dari
sel-sel yang membentuk kumparan halus. Masing-masing sel memiliki inti yang
terletak ditengah. Kontraksi otot polos tidak melalui kehendak. Sel otot polos
berbentuk memanjang. Kedua ujungnya lancip dengan inti tunggal dan serat
miofibril yang homogen sehingga tidak menggambarkan adanya serat lurik. Bentuk
otot polos tersebut sangat berbeda dengan otot lurik dan otot jantung. Otot
polos dijumpai pada dinding saluran pencernaan makanan, paru-paru, dinding
pembuluh darah pembuluh limfa serta ovarium. Otot polos memiliki sifat lambat
bereaksi terhadap rangsangan tetapi tahan lelah, dan bekerja dipengaruhi saraf
tidak sadar (Gambar 20).
Gambar. Struktur otot polos
c. Otot jantung
Struktur
otot jantung menyerupai otot lurik, tetapi letak inti selnya di tengah. Selain
itu, betuk selnya bercabang. Pada setiap percabangan, terdapat jaringan
pengikat yang dinamakan diskus interkalaris. Otot jantung memiliki ciri-ciri
cepat beraksi terhadap rangsangan, tahan lelah dan dipengaruhi oleh
susunan saraf tidak sadar. Susunana saraf ini adalah saraf kembar (nervus
vagus) yang bersifat parasimpatis. Sel-sel jantung mendapat makanan dari arteri
koronaria. Selama manusia masih hidup, jantung terus menerus berkontraksi dan
jumlah kontraksi setiap menit adalah 72 kali. Kontraksi jantung akan
meningkat dengan rangsangan hormon adrenalin .
Gambar. Otot jantung
Sifat kerja otot
Sifat
kerja otot dibedakan atas:
a.
Antagonis
Antagonis adalah kerja otot
yang kontraksinya menimbulkan efek gerak berlawanan, contohnya adalah:
1. Ekstensor (meluruskan)
dan fleksor (membengkokkan), misalnya otot trisep dan otot bisep.
2. Abduktor (menjauhi
badan) dan adductor (mendekati badan) misalnya gerak tangan sejajar bahu dan
sikap sempurna.
3. Depresor (ke
bawah) dan adduktor (ke atas), misalnya gerak kepala merunduk dan menengadah.
4. Supinator (menengadah)
dan pronator (menelungkup), misalnya gerak telapak tangan menengadah dan gerak
telapak tangan menelungkup.
b.
Sinergis
Sinergis adalah otot-otot
yang kontraksinya menimbulkan gerak searah. Contohnya pronator teres dan
pronator kuadratus.
Mekanisme kerja otot
Kontaksi terjadi
berdasarkan dua filamen di dalam sel otot kontraktil yang berupa filament aktin dan
filament miosin. Rangsangan yang ditrima oleh asetilkolin
menyebabkan aktomiosin mengerut (kontraksi). Kontraksi ini memerlukan energi.
Pada waktu kontraksi, filamen aktin meluncur diantara miosin kedalam zona H
(zona H adalah bagian terang diantara dua pita gelap). Dengan demikian serabut
otot memendek, yang tetap panjangnya ialah pita A (pita gelap) sedangkan pita I
(pita terang) dan zona H bertambah pendek waktu kontraksi.
Ujung miosin dapat mengikat
ATP dan menghidrolisisnya menjadi ADP. Beberapa energi dilepaskan dengan cara
memotong pemindahan ATP kemiosin yang berubah bentuk ke konfigurasi energi yang
tinggi. Miosin yang berenergi tinggi ini kemudian mengikat diri dengan
kedudukan khusus membentuk jembatan silang. Kemudian simpanan energi miosin
dilepaskan, dan ujung miosin lalu beristirahat dengan energi rendah. Pada
saat inilah terjadi relaksasi . Relaksasi ini mengubah sudut perlekatan
ujung miosin menjadi miosin ekor. Ikatan antara miosin rendah dan aktin
terpecah ketika molekul gabung ATP bergabung dengan ujung miosin, kemudian
siklus tadi berulang. Urutan mekanisme gerak otot dapat dilihat pada
Sumber
energi untuk gerak otot
Energi awal yang diperlukan
untuk kontraksi berasal dari ATP yang tersedia di otot. Akan tetapi, ATP yang
tersedia hanya cukup untuk kegiatan otot selama 5 detik. Dalam otot selain ATP
tersedia pula kreatin fosfat yang berenergi yang dimanfaatkan pada waktu
kontraksi otot. Selanjutnya keratin melepaskan energinya. Energi yang
berasal dari ATP dan kreatin fosfat di dalam otot dapat dimanfaatkan untuk
kegiatan otot selama 15 detik. Jika aktivitas otot berlanjut dan persediaan
kreatin fosfat habis, energi diperoleh dari penguraian glukogen yang ada di
otot. Selain dari penguraian glukogen, glukosa darah juga dimanfaatkan sebagai
sumber energi untuk kontraksi otot. Jika energi untuk kegiatan otot secara
aerob tidak mencukupi, prosesglukolisis dipercepat dan terjadi pembentukan asam
laktat.
Asam laktat yang terbentuk
dalam otot akan diuraikan menjadi karbondioksida dan air. Setelah kegiatan otot
berlangsung (selesai), penguraian asam laktat memerlukan oksigen.
Dari uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa energi kontraksi otot diperoleh dari:
a. Sistem fosfagen,
yaitu diperoleh dari persediaan kreatin fosfat dan ATP, cukup untuk kegiatan
otot selama 15 detik, misalnya, lari 100 m.
b. Sistem glikogen,
asam laktat yang menyuplai ATP cukup untuk kegiatan otot selama 30 - 40 detik,
misalnya, lari 400 m.
c. Sistem aerobik.
Energi yang dihasilkan semuanya diperoleh dari respirasi aerob, misalnya joging
No comments:
Post a Comment