EVOLUSI EUKARIOTIK
Sampai saat ini
fosil sel yang merupakan bentuk antara dari prokariotik dengan eukariotik
seluler belum ditemukan. Juga belum diketahui bagaimana organel-organel
terbentuk pada sel eukariotik. Berbagai hipotesis diusulkan untuk menjawab
pertanyaan itu, tetapi hanya dua hipotesis yang umum diterima yaitu hipotesis
autogenik dan hipotesis endosimbiotik.
Hipotesis autogenik atau autogen
dengan terbentuknya organel dalam sel menyatakan bahwa sel prokariotik secara
gradual meningkat kompleksitasnya. Struktur yang kompleks dengan adanya
mitokondria dan plastida-plastida muncul dalam evolusi. Sel yang ada berasal
berasal dari modifikasi dan berlipatnya membran palsma yanag disebut plasma
dalam endoplasma. Melewati generasi demi generasi, organel-organel
mengembangkan struktur dari fungsi yang makin khusus. Hipotesis autogen ini
banyak diterima karena sesuai dengan pandangan ilmiah bahwa proses evolusi
adalah suatu rangkaian perubahan-perubahan kecil yang berakumulasi secara
berangsur-angsur.
Hipotesis endosimbiosis diusulkan
oleh Linn Marqulis pada tahun 1971 yang menyatakan bahwa struktur-struktur
dalam sel eukariotik muncul karena bergabungnya sel prokariotik dari jenis yang
berbeda-beda. Menurut pandangan ini sel-sel prokariotik besar memakan sel yang
lebih kecil, tetapi tidak dicerna, sampai akhirnya terjadi hubungan
endosimbiosis pada fungsi khusus. Selanjutnya sel-sel kecil itu menjadi organel
sel yang tidak lagi berfungsi sendiri. Mitokondria yang semula adalah berupa
bakteria aerobik yang hidup bebas dan mampu melakukan resspirasi aerobik
seluler. Kloroplas yang terdapat pada sel tumbuhan dan euglena dulunya adalah
bakteri fotosintetik yang hidup bebas, yang masih diragukan adalah asal-usul
flagela pada protista yang dikira berasal dari bakteri spiroket yang masuk ke
dalam bakteri yang lebih besar. Butir-butir klorofil zaman ini dulunya adalah
bakteri fotosintetik yang hidup bebas. Mitokondria, kloroplas dan organel
lainnya adlah sel-sel eukariotik yang telah mengalami evolusi jutaan tahun
dalam sel-sel itu.
Bukti-bukti yang mendukung hipotesis
endosimbiosis adalah kenyataan bahwa mitokondria dan kloroplas mengandung
molekul-molekul DNA sendiri. Ribosom dan molekul RNA organel-organel tersebut,
strukturnya khas seperti yang terdapat pada sel-sel eukariotik. Kedua organel
tersebut melakukan sintesis sendiri untuk sebagian dari protein yang
diperlukannya dan ukuran organel-organel tersebut juga sama dengan ukuran
bakteri biasa. Kecenderungan endosimbiosis dan mikroorganisme telah dibuktikan
dengan ditemukannya bakteri spiroket yang suka melekat pada protista eukariotk Mixotrichiaperidoxa yang hidup dalam
usus rayap. Akibatnya protista ini dapat bergerak lebih cepat walaupun selnya
tidak mempunyai mitokondria. Terdapat pula sejenis bakteri lain yang hidup
dalam selnya yang tampaknya berperan sebagi sumber ATP.
Kedua hipotesis tersebut masih dapat
memberikan jawaban yang memuaskan tentang asal-usul organel pada sel-sel
eukariotik sampai dengan ditemukannya di masa yang akan datang fosil-fosil sel
eukariotik dalam bentuk antara yang mungkin melemahkan atau memperkuat
hipotesis itu.
No comments:
Post a Comment