EVOLUSI MONERA ATAU PROKARIOTIK
Dalam evolusi
prokariotik fosil tertua yang ditemukan adalah berupa sel – sel prokariotik
tanpa inti (nukleus), tanpa kromosom dan tanpa organel-organel. Strukturnya
berbeda sekali dengan sel-sel prokariotik zaman sekarang, tetapi lebih mirip
bakteri-bakteri heterotrof yang modern. Bagaimana sel-sel prokariotik purba itu
terbentuk masih belum dapat dipastikan.
Para
ilmuwan evolusionis mengira bahwa molekul-molekul polimer besar seperti protein
dan RNA purba memanfaatkan tersedianya agregat fosfolipida yang terbentuk
membran (membran plasma) menjadi pelindung yang menyebabkan terjadinya
pengaturan keluar masuknya zat tertentu dalam kegiatan kimiawi protein dan RNA
itu (membran semi permeabel).
Dalam
mendapat energi yang diperlukan untuk kegiatan molekul besar itu, maka sel-sel
primitif yang mempunyai bungkus plasma membaran telah memanfaatkan zat-zat
organik yang melimpah dalam laut purba yang tadinya terbentuk secara abiotik
misalnya ATP. Sama seperti mikroba kini yang hidup dalam lumpur (detritivor)
dan bahan organik setengah terurai, bakteri purba itu mungkin semula
memecahkannya menjadi molekul-molekul yang lebih kecil. Selanjutnya bakteri
atau prokariot bersifat heterotrof lalu menggunakan ATP untuk energi dan
molekul organik untuk berfotosintesis.
Pada tahap-tahap selanjutnya
molekul-molekul organik dalam laut purba makin berkurang karena persaingan
antara sel-sel heterotrof yang berkembang biak. Seleksi alam mendukung sel-sel
heterotrof mampu merubah makanan organik menjadi zat-zat yang diperlukan. Dari
sini munculnya secara berangsur-angsur jalur-jalur biokimia. Salah satu jalur
yang muncul secara demikian adalah glikolisis, yaitu yang memecah bahan organik
secara anaerobik dalam menghasilkan ATP. Proses anaerobik ini disebut
fermentasi. Dalam proses itu asam piruvat dihasilkan sebagai produk sampingan.
Fase evolusioner selanjutnya terjadi
karena makin berkurangnya molekul-molekul organik abiotik dalam lautan. Bahan
makanan yang mungkin digunakan adalah molekul-molekul anorganik. Varian-varian
bakteri heterotrof purba yang memecah molekul anorganik untuk mendapat energi
menjadi dominan dalam populasi misalnya bakteri kemoautotrof metanogen yang mendapat
energi dari ikatan kovalen metan untuk emmbuat molekul organik dan CO2
dan H2 (bakteri metanogen).
Kemudian, muncul pula bakteri
fotoautotrof yang dengan memanfaatkan energi cahaya matahari kira-kira tiga
miliar tahun yang lalu. Bakteri-bakteri jenis ini menggunakan sinar matahari
yang dirubah menjadi energi kimai dalam ikatan atom-atom karbon yang berasal
dari CO2 menjadi molekul organik. Sumber atom H
untuk mereduksi CO2 bukanlah H2O tetapi H2S. Bakteri
jenis ini mirip bakteri belerang hijau dan belerang ungu yang ada di masa
sekarang. Bakteri-bakteri belerang menggunakan H2S sebagai sumber
atom H dan tidak menghasilkan oksigen,
serta mempunyai fotosistem I yang dapat melakukan fotofosforilasi siklik.
Cyanobakteria (dulu dinamakan
ganggang Cyanophyceae) muncul kurang lebih 2,5 miliar tahun lalu. Bakteri
autotrof yang lebih maju ini menggunakan air sebagai sumber atom H dan telah
mempunyai fotosistem I dan fotosistem II yang bekerja dalam rangkaian
fosforilasi non siklik. Mereka lebih banyak mengambil energi untuk oksida dari
molekul O2 yang dulunya
beracun untuk organismme, tetapi oleh tekanan seleksi akhirnya menggunakan O2
untuk respirasi seluler aerobik. Evolusi monera atau bakteri berkembang seperti
terlihat pada filogeni prokariotik.
No comments:
Post a Comment