Powered By Blogger

Thursday 30 May 2013

KESULITAN PADA TEORI DARWIN

KESULITAN PADA TEORI DARWIN

Terbitnya buku Darwin menimbulkan gejolak intelektual yang hebat. Yang bereaksi menentang teori evolusi tak hanya tokoh gereja dan pemikir-prmikir konservatif, tetapi juga dari beberapa ilmuwan biologi di zaman itu. Salah satu bab dalam buku he Origin of Species”, yaitu  Difficulties on Theory (Kesulitan pada Teori) pun Darwin mengungkapkan kelemahan-kelemahan teorinya.Darwin sangat hati-hati dan cukup bijaksana dalam menanggapi dan menganalisis keberatan-keberatan terhadap teori evolusinya. Kebanyakan dari tantangan itu tak lagi menarik tetapi sebagian membantu penyelesaian beberapa hal penting yang menuntun ke arah perlunya penelitian lebih lanjut. Ia menanggapinya dengan memberikan asumsi-asumsi berdasarkan contoh-contoh makhluk hidup yang pernah ia amati.

Pertanyaan yang diungkapkan pada bab Difficulties on Theory antara lain :
1.    Jika spesies memang  berasal dari spesies lain melalui perubahan yang bertahap, mengapa kita tidak menemukan bentuk transisi di manapun? Mengapa tidak seluruh alam hidup dalam kekacauan saja dan bukannya hanya meninggalkan seperti yang kita lihat sekarang?
Jawaban Darwin :
-     Tidak seperti pemikiran para ahli geologi, Darwin memperkirakan bahwa catatan geologis dan jumlah spesimen yang terdapat di seluruh museum tidak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan berbagai generasi spesies yang ada di muka bumi.  Dan karena catatan geologis yang kita miliki sangat tidak sempurna, maka kita juga tidak berhak untuk berharap bisa menemukan adanya berbagai hubungan lain

-     Jika ada dua, tiga, atau lebih bentuk-bentuk kehidupan perantara yang ditemukan, maka mereka oleh para naturalis biasanya dikelompokkan sebagai spesies baru, khususnya bila perbedaan yang ditemukan dalam sub tahap geologis yang berbeda, meskipun perbedaan yang ditemukan dari spesies yang ditemukan itu sangat kecil.
-     Banyak spesies yang selama terbentuknya tidak pernah mengalami perubahan tetapi langsung punah tanpa meninggalkan keturunan; dan periode di mana spesies mengalami perubahan, meskipun dalam ukuran tahun bisa dikatakan sangat lama, namun mungkin terlalu singkat bila dibandingkan dengan periode di mana mereka tidak mengalami perubahan. 

2.    Apakah mungkin bahwa seekor hewan yang memiliki struktur kebiasaan seekor kelelawar dapat dibentuk dengan modifikasi binatang lain yang memiliki struktur dan kebiasaan yang amat berbeda? Dapatkah kita percaya bahwa seleksi alam di satu pihak dapat menghasilkan sebuah organ yang tidak begitu penting seperti halnya ekor jerapah yang berfungsi sebagai pengusir lalat, dan di pihak lain organ yang sangat penting seperti mata?
Jawaban Darwin :
Jika banyak tingkatan-tingkatan, mulai dari mata yang sempurna dan kompleks hingga yang kurang sempurna dan sederhana (namun masing-masing berguna bagi pemiliknya) dapat diungkap; dan lebih jauh, jika mata bervariasi walau hanya sedikit, dan variasi itu diwariskan; dan jika variasi dan modifikasi organ itu berguna bagi hewan yang berada pada kondisi kehidupan yang berubah, maka kesulitan untuk mempercayai bahwa sebuah mata yang sempurna dan kompleks dapat terbentuk dari seleksi alam (walaupun sulit untuk dibayangkan) hampir dapat dianggap nyata.

Darwin mencontohkan gelembung renang pada ikan sebagai penguat argumennya. Ia mengemukakan bahwa terdapat jenis ikan dengan insang atau brachiae yang menghirup oksigen yang terlarut dalam air, dan mereka juga menghirup oksigen bebas dalam gelembung renang mereka. Gelembung renang memiliki dictus pneumaticus sebagai saluran penyuplai udara, dan telah hampir dipisahkan oleh sekat pembuluh darah. Pada kasus tersebut, satu ataupun dua organ dapat mudah dimodifikasi dan disempurnakan dengan bantuan modifikasi organ lain, kemudian mungkin organ lain tersebut dapat berkembang dan menjalankan fungsi yang berbeda atau mungkin malah tereduksi. Darwin menganggap gelembung renang pada ikan adalah contoh yang baik, karena menunjukkan fakta penting bahwa sebuah organ yang tadinya berfungsi sebagai pelampung mungkin dapat berubah fungsi menjadi alat respirasi. Semua ahli fisiologi menyatakan bahwa gelembung renang homolog dari segi posisi dan struktur paru-paru dari hewan vertebrata di tingkat yang lebih tinggi.  

3.    Dapatkah insting diperoleh melalui seleksi alam? Apa dapat kita katakan mengenai insting yang telah mendorong lebah untuk membuat sarang, dan yang secara praktis telah mengantisipasi penemuan para ahli matematika yang berbobot?
Jawaban Darwin :
Darwin beranggapan bahwa insting, walau dalam waktu yang sangat panjang dan hanya memberi sedikit perbedaan hasil, dapat berubah karena menyesuaikan dengan kondisi lingkungan. Ia memberikan satu contoh mengenai sangat kecilnya perbedaan struktur sel atau ruangan pada sarang lebah madu (hive-bee) dengan dengan sarang Melipona Meksiko, lebah yang dianggap memiliki struktur intermediet antara hive-bee dengan humble-bee walau lebih mirip dengan humble-bee. Darwin menganalisis struktur sarang yang dibuat oleh  humble-bee adalah yang paling sederhana (menyimpan madu pada bekas kokon/kepompong mereka dan membuat sekat lilin melingkar yang tak teratur) dibandingkan Melipona yang struktur sel/ruangan sarangnya berbentuk lingkaran dengan ukuran yang mirip hive-bee, hingga yang paling sempurna yaitu hive-bee dengan struktur sel/ruangan sarangnya heksagonal dan paling efisien dalam menghemat tempat dan lilin. Perubahan insting pembentukan sarang tersebut diasumsikan Darwin berkaitan dengan ketersediaan nektar bunga yang berbanding lurus dengan produksi wax/lilin pembenuk sarang. Persediaan nektar pada musim dingin akan lebih sedikit, sehingga lebah yang berada pada lokasi tersebut lama-kelamaan akan beradaptasi dengan menghemat penggunaan wax/lilin dan membuat ruangan sarang heksagonal yang efisien. Tentunya insting tersebut diperoleh deangan tahapan dan proses yang panjang.

4.    Bagaimana kita dapat menjelaskan spesies, yang jika disilangkan menjadi steril dan menghasilkan keturunan yang steril, sedangkan ketika varietas disilangkan kesuburannya tidak akan surut?
Jawaban Darwin :
Melihat pada beberapa fakta dalam persilangan tumbuhan maupun hewan, maka Darwin menyimpulkan bahwa beberapa tingkatan sterilitas merupakan hasil yang umum terjadi baik pada induk persilangan pertama maupun hibridnya, namun hal tersebut (dalam tingkatan pengetahuan kita saat ini) tidak dapat dinyatakan sebagai suatu hal yang universal (masih terdapat kemungkinan-kemungkinan lain). Terlebih lagi, sebagian besar varietas hasil ujicoba/eksperimen telah dihasilkan dari kondisi terdomestikasi, dah hal tersebut dianggap Darwin sebagai salah satu ‘celah’ pengurangan sterilitas pada persilangan di samping faktor-faktor lainnya seperti sedikit perubahan kondisi kehidupan, dan biakan yang memiliki bentuk atau varietas yang sedikit termodifikasi dari hasil persilangan meningkatkan kekuatan dan fertilitas.

Namun, terlepas dari jawaban-jawaban Darwin, dari sudut pandang biologi, masih ada tiga masalah yang tak bisa dijelaskan oleh Darwin yaitu :

1.    Sumber Variasi dalam Populasi
Dari mana asalnya variasi-variasi yang terdapat dalam suatu populasi, tak dapat dijelaskan oleh Darwin, karena pada zaman itu prinsip genetika dan pewarisan sifat belum ditemukan. Seleksi alam, meupun seleksi buatan hanya dapat bekerja pada populasi yang memiliki variasi genetik. Bila individu-individu dalam suatu populasi adalah seragam, misalnya populasi monozigotik, maka seleksi tak ada pengaruhnya. Hal ini telah dibuktikan oleh Wilhelm Johansen (ahli biologi Denmark) dengan peneliitiannya pada kacang buncis. Dia menemukan bahwa seleksi tidak efektif bila dilakukan pada buncis yang seragam ukuran bijinya, tetapi baru berhasil pada populasi campuran dari berbagai ukuran.

2.    Penurunan Sifat dari Induk ke Anak
Darwin dan ilmuwan lainnya pada zamannya menganut teori pewarisan sifat melalui darah. Pikiran yang populer ini menganggap bahwa darah dari induk atau orang tua bercampur dalam darah anak-anaknya (pan genesis). Bila hal itu benar, maka reproduksi seksual dangan cepat akan merusak atau menghilangkan variabilitas genetik dalam beberapa generasi. Sebagai contoh, suatu populasi terdiri dari individu-individu dengan ukuran badan ada yang tinggi, sedang, dan pendek. Populasi ini dianggap pan genesis untuk tinggi badan dan bila tidak ada sifat memiliki dalam perkawinan dalam anggota populasi, maka sifat tinggi badan makin berkurang dari generasi ke generasi sampai tinggi sama. Selanjutnya dapat menjadi suatu ras murni atau galur murni. Pada ras murni tekanan seleksi tak akan berpengaruh sama sekali karena tidak ada variasi.

Keberatan seperti itu telah dikemukakan olah Fleming, seorang insinyur kepada Darwin pada tahun 1867. Permasalahan tentang kekuatan atas teori Darwin tak selesai sampai dengan penemuan Gregory Mendel di era new Darwinisme. Mendel menemukan bahwa pewarisan sifat tidaklah melalui darah yang bercampur, tetapi oleh unit-unit pewarisan sendiri yang memisah secara independent yang kemudian dinamakan gen. Darwin tak mempelajari penemuan Mendel, meskipun telah dikemukakan pada tahun 1865.

3.    Peranan Peluang dalam Evolusi
Keberatan lain terhadap teori evolusi Darwin tentang evolusi adalah peranan peluang atau kesempatan. Sebagai contoh adalah suatu organ yang kompleks pada suatu organisme, misalnya mata manusia. Mata tersusun dari berbagai bagian yang terkoordinasi dalam menghasilkan pengelihatan atau visi. Rusaknya atau tidak adanya salah satu bagian mata akan menyebabkan kebutaan atau gangguan pengelihatan. Bagaimana cara seleksi alam merangsang atau mengatur pembentukan struktur mata, di mana  mata tak akan berguna sebelum semua bagiannya telah terbentuk dan terpasang dengan tepat?

Mata manusia atau organ yang kompleks lainnya muncul lengkap dalam bentuk rumit, lalu telah jadi sempurna oleh peluang. Nenek moyang hominid telah mempunyai mata, setidaknya sejak masih berbentuk “ikan” pada 500 juta tahun yang lalu. Mata demikian walaupun belum selengkap mata manusia sekarang, pasti telah berfungsi bagi pemiliknya. Seleksi alam mempunyai peluang yang banyak sekali untuk modifikasi da secara bertahap memperbaiki struktur dan fungsi mata itu.

No comments:

Post a Comment