Powered By Blogger

Monday 20 May 2013

DUNIA DNA

DUNIA DNA

Molekul DNA beruntai ganda mempunyai struktur yang lebih stabil dibandingkan ssRNA. Karena lebih menguntungkan bagi system kehidupan untuk menyimpan informasi yang dapat diwariskan di dalam molekul DNA daripada molekul RNA. Gugus 2” OH pada RNA dapat menyerang ikatan fosfodiester yang berada didekatnya sehingga membuat RNA menjadi jauh lebih stabil dari pada DNA. Proses autokatalitik ini barangkali dipercaya oleh kondisi-kondisi yang keras pada bumi primitif. Seiring semakin kompleksnya sel-sel ukuran genomnya juga harus meningkat. Jika eugenot pertama memiliki genot RNA yang tersegmentasi, setidaknya satu genom dari tiap segmen harus ada di dalam tiap sel anaknya agar sel tersebut dapat sintas (survive). Untuk meningkatkan probabilitas sel-sel anakan memperoleh genom yang utuh, seleksi alam akan lebih memilih produksi genom polisistroni, akan tetapi semakin besar segmen genomik RNA, semakin tidak stabil pula RNA tersebut sebagai sifat autokatalitiknya, jadi merupakan suatu keuntungan bagi molekul DNA polisistronik stabil untuk mengambil alih fungsi genomic dari RNA dan membiarkan RNA melakukan fungsi-fungsi yang tidak memerlukan molekul-molekul yang berusia panjang. Sel-sel tak bernukleus pertama yang mengandung genom DNA (dan semua sel semacam itu yang muncul berikutnya) disebut prokariota.

Setidaknya diperlukan empat proses utama untuk menyelasaikan transisi ini, yaitu (1) sintesis monomer DNA oleh ribonukleotida difospat reduktase; (2) transkripsi balik dari genom RNA menjadi polimer DNA; (3) replikasi genom DNA oleh DNA polymerase; dan (4) transkripsigenom DNA menjadi molekul RNA fungsional (nongenomik) seperti tRNA, mRNA, dan rNA.

Gen-gen yang terpisah pada sel eukariotik modern terdiri dari daerah pengkode (ekson) dan daerah yang bukan pengkode (intron. Terselingnya gen-gen oleh intron menawarkan suatu keuntungan evolusioner. Tampaknya,ekson-ekson dari gen yang berbeda kadangkala dapat direkombinasi melalui mekanisme-mekanisme alami untuk mengkode protein dengan fungsi yang berbeda namun mempunyai domain-domain asam amino yang mirip. Tiap domain tersebut mempunyai fungsi spesifik (misalnya sebagai tempat pengikatan reseptor, pembentukan heliks- α dan lain-lain) proses ini disebut pengocokan akson (exon shuffling), tampaknya telah digunakan secara luas di dalam dunia DNA eukariota awal. 

No comments:

Post a Comment