KERUNTUHAN POHON KEKERABATAN
Skenario
“pohon kekerabatan manusia” telah terbantahkan oleh bukti-bukti fosil. Sekarang telah diketahui bahwa
spesies-spesies yang dinyatakan sebagai nenek moyang satu sama lain sebenarnya hanyalah ras-ras
berbeda yang hidup di masa yang sama.
Skenario “evolusi
manusia” ternyata sama sekali rekaan. Agar pohon kekerabatan semacam ini ada, evolusi perlahan dan bertahap dari kera
ke manusia haruslah terjadi dan catatan fosil dari proses ini haruslah pernah ada. Tetapi, terdapat
jurang sangat lebar yang memisahkan kera dari manusia. Struktur rangka, volume otak, dan ciri lain
seperti berjalan tegak atau membungkuk rendah ke depan adalah hal-hal yang
membedakan manusia dari kera.
Penemuan
penting lain yang membuktikan pohon kekerabatan seperti ini tidaklah mungkin
terjadi di antara spesies-spesies yang berbeda
ini adalah kenyataan bahwa spesies yang dinyatakan sebagai nenek moyang bagi spesies yang lain
ternyata hidup pada saat yang bersamaan. Jika, sebagaimana pernyataan evolusionis, australopithecines
berubah menjadi Homo habilis dan bila mereka pada gilirannya berubah menjadi Homo
erectus, maka zaman di mana mereka hidup sudah seharusnya saling berurutan. Tetapi, pada kenyataannya
tidak terdapat urutan kronologis seperti ini.
Pakar
antropologi evolusionis, Alan Walker, membenarkan kenyataan ini dengan
menyatakan: “terdapat
bukti dari Afrika Timur tentang keberadaan individu-individu kecil
Australopithecus yang terakhir
kali hidup, yang pertama-tama sezaman dengan Homo habilis, dan kemudian dengan
Homo erectus.”
Louis Leakey telah menemukan fosil-fosil Australopithecus, Homo
habilis dan Homo erectus
hampir berdampingan satu sama lain di daerah Olduvai Gorge, lapisan Bed II.
Kendatipun
seorang evolusionis, pakar paleontologi dari Harvard University, Stephen Jay
Gould, menerangkan kebuntuan evolusi ini:
“Apa
yang terjadi pada pohon kekerabatan kita jika terdapat tiga kelompok makhluk
homo yang hidup
pada saat yang sama (A. africanus, australopi-thecines yang tegap, dan Homo
habilis), tak satu pun
dari mereka yang dengan jelas menurunkan yang lain? Selain itu, tak satu pun
dari ketiganya memperlihatkan
kecenderungan evolusi selama masa hidup mereka di bumi.
Bila
kita bergeser dari Homo erectus ke Homo sapiens, kita akan
kembali mengetahui bahwa tidak
terdapat pohon kekerabatan yang dapat diperbin-cangkan. Terdapat bukti yang
menunjukkan Homo
erectus dan Homo sapiens kuno hidup hingga 27.000 tahun
dan bahkan 10.000 tahun sebelum waktu
sekarang ini. Di rawa Kow di Australia, telah ditemukan tengkorak Homo
erectus berusia sekitar 13.000
tahun. Di pulau Jawa, ditemukan tengkorak Homo erectus yang berumur
27.000 tahun.
Berbagai
penemuan ini menunjukkan bahwa makhluk yang dikemukakan sebagai “nenek moyang manusia” oleh teori evolusi ternyata
adalah spesies-spesies punah yang sama sekali tidak berhubungan satu dengan yang lain atau ras-ras
manusia yang hilang.
No comments:
Post a Comment