Powered By Blogger

Wednesday 1 May 2013

PERTENTANGAN NGC DAN PANDANGAN LAMARCK TENTANG EVOLUSI


PERTENTANGAN NGC DAN PANDANGAN LAMARCK TENTANG EVOLUSI

Dalam dokumenter di NGC, mula-mula 
terdapat pengantar dari antropolog Ian Tattersall. 
Diantara pernyataan awalnya adalah pendapat, 
“Human evolution did not happen as the result of needs, 
it was entirely coincidental.” (“Evolusi manusia tidak 
terjadi arena kebutuhan, melainkan benar-benar 
kebetulan”) Namun kebutuhan yang mungkin 
telah menyebabkan manusia-kera berevolusi 
menjadi manusia kemudian digambarkan 
berulang kali dalam menit-menit penayangan 
selanjutnya. Inilah salah satu kontradiksi yang 
paling jelas dalam keseluruhan acara.

Sebenarnya, kontradiksi seperti ini dialami 
oleh banyak evolusionis, bukan hanya NGC atau 
Ian Tattersall. Untuk menjelaskan lebih lanjut 
akan hal ini. Mari kita simpulkan perbedaan 
antara konsep “evolusi sebagai akibat kebutuhan” 
dan “evolusi sepenuhnya sebagai hasil sebuah 
kebetulan” (meskipun keduanya nyata-nyata 
dongeng tidak ilmiah). 

Sebelum Darwin, figur penting lain mengajukan 
model evolusi dalam subyek tentang asal-usul 
makhluk hidup: ahli biologi Perancis Jean-Baptiste 
Lamarck. Pendapat Lamarck agak berbeda dengan 
pandangan evolusionis masa kini. Dalam 
pandangannya, keharusan atau kebutuhan 
mempengaruhi organ-organ hewan itu sendiri. 
Mari kita lihat ilustrasi pendapat Lamarck dengan 
contoh leher jerapah. Menurut teorinya, leher 
jerapah pertama sama panjangnya dengan leher 
kijang atau rusa. Namun, jerapah yang mengalami 
kekurangan makanan berusaha mencapai sumber 
makanan yang lebih banyak di pohon-pohon yang 
lebih tinggi. Suatu kebutuhan telah muncul. 
Sebagai akibatnya, leher jerapah yang ingin 
mencapai puncak-puncak pohon tumbuh lebih 
panjang.

Lamarckisme mendasarkan pendapatnya 
pada “penurunan sifat bawaan”. Dengan kata lain, 
jerapah yang mencoba mencapai pohon-pohon 
yang tinggi selama hidupnya seharusnya dapat 
menurunkan sifat ini kepada keturunannya. 
Namun, dengan penemuan hukum genetika, 
dapat dilihat bahwa sifat yang didapat tidak dapat 
diturunkan sama sekali.

Sebagai akibatnya, Lamarckisme telah dianggap 
tidak sesuai secara ilmiah di awal abad kedua 
puluh. Namun evolusionis terus mengajukan 
pandangan-pandangan Lamarck dari waktu ke 
waktu. Di satu fihak ketika terjadi kritik pedas 
terhadap Lamarck, skenario mereka mengenai 
asal-usul kehidupan masih menunjukan tanda-tanda 
kekuatannya. Mitos tentang kaki depan 
yang bebas untuk membuat perlengkapan, 
membuat manusia menjadi makhluk bipedal 
(berjalan dengan dua kaki), pendapat bahwa 
manusia Neanderthal berevolusi agar dapat hidup 
di iklim dingin, sebagaimana diajukan oleh NGC, 
dan bahwa Australopithecus berevolusi agar 
beradaptasi dengan lingkungannya saat hutan 
lebat mulai menipis –semuanya berpegang pada 
asumsi bahwa evolusi terjadi karena kebutuhan.

Alasan mengapa pendukung evolusi menggunakan 
istilah-istilah paham Lamarck di satu sisi, 
sementara di sisi lain mengkritik pendapatnya 
habis-habisan, adalah: menurut teori evolusi, agar 
seekor monyet dapat berdiri di atas kedua kakinya, 
misalnya, ia harus mengalami mutasi yang akan 
menyebabkan perubahan sensitif pada kerangkanya, 
dan lebih jauh lagi tidak akan menyebabkan 
kerusakan apapun. Hal ini dalam skenario 
apapun tidak mungkin terjadi. Membutuhkan 
mutasi kebetulan yang terjadi pada waktu yang 
tepat saat makhluk hidup tersebut sedang 
membutuhkannya, dan ini harus terjadi berulangkali 
lagi pada anggota spesies yang sama, 
sehingga menyebabkan perkembangan sedikit 
demi sedikit setiap kali. Kemustahilan skenario 
ini hanya mempertegas hal-hal tidak masuk akal 
dari seluruh konsep evolusi.

Di muka umum evolusionis menolak untuk 
mengatakan bahwa “ada evolusi yang terjadi karena 
kebutuhan”, namun di bawahnya, mereka sebenarnya 
mendukung pendapat ini.

No comments:

Post a Comment