Powered By Blogger

Saturday 4 May 2013

FRANCIS GALTON: INSPIRASI DI BALIK PEMBUNUHAN EGENETIKA


FRANCIS GALTON: INSPIRASI DI BALIK PEMBUNUHAN EGENETIKA

Ideologi abad ke-19 lainnya yang penting, yang membantu meletakkan dasar-dasar fasisme abad ke-20, adalah Francis Galton, dikenal sebagai pendiri teoriegenetika.

Kita telah membahas konsep egenetika. Konsep ini memandang manusia sebagai spesies hewan dan merupakan hasil dari sebuah mentalitas yang mengkhayalkan kaidah hewan diterapkan juga kepada manusia. Konsep ini memegang kepercayaan bahwa ras manusia dapat dikembangkan dengan metode pemeliharaan keturunan, seperti yang dilakukan pada anjing atau sapi. Berdasarkan teori ini, masyarakat yang sakit dan cacat harus dicegah agar tidak berketurunan, (bahkan jika perlu, mereka harus dibunuh), dan orang-orang yang sehat harus dibuat lagi sebanyak mungkin untuk menjamin generasi-generasi selanjutnya yang kuat dan sehat. Kebijakan ini adalah kebijakan yang diterapkan oleh negara-kota Sparta, dan dipertahankan oleh Plato.

Dengan dominasi agama Kristen, egenetika dipindahkan ke dalam rak sejarah yang berdebu. Hingga buku Darwin The Origin of Species diterbitkan. Darwin memuat bab-bab pembuka bukunya dengan topik pemeliharaan hewan, mengarahkan perhatian kepada para peternak yang mengembangbiakkan kuda dan sapi yang lebih produktif, dan kemudian mengemukakan bahwa metode-metode ini dapat dilakukan pada manusia. Pada akhirnya, adalah keponakan Darwin, Francis Galton, yang memperluas jalan bagi egenetika yang telah dibuka oleh pamannya, dan yang membawa topik ini ke tingkat dunia dengan merumuskannya dalam program yang komprehensif.

Seperti kita dapat bayangkan, Galton adalah pendukung dan pengikut Darwin yang sangat fanatik. Dalam otobiografinya Memories of My Life, ia menulis:

Penerbitan buku The Origin of Species karya Charles Darwin pada tahun 1859 membuka jaman baru yang penting dalam perkembangan mentalku, seperti halnya dalam pikiran manusia pada umumnya. Pengaruhnya menghancurkan rintangan dogmatis yang begitu banyak dengan satu pukulan, dan membangkitkan semangat pemberontakan terhadap semua otoritas kuno dengan berbagai pernyataan positif dan tanpa bukti mereka yang bertentangan dengan ilmu pengetahuan modern.

Konsep-konsep yang diej ek ol eh Galton sebagai rintangan dogmatis danotoritas kuno adalah sistem dan keyakinan reli gius. Dengan kata lain, Darwin menyebabkan titik balik yang hebat pada diri Galton, membuat ia melepaskan kepercayaannya, dan berpaling pada ateisme dan rasisme, sisa-sisa paganisme.

Selain Darwin, Galton juga dipengaruhi oleh ideolog evolusionis lainnya, yakni ahli ilmu fisika Prancis Paul Broca, yang mengemukakan bahwa kecerdasan manusia berhubungan langsung dengan ukuran otak, dan karenanya, juga ukuran kepala. Untuk membuktikan hal ini, ia membongkar kuburan-kuburan di Paris dan mengukur beratus-ratus tengkorak. Galton menyatukan takhyul Borca mengenai ukuran otak ini yang kemudian terbukti benar-benar keliru dengan filsafatpengembangbiakan hewan dari Charles Darwin. Hasilnya adalah teoriegenetika, yakni bahwa ras-ras tertentu dari umat manusia lebih unggul dari ras-ras lainnya, dan bahwa ras unggul tersebut harus dijaga agar tak tercemar oleh ras-ras rendahan.

Galton pertama kali menerbitkan gagasan-gagasannya pada 1869, dalam bukunya Hereditary Genius. Buku itu membahas sejumlah kejeniusan dalam sejarah Inggris dan mengklaim bahwa mereka memiliki ciri-ciri rasial murni. (Di antara para Jenius ini, ia tidak lupa mengikutsertakan pamannya, Charles Darwin). Berkenaan dengan klaim itu, Galton kemudian menyatakan bangsa Inggris secara bawaan memiliki darah yang unggul dari ras-ras lain, dan perlu diambil langkah-langkah perlindungan agar darah itu tidak tercemar. Ia menganggap teori -teori ini dapat diterapkan tidak hanya pada bangsa Inggris, tetapi juga semua ras. Penulis KanadaIan Taylor mengungkapkan hal ini dalam bukunya In the Minds of Men, di mana ia mengingatkan efek sosial dari Darwinisme:

Yang ia (Galton) kini punyai adalah klaim bahwa ras-ras tertentu unggul secara bawaan dan keunggulan mereka ditentukan selamanya sej ak dulu hingga nanti… . Kesimpulan berikutnya dari argumen Galton adalah bahwa demi masa depan umat manusia, pencemaran kelompok gen unggul yang berharga karena percampuran dengan keturunan rendahan harus dihentikan dengan segala cara.

Galton menyatakan bahwa langkah-langkah hukum harus dilakukan untuk mencegah ras-ras rendahan mengotori ras-ras unggul. Menurutnya, perkawinan harus diatur secara hukum. Untuk menamai teori rasis-evolusionisnya ini, Galton melihat ke dunia pagan yang pernah mempraktikkan ideologi serupa. Galton-lah yang menci ptakan dan pertama kali menggunakan kata egenetika, dari bahasa Latin yang artinya kelahiran baik. Tak terelakkan, mereka yang mempercayai Darwinisme, pastilah juga mempercayai egenetika. Akhirnya, Masyarakat Edukasi Egenetika didirikan tahun 1907, bermarkas di Departemen Statistika Universitas College, London. Pada tahun 1926, namanya disederhanakan menjadi Masyarakat Egenetika.

Masyarakat egenetika menyatakan bahwa semua orang cacat harus “disterilkan. Putra Charles Darwin, L eonard Darwin, adalah ketua organisasi ini sejak tahun 1911 hingga 1928, dan merupakan anggota paling aktif.

Setelah di Inggris, egenetika mulai meraih dukungan di Amerika Serikat. Kelompok-kelompok evolusionis di sana melakukan banyak sekali propaganda mengenai hal ini pada tahun 1920-an dan 1930-an, dan beberapa negara bagian tertentu mensahkan undang-undang yang dikenal dengan Undang-Undang Sterilisasi. Undang-undang ini mengijinkan pensterilan laki-laki dan perempuan yang diyakini secara genetis lemah atau sakit.

Undang-undang tersebut saat ini dipandang di Amerika Serikat sebagai contoh kerugian rasisme. Bahkan, gagasan ini sekarang dianggap sebagai takhyul yang sama sekali bertentangan dengan fakta-fakta ilmu pengetahuan. Projek genom manusia telah memperlihatkan bahwa perbedaan genetik antara ras-ras dan individu-individu sangat kecil, dan bahwa sangat bodoh bila mencoba membuat kebijakan reproduksi berdasarkan hal itu. Ras-ras manusia diciptakan setara oleh Allah. Dalam Al Quran, Allah berfirman:

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al Hujuraat, 49:13)

Orang-orang yang lemah dan sakit secara genetis harus diperlakukan dengan penuh kasih sayang, dilindungi dan dirawat, bukannya disterilkan. Namun alih-alih melakukan pendekatan ini, yang diungkapkan Allah sebagai kewajiban moral religius, dunia Barat pada awal abad ke-20 malah berpaling pada egenetika, sebuah produk paganisme dan teori evolusi. Dan, skala kebiadaban yang diakibatkan oleh teori pagan-evolusioner ini akan terungkap ketika kita mencermati kasus Jerman.

No comments:

Post a Comment