Powered By Blogger

Saturday 4 May 2013

KAUM FASIS DALAM DUNIA PAGAN


KAUM FASIS DALAM DUNIA PAGAN

Pada dasarnya, sebagai budaya pagan, agama dalam periode pra-Kristen adalah politeistik. Orang-orang Eropa meyakini bahwa tuhan-tuhan palsu yang mereka sembah melambangkan berbagai kekuatan atau aspek kehidupan, dan yang terpenting adalah para dewa perang, sangat mirip dengan yang muncul di dalam hampir setiap masyarakat pagan.

Tingginya martabat para dewa perang dalam kepercayaan pagan karena masyarakat ini memandang kekerasan sebagai suatu yang sakral. Orang-orang pagan pada dasarnya biadab dan terus-menerus hidup dalam keadaan perang. Membunuh dan menumpahkan darah atas nama bangsa mereka dianggap sebagai sebuah kewajiban suci. Hampir segala macam kekejaman dan kekerasan dibenarkan dalam paganisme. Tidak ada dasar etika untuk melarang kekerasan atau kekejaman. Bahkan Roma, yang dianggap sebagai negara paling beradab di dunia pagan, merupakan tempat di mana manusia dipaksa bertarung hingga mati atau dicabik-cabik oleh binatang buas. Kaisar Nero naik ke tahta dengan membunuh tak terbilang orang, termasuk ibu, istri, dan saudara tirinya sendiri. Ia melemparkan para penganut Kristen ke arena untuk dilahap binatang-binatang buas, dan menyiksa ribuan orang semata-mata karena kepercayaan mereka. Salah satu contoh kebengisannya adalah bagaimana ia memerintahkan pembakaran kota Roma, sembari bermain lira dan melihat pemandangan mengerikan itu dari jendela istananya.

Meskipun Roma terbenam dalam budaya kekerasan, bangsa-bangsa barbar dan pagan di utara, seperti Vandal, Goth dan Visigoth, masih lebih biadab lagi. Di samping menjarah Roma, mereka tetap saling menghancurkan. Di dunia pagan kekerasan berkuasa, segala jenis kebrutalan diperbolehkan, dan etika sama sekali diabaikan.

Contoh terbaik tentang sistem fasis di dunia pagan, dalam pengertian modern, adalah negara-kota Sparta di Yunani.

No comments:

Post a Comment