Powered By Blogger

Friday 3 May 2013

WAJAH PALSU


WAJAH PALSU

Walaupun para evolusionis tidak berhasil menemukan bukti ilmiah untuk mendukung teori mereka, mereka sangat berhasil dalam satu hal: propaganda. Unsur paling penting dari propaganda ini adalah gambar-gambar palsu dan bentuk tiruan yang dikenal dengan “rekonstruksi”.

Rekonstruksi dapat diartikan sebagai membuat lukisan atau membangun model makhluk hidup berdasarkan satu potong tulang yang ditemukan dalam penggalian. “Manusia-manusia kera” yang kita lihat di koran, majalah atau film semuanya adalah rekonstruksi. Yang perlu dicermati di sini adalah seberapa ilmiahkah gambar-gambar tersebut. Oleh karena fosil biasanya ditemukan dalam keadaan tidak tersusun dan tidak lengkap, rekaan apa pun yang didasarkan padanya kemungkinan besar hanyalah hasil khayalan. Pada kenyataannya, rekonstruksi yang dibuat para evolusionis berdasarkan pada sisa-sisa fosil, telah dipersiapkan dengan tepat sesuai dengan tujuan evolusi.

Di sini, kita harus mencermati satu hal penting: pengkajian berdasarkan sisa-sisa tulang tidak dapat mengungkap “jaringan lunak” dari makhluk hidup yang telah mati. Rambut, kulit, hidung, telinga, bibir, atau ciri-ciri muka yang lain dari makhluk hidup tidak dapat ditentukan dari peninggalan tulangbelulangnya. Bagi pendukung gigih evolusi, untuk merancang makhluk hidup khayalan dengan membentuk jaringan-jaringan lunak sebagaimana yang ia inginkan sangatlah mudah. Earnest A.

Hooton dari Harvard University, menerangkan hal ini sebagai berikut:

Usaha untuk mengembalikan jaringan lunak adalah pekerjaan yang sungguh lebih berbahaya. Bibir, mata, telinga dan ujung hidung tidak meninggalkan petunjuk pada bagian-bagian tulang yang berada di bawahnya. Dengan alat bantu yang sama, anda dapat menyerupakan tengkorak Neanderthaloid dengan ciri-ciri simpanse atau wajah seorang filsuf. Seluruh restorasi jenis-jenis manusia purba ini memiliki sangat sedikit nilai ilmiah, itupun kalau ada, dan kemungkinan besar hanya akan menyesatkan masyarakat… Jadi janganlah percaya pada rekonstruksi.

Evolusionis menghidupkan kembali makhluk hidup yang hanya ada dalam khayalan mereka dengan metoda “rekonstruksi” dan menyebarluaskannya kepada masyarakat sebagai “nenek moyang mereka”. Ketika mereka tidak mampu menemukan makhluk “setengah manusia setengah kera” dalam catatan fosil, mereka memilih membohongi masyarakat dengan membuat gambar-gambar palsu.

No comments:

Post a Comment