Powered By Blogger

Monday 6 May 2013

KISAH EVOLUSI MANUSIA


KISAH EVOLUSI MANUSIA

Subjek yang paling sering diangkat oleh para pembela teori evolusi adalah tentang asal usul manusia. Klaim Darwinis menyatakan bahwa manusia modern hari ini berevolusi dari sejenis makhluk menyerupai kera. Selama proses evolusioner yang dianggap ada ini, yang diperkirakan bermula 4-5 juta tahun yang lalu, diklaim bahwa terdapat sejumlah bentuk-bentuk transisi antara manusia modern dan leluhurnya. Menurut skenario yang sepenuhnya khayalan ini, di daftar empat kategori dasar:
1. Australopithecus
2. Homo habilis
3. Homo erectus
4. Homo sapiens

Para evolusionis menamakan apa yang disebut sebagai nenek moyang pertama manusia yang menyerupai kera ini Australopithecus yang berarti kera Afrika Selatan. Makhluk hidup ini sebenarnya tak lebih dari spesies kera kuno yang telah punah. Penelitian yang luas atas beragam spesimen Australopithecus oleh dua ahli anatomi yang terkenal di dunia dari Inggris dan AS, yaitu, Lord Solly Zuckerman dan Prof. Charles Oxnard, telah menunjukkan bahwa mereka tergolong spesies kera biasa yang telah punah dan tidak memiliki kemiripan dengan manusia.

Para evolusionis menggolongkan tahap berikutnya dari evolusi manusia sebagaihomo, yaitu manusia. Menurut klaim evolusionis, makhluk hidup dalam seri Homo lebih maju daripada Australopithecus. Para evolusionis merencanakan sebuah skema evolusi yang fantastis dengan menyusun fosil-fosil yang berbeda dari makhluk-makhluk ini dalam urutan tertentu. Skema ini hanya khayalan karena tidak pernah terbukti bahwa ada hubungan evolusioner antara kelas-kelas yang berbeda ini. Ernst Mayr, salah satu pembela teori evolusi yang terkemuka pada abad ke-20, mengakui fakta ini dengan mengatakan bahwa rantai yang mencapai sejauh Homo sapiens benar-benar hilang.

Dengan menyusun rantai hubungan sebagai Australopithecus > Homo habilis > Homo erectus > Homo sapiens, evolusi onis menyatakan bahwa masing-masing spesies ini adalah nenek moyang spesies lainnya. Akan tetapi, temuan ahli – ahli paleoantropologi baru-baru ini mengungkapkan bahwa Australopithecus, Homo habilis dan homo erectus hidup di belahan bumi yang berbeda pada saat bersamaan.

Bahkan, suatu segmen manusia tertentu yang digolongkan sebagi Homo erectus ternyata hidup hingga zaman modern. Homo sapiens neandertalensis dan Homo sapiens sapiens (manusia modern) pernah hidup bersama di wilayah yang sama.

Situasi ini jelas menunjukkan ketidakabsahan klaim bahwa mereka adalah nenek moyang bagi yang lain. Ahli paleontologi dari Universitas Harvard, Stephen Jay Gould, menjelaskan jalan buntu dari teori evolusi ini meskipun ia sendiri seorang evolusionis:

Apa jadinya dengan urutan yang kita susun, jika ada tiga keturunan hominid hidup bersama (A. africanus, A. robustus, dan H. habilis), dan tidak satu pun dari mereka menjadi keturunan dari yang lain? Lagi pula, tidak satu pun dari ketiganya memperlihatkan kecenderungan evolusi semasa mereka hidup di bumi.

Singkatnya, skenario evolusi manusia, yang coba ditegakkan dengan bantuan berbagai gambar dari makhluk ―separo kera, separo manusia yang muncul di berbagai media dan buku, yakni tepatnya, sarana propaganda, tidak lain dari dongeng tanpa dasar ilmiah.

Lord Solly Zuckerman, salah satu ilmuwan yang paling terkenal dan dihormati di Inggris, yang melakukan penelitian atas subjek ini selama bertahun-tahun, dan khususnya mempelajari fosil Australopithecus selama 15 tahun, akhirnya menyimpulkan, walau ia sendiri seorang evolusionis, bahwa kenyataannya tidak ada pohon silsilah yang berasal dari makhluk menyerupai kera kepada manusia.

Zuckerman juga menyusun sebuah spektrum sains yang menarik. Ia membentuk spektrum sains dari yang dianggapnya ilmiah hingga tidak ilmiah. Menurut spektrum Zuckerman, yang paling ilmiah tergantung pada data konkret adalah bidang kimia dan fisik. Setelah itu biologi, kemudian diikuti ilmu-ilmu sosial. Pada ujung berlawanan, yang dianggap paling tidak ilmiah, terdapat extra sensory perception (ESP) konsep seperti telepati dan indra keenam dan terakhir adalahevolusi manusia. Zuckerman menj elaskan alasannya:

Kita kemudian bergerak dari kebenaran objektif langsung ke bidang-bidang yang dianggap sebagai ilmu biologi, seperti extra sensory perception atau interpretasi sejarah fosil manusia. Dalam bidang-bidang ini, segala sesuatu mungkin terjadi bagi yang percaya, dan orang yang sangat percaya kadang-kadang mampu meyakini sekaligus beberapa hal yang saling kontradiktif.

Dongeng evolusi manusia menguap hingga tidak bersisa apa pun kecuali penafsiran penuh praduga dari sejumlah fosil yang ditemukan oleh orang-orang tertentu, yang menganut teori mereka secara membuta.

No comments:

Post a Comment