MANGSA EMPUK BAGI FASISME: KAUM TIDAK TERPELAJAR
pendidikan dalam banyak masyarakat. Pendidikan mengalami kemunduran hebat
selama kekacauan Perang Dunia I. Banyak sekali kaum muda terpelajar yang tewas
dalam medan perang. Pada umumnya, hal ini mengakibatkan kemunduran tingkat
kebudayaan dalam masyarakat. Sebagian besar pendukung fasisme adalah kaum tak
terpelajar, mereka berjuang atas nama fasisme, dan menjadi pion bagi kebijakankebijakan
chauvinistiknya. Karena, ide-ide fundamental yang mendasari fasisme (yakni
rasisme, nasionalisme romantik, chauvinisme, dan fantasi) hanya dapat diterima luas
oleh kalangan tak terpelajar, yang mudah terbujuk oleh slogan-slogan mentah dan
sederhana.
Orang-orang seperti itu, karena menganggap diri mereka terperangkap,
mencari jalan keluar yang mudah. Mereka merangkul para pemimpin fasis, seakan-akan
mereka adalah sabuk pengaman, sebagaimana diungkapkan Eric Hoffer dalam
bukunya The True Believer:
Tentang orang-orang yang terjun tanpa pikir panjang ke dalam usaha
perubahan besar, mereka pastilah mengalami ketidakpuasan yang sangat selain
kemiskinan, dan mereka pastilah memiliki perasaan bahwa dengan memegang suatu
doktrin yang kuat, pemimpin yang sempurna, atau teknik-teknik baru, mereka
memiliki akses ke sumber kekuatan yang menarik. Mereka pastilah juga mempunyai
gambaran yang berlebih-lebihan tentang kemungkinan dan kemampuan di masa
depan. Akhirnya, mereka pastilah tidak mengetahui sama sekali kesulitan-kesulitan
yang tersimpan dalam usaha perubahan besar mereka.
Sebuah penelitian terhadap kondisi masyarakat yang mendahului fasisme
memperjelas fakta bahwa banyak orang memiliki kejiwaan semacam itu.
No comments:
Post a Comment