Powered By Blogger

Saturday 4 May 2013

TEKNIK-TEKNIK PENCUCIAN OTAK OLEH FASISME


TEKNIK-TEKNIK PENCUCIAN OTAK OLEH FASISME

Ada sebuah kekhasan yang sangat buruk pada fasisme dan Nazi Jerman: usaha untuk mencuci otak rakyatnya. Program ini dibangun dengan dua unsur dasar, yakni edukasi dan propaganda.

Dalam Mein Kampf, Hitler menulis, "Propaganda adalah sebuah alat, dan karenanya harus dinilai dengan melihat tuj uannya… Propaganda dalam Perang ini merupakan suatu alat untuk mencapai sebuah tujuan, dan tujuan itu adalah perjuangan demi eksistensi rakyat Jerman; karenanya, propaganda hanya dapat dinilai sesuai dengan prinsip-prinsip yang berlaku untuk perjuangan ini. Dalam hal ini, senjata-senjata yang paling kejam menjadi beradab bila mereka mampu membawa kemenangan yang lebih cepat… Semua propaganda haruslah bersifat umum dan tingkat intelektualnya harus disesuaikan dengan kecerdasan terendah di antara sasaran propaganda. Maka dari itu, semakin besar massa yang ingin diraih, harus semakin rendah tingkat intelektual."

Hitler memang sangat efektif dalam memanfaatkan propaganda. Sebagai contoh, sutradara terkenal L eni Riefenstahl diminta untuk membuat sebuah film propaganda Nazi, Olympia. Dalam Triumph of Will, film lain karya Riefenstahl, Hitler digambarkan hampir seperti dewa. Ideologi pagan Nazi diagung-agungkan dalam film-film ini, dan akhirnya memesona masyarakat. Olympia adalah salah satu pusat dalam budaya pagan Yunani kuno. K ota Olympia, dengan patung Zeus-nya yang terkenal, adalah simbol yang tepat bagi ideologi pagan Nazisme.

Semua rezim fasis, tidak hanya rezim Hitler, sangat efektif menggunakan propaganda untuk memaksakan keinginan mereka kepada publik. Mussolini menyatakannya secara terbuka:

Bagi saya, massa hanyalah sekawanan domba selama mereka tak terorganisasi… Unjuk salam, lagu-lagu dan slogan R omawi… semuanya sangat di perlukan untuk mengi pasi api antusiasme yang menghi dupkan sebuah gerakan.… Segalanya berpulang pada kemampuan seseorang untuk mengatur massa tersebut bagaikan seorang seniman.

No comments:

Post a Comment