Powered By Blogger

Thursday 23 May 2013

DAMPAK GAGAL GINJAL KRONIK PADA SISTEM TUBUH

DAMPAK GAGAL GINJAL KRONIK PADA SISTEM TUBUH

1.      sistem pernafasan
Pernafasan yang berat dan dalam (kusmaul) dapat terjadi pada pasien yang menderita asidosis berat, komplikasi lain akibat GGK adalah paru-paru uremik dan pneumonitis. Keadaan Oedema paru dapat terlihat pada thorax foto dimana disertai kelebihan cairan akibat retensi natrium dan air, batuk non produktif juga dapat terjadi sekunder dari kongesti paru-paru terutama saat berbaring, suara rales akibat adanya transudasi cairan paru. Kongesti pulmonal akan menghilang dengan penurunan jumlah cairan tubuh melalui pembatasan garam dan hemodialisis.

2.      Sistem kardiovaskuler
Hipertensi akibat penimbunan cairan / garam atau peningkatan sistem renin-angiotensin-aldosteron, nyeri dada dan sesak nafas akibat perikarditis, efusi peri cardial, penyakit jantung koroner akibat arterosklerotis yang timbul dini dan gagal jantung akibat penimbunan cairan dan hipertensi, adanya oedema periorbital, pitting oedema, prictionrub pericardial dan adanya pembesaran vena leher.

3.      Sistem Gastrointestinal
Adanya anoreksia, nause dan vomitus akibat gangguan metabolisme protein diusus, ternbentuknya zat toksik akibat metabolisme di usus seperti amonia dan metil guadin. Zat toksik tersebut merupakan bahan iritan yang dapat menimbulkan defek mukosa barier, histamin terangsang untuk menguluarakan asam lambung. Foetor uremik disebabkan ureum berlebih pada saliva yang diubah oleh bekteri dimulut sehingga menjadi amonia sehingga nafas berbau amoniaq yang menimbulkan stomatitis atau paratitis. Cegukan ( hiccup ) terjadi tapi penyebabnya belum jelas dapat berhubungan dengan sisten saraf otonom.

4.      Sistem Integumen
Kulit berwarna pucat karena anemia, kekuningan akibat penimbunan urekom, gatal – gatal terjadi akibat toksik uremik dan pengendapan kalsium di pori – pori kulit, ekimosis terjadi akibat gangguan hematologi, urea frost akibat kristalisasi urea yang ada pada keringat ( jarang terjadi ).

5.      sistem Muskuloskeletal
  • restless leg syndrom : pasien merasa pegal di bagian kaki sehingga selalu digerakkan
  • burning feet syndrom : rasa kesemutan dan seperti terbakar terutama di telapak kaki.
  • Ensefalopati metabolik : lemeh, tidak biasa tidur, gangguan konsentrasi, tremor dan kejang.

6.      Sistem endokrin
  • Gangguan seksual : libido, fertilitas dan ereksi menurun pada pria akibat testosteron dan spermatogenesis menurun, sebeb lain karena hormon tertentu ( paratiroid ), pada wanita gangguan menstruasi, gangguan ovulasi dengan sampai amenorhoe.
  • Gangguan metabolisme glukosa, retensi insulin dan gangguan sekresi insulin.
  • Gangguan metabolisme lemak dan vitamin D.

7.      Sistem Hematologi
  • Anemia karena disebabkan oleh penurunan produksi eritropoetin, hemolisis, defisiensi zat besi, asam folat dan nafsu makan berkurang, perdarahan, fibrosis sum – sum tulang akibat hiperparatiroidism sekunder.
  • Gangguan fungsi trombosit dan trombositopeni.
  • Gangguan leukosit, fagositosis dan kemotaksis berkurang, fungsi limfosit menurun dan imunitas berkurang.

8.      Sistem Perkemihan
Hilangnya kemampuan pemekatan atau pengenceran kemih dari kadar plasma, Bj kemih 1.010 ( nilai normal 1.013 ). Perubahan tersebut mengakibatkan klien uremia sehingga mudah mengalami perubahan keseimbangan air yang akut. Pemasangan kateter atau pemasangan selang nefrostomy biasanya dapat mambantu dalam pengeluaran urine dan pengukuran keseimbangan cairan tersebut. Gangguan elektrolit dapat terjadi akibat hiperfosthamia, hiperkalemia atau hipokalsemia.

No comments:

Post a Comment