Powered By Blogger

Monday 6 May 2013

TAHUN-TAHUN KOMUNIS MUSSOLINI


TAHUN-TAHUN KOMUNIS MUSSOLINI

Mussolini lahir di sebuah desa kecil di tahun 1883. Bapaknya adalah seorang penganut Marxisme yang diakui, ideologi yang ia turunkan kepada anaknya. Menurut sejarawan Oxford Denis Mack Smith, dalam bukunya Mussolini, bapaknya biasa membacakan bagian-bagian dari Das Kapital kepada keluarganya.

Mussolini menerima pendidikan komunis dari bapaknya, dan dikenal di sekolah sebagai seorang anak yang sulit dan agresif, dan seorang badut-pintar. Dia hampir tidak punya teman.

Pada usia 20-an Mussolini menjadi seorang komunis fanatik, yang mendukung anarkisme, sebuah ideologi yang revolusioner fanatik dan bahkan jauh lebih radikal daripada komunisme. Denis Mack Smith menulis:

Pada tahun 1903 dia menyebut dirinya seorang komunis otoriter. Dari bapaknya ia telah belajar untuk hanya sedikit bersabar dengan cara-cara sosialisme yang reformis dan sentimental, maupun dengan cara-cara demokratis dan keparlemenan; alih-alih dia menyerukan revolusi untuk mengambil alih kelas yang berkuasa yang tidak akan pernah secara sukarela turun dan menyerahkan harta mereka. Parlemen harus dihapuskan; perjuangan kelas harus menggantikan kerjasama antarkelas; hak-hak milik pribadi harus lenyap seluruhnya. Kaum Sosialis seharusnya tidak pernah bekerjasama dengan pemerintah borjuis dan tidak akan pernah melakukan kebijakan mogok untuk mendapatkan upah yang lebih baik, tetapi seharusnya bersiap untuk menggunakan terorisme dan kekerasan massal untuk mempengaruhi revolusi sosial secara besar-besaran.

Sebagaimana kita telah pahami, di masa mudanya Mussolini adalah seorang komunis fanatik. Model revolusi dengan kekerasan dan teror yang sangat menyerupai cara-cara teroris Lenin, yang akan dipraktikkannya kelak di Rusia. Sebenarnya, Mussolini telah membina hubungan dengan Lenin selama tahun-tahun itu. Menurut penuturannya sendiri kemudian, dia berjumpa dengan Lenin yang sedang berada di Swiss pada waktu itu, dan bahkan mendapatkan persetujuannya. Mussolini menekankan kesetiaannya kepada Marxisme dengan ucapannya, Marx adalah yang terbesar dari seluruh ahli teori sosialisme dan seringkali mengutip dari Marx dalam tulisan-tulisannya.

Salah satu karakteristik komunis Mussolini yang menentukan adalah kebencian fanatik terhadap agama. Denis Mack Smith berkomentar tentang hal ini:

Dari bapaknya dia belajar menjadi arti-kependetaan yang berhati-hati. Dia menyatakan diri sebagai ateis… Dia secara keras mencela para sosialis yang menganggap agama sebagai masalah untuk kesadaran pribadi… Agama Kristen khususnya (dia berkata) dirusak oleh seruan akan kebajikan yang tak masuk akal berupa pemasrahan diri dan perasaan pengecut, di mana moralitas sosialis baru harus melakukan kekerasan dan pemberontakan.

Penting untuk melakukan perkiraan yang hati-hati tentang kondisi pikiran Mussolini sebagaimana yang ditampilkan di sini. Seperti telah kita pahami, ia mengungkapkan kebenciannya dan ketidakpercayaannya terhadap Tuhan dengan pernyataan terbuka tentang penuh kebohongan tentang-Nya. Sebagaimana kita akan segera pahami, Mussolini merasa harus untuk menyokong Gereja sepanjang ia berkuasa, sehingga terkadang menggambarkan dirinya sebagai seorang yang religius.

Bahkan lebih jauh lagi, selama masa-masa memeluk komunisme fanatis, dia mencoba memakai topeng agama. Sembari menghasilkan tulisan-tulisan dan pidato-pidato anti-agama yang fanatik di negaranya sendiri, dia mengarang sebuah kisah tentang kedalaman dan keteguhan imannya saat menulis untuk khalayak Anglo-Saxon.

Kebencian Mussolini akan agama dan militansi komunisnya berlangsung sepanjang 1910-an. Pada tahun 1908, dia menulis untuk majalah komunis La Lima dengan menggunakan nama samaran dan karenanya memicu pertentangan dengan mingguan I l Giornale Ligure, media penerbitan Katolik Oneglia. Hal yang menarik adalah bahwa setelah Mussolini berkuasa, koleksi La Lima di perpustakaan lokal lenyap secara misterius, karena, setelah berkuasa, ia memutuskan untuk menggunakan agama untuk mencapai tujuan politis, dan menutupi wajah aslinya, kebenciannya akan agama.

No comments:

Post a Comment