ALLAH MENCIPTA MENURUT KEHENDAK-NYA
Apakah akan menjadi masalah jika skenario yang diajukan evolusionis benar-benar telah terjadi? Sedikit
pun tidak, karena setiap tahapan yang diajukan teori evolusioner dan berdasarkan konsep kebetulan, hanya
dapat terjadi karena suatu keajaiban. Bahkan jika kehidupan benar-benar muncul secara berangsur-angsur
melalui tahapan-tahapan demikian, masing-masing tahap hanya dapat dimunculkan oleh suatu keinginan
sadar. Kejadian kebetulan bukan hanya tidak masuk akal, melainkan juga mustahil.
Jika dikatakan bahwa sebuah molekul protein telah terbentuk pada kondisi atmosfir primitif, harus diingat
bahwa hukum-hukum probabilitas, biologi dan kimia telah menunjukkan bahwa hal itu tidak mungkin terjadi
secara kebetulan. Namun jika kita terpaksa menerima bahwa hal tersebut memang terjadi, maka tidak ada
pilihan lain kecuali mengakui bahwa keberadaannya karena kehendak Sang Pencipta.
Logika serupa berlaku juga pada seluruh hipotesis yang diusulkan oleh evolusionis. Misalnya, tidak ada
bukti paleontologis maupun secara pembenaran fisika, kimia, biologi atau logika yang membuktikan bahwa
ikan beralih dari air ke darat dan menjadi hewan darat. Akan tetapi, jika seseorang membuat pernyataan
bahwa ikan merangkak ke darat dan berubah menjadi reptil, maka dia pun harus menerima keberadaan
Pencipta yang mampu membuat apa pun yang dikehendaki-Nya dengan hanya mengatakan "jadilah".
Penjelasan lain untuk keajaiban semacam itu berarti penyangkalan diri dan pelanggaran atas prinsip-prinsip
akal sehat.
Kenyataannya telah jelas dan terbukti. Seluruh kehidupan merupakan karya agung yang dirancang
sempurna. Ini selanjutnya memberikan bukti lengkap bagi keberadaan Pencipta, Pemilik kekuatan,
pengetahuan, dan kecerdasan yang tak terhingga.
Pencipta itu adalah Allah, Tuhan langit dan bumi, dan segala sesuatu di antaranya.
No comments:
Post a Comment