Powered By Blogger

Thursday, 4 April 2013

KEKEBALAN SERANGGA TERHADAP DDT


KEKEBALAN SERANGGA TERHADAP DDT

Persoalan lain yang didistorsi evolusionis dan diajukan sebagai bukti evolusi adalah kekebalan terhadap 
DDT yang tampaknya "diperoleh" serangga. Kekebalan ini berkembang seperti resistensi bakteri terhadap 
antibiotik. Kekebalan serangga terhadap DDT sama sekali tidak dapat dikatakan "diperoleh" oleh individu-individu 
di dalam populasi. Beberapa serangga telah kebal terhadap DDT. Setelah DDT ditemukan, 
serangga yang tidak memiliki kekebalan bawaan dan terkena zat kimia ini akan punah dari populasinya. 
Sejalan dengan waktu, serangga kebal yang sebelumnya sedikit menjadi bertambah banyak. Akhirnya, 
seluruh spesies tersebut menjadi populasi dengan anggota-anggota kebal terhadap DDT. Ketika ini terjadi, 
DDT menjadi tidak efektif lagi terhadap spesies serangga tersebut. Untuk menyesatkan, fenomena ini biasa 
dirujuk sebagai "perolehan kekebalan serangga terhadap DDT".

Ahli biologi evolusionis, Francisco Ayala, mengakui fakta ini dengan mengatakan, "Varian-varian genetis 
yang dibutuhkan agar resisten terhadap jenis pestisida yang sangat beraneka tampaknya telah ada pada 
setiap anggota populasi yang terkena senyawa buatan manusia ini".

Karena menyadari bahwa kebanyakan orang tidak berkesempatan mempelajari atau melakukan riset 
mikrobiologi, evolusionis membuat kebohongan terang-terangan berkaitan dengan resistensi dan 
kekebalan. Mereka sering mengemukakan contoh-contoh tadi sebagai bukti penting bagi evolusi. Kini sudah 
jelas bahwa resistensi bakteri terhadap antibiotik dan kekebalan serangga terhadap DDT tidak memberikan 
bukti apa pun bagi evolusi. Yang justru terungkap adalah contoh nyata penyimpangan dan kebohongan 
yang dilakukan evolusionis untuk membenarkan teori mereka.

No comments:

Post a Comment