Powered By Blogger

Monday, 8 April 2013

FOKUS : KEMATIAN MATERIALISME


FOKUS : KEMATIAN MATERIALISME

Materialisme abad ke-19 menyatakan bahwa keberadaan alam semesta tidak berawal 
dan tidak diciptakan, dan dunia organik dapat dijelaskan sebagai interaksi antar materi. 
Inilah yang men-jadi dasar pijakan teori evolusi. Namun, penemuan-penemuan ilmiah 
abad ke-20 jelas-jelas menggugurkan hipotesis ini.


Anggapan bahwa keberadaan alam semesta tidak berawal, telah dipupus habis oleh 
temuan bahwa alam semesta dimulai dengan sebuah ledakan besar (peristiwa yang 
disebut "Big Bang") yang terjadi sekitar 15 miliar tahun yang lalu. Teori ini menunjukkan 
bahwa semua materi fisik di alam semesta muncul dari ketiadaan: dengan kata lain, diciptakan. Salah 
seorang filsuf ateis pembela utama materialisme, Anthony Flew, mengakui:




Banyak orang mengatakan bahwa pengakuan itu baik bagi jiwa. Karenanya saya akan memulainya 
dengan mengakui bahwa ateis Stratonisian dipermalukan oleh konsensus kosmologis jaman sekarang 
(Big Bang). Tampaknya para ahli kosmologi telah memberikan suatu bukti ilmiah… bahwa jagat raya 
memiliki permulaan.




Teori Big Bang juga menunjukkan bahwa pada masing-masing tahap, alam semesta terbentuk melalui 
penciptaan yang terkendali. Ini jelas dibuktikan oleh keteraturan yang muncul setelah Big Bang, yang 
terlalu sempurna jika terbentuk dari sebuah ledakan tak terkendali. Seorang dokter terkenal, Paul Davies, 
menjelaskan keadaan ini:


Sulit menolak kesan bahwa struktur alam semesta sekarang ini, yang tampaknya begitu sensitif terhadap 
perubahan-perubahan kecil dalam angka, telah dipikirkan dengan cermat…. Kesesuaian menakjubkan 
nilai-nilai numerik yang menjadi dasar konstanta-konstanta di alam, tetap merupakan bukti kuat suatu 
desain kosmik.




Kenyataan yang sama membuat profesor astronomi Amerika, George Greenstein, berkata: 
Setelah mengkaji semua bukti, terus-menerus muncul pemikiran bahwa suatu kekuatan (atau Kekuatan) 
supranatural pasti terlibat di dalamnya.




Jadi, hipotesis materialistis yang me-nyatakan bahwa kehidupan dapat di-jelaskan hanya dari interaksi 
materi, juga gugur menghadapi temuan-temuan ilmu pengetahuan ini. Khususnya, asal usul informasi 
genetis yang menentukan semua makhluk hidup, sama sekali tidak dapat dijelaskan dengan kekuatan 
material murni. Fakta ini diakui salah se-orang pembela teori evolusi terkemuka, George C. Williams, 
dalam artikel yang ditulisnya pada tahun 1995:




Para ahli biologi evolusionis tidak menyadari bahwa mereka bekerja dengan dua bidang yang tidak dapat 
dibandingkan: bidang informasi dan bidang materi… gen adalah paket informasi, bukan sebuah materi… 
Pemisah ini menjadikan materi dan informasi dua bidang berbeda, dan karenanya harus dibahas secara 
terpisah dalam bidang masing-masing.




Situasi ini merupakan bukti keberadaan Kebijakan Supramaterial yang menciptakan informasi genetis. 
Tidak mungkin materi menghasilkan informasi di dalam dirinya. Direktur Institut Fisika dan Teknologi 
Federal Jerman, Profesor Werner Gitt, mengatakan:




Seluruh pengalaman menunjukkan bahwa diperlukan sebuah pemikiran yang bebas menjalankan 
kehendak, kesadaran dan kreativitasnya sendiri. Tak mungkin ada hukum alam, proses atau urutan 
kejadian yang menyebabkan informasi muncul dengan sendirinya di dalam materi. 




Seluruh fakta ilmiah ini menjelaskan bahwa alam semesta beserta seluruh makhluk hidup diciptakan oleh 
Sang Pencipta yang memiliki kekuatan dan pengetahuan, yakni Allah. Sedangkan materialisme, seperti 
diungkapkan seorang filsuf terkenal abad ini, Arthur Koestler: "Tidak dapat lagi dinyatakan sebagai filsafat 
ilmiah".

No comments:

Post a Comment