Powered By Blogger

Wednesday, 3 April 2013

JEJAK KAKI MANUSIA MODERN, BERUSIA 3,6 JUTA TAHUN!


JEJAK KAKI MANUSIA MODERN, BERUSIA 3,6 JUTA TAHUN!

Sejumlah penemuan lain merunut asal usul manusia modern hingga 1,7 juta tahun yang lalu. Salah satu dari temuan penting ini adalah jejak-jejak kaki yang ditemukan di Laetoli, Tanzania oleh Mary Leakey pada tahun 1977. Jejak-jejak kaki ini ditemukan pada lapisan yang menurut perhitungan berusia 3,6 juta tahun. 
Yang lebih penting lagi, jejak-jejak kaki ini tidak berbeda dari jejak kaki manusia modern.


Jejak-jejak kaki yang ditemukan Mary Leakey kemudian dipelajari sejumlah ahli paleoantropologi seperti 
Don Johanson dan Tim White. Hasilnya sama. White menulis:

Tidak disangsikan lagi…. Jejak-jejak itu serupa dengan jejak kaki manusia modern. Jika jejak itu  
ditinggalkan di pasir pantai California sekarang, dan seorang anak berusia empat tahun ditanya tentangnya,  
ia akan langsung menjawab bahwa seseorang telah berjalan di sana. Ia tidak akan dapat membedakannya 
dengan seratus jejak kaki lain di pantai, begitu pula Anda.

Setelah meneliti jejak tersebut, Louis Robbins dari Universitas North California berkomentar sebagai berikut:

Lengkungannya agak tinggi - manusia yang lebih kecil memiliki lengkungan lebih tinggi daripada yang saya 
miliki - dan jempol kakinya besar dan sejajar dengan jari kaki sebelahnya.… Jari-jari kaki menekan tanah 
seperti jari-jari kaki manusia. Anda tidak akan mendapati ini pada hewan.

Pengujian-pengujian morfologis tetap menunjukkan bahwa jejak-jejak kaki tersebut harus diakui berasal dari
manusia, lebih jauh lagi, manusia modern (Homo sapiens). Russell Tuttle yang mempelajari ini menulis:

Jejak-jejak ini mungkin berasal dari seorang Homo sapiens kecil yang bertelanjang kaki... Dari semua 
ciri morfologi yang teramati, kaki individu yang membuat jejak tersebut tidak berbeda dengan kaki manusia 
modern.

Penelitian yang jujur tentang jejak-jejak kaki tersebut mengungkapkan pemilik sebenarnya. Pada kenyataan, 
jejak-jejak kaki ini terdiri dari 20 jejak dari seorang manusia modern berusia 10 tahun yang membatu dan 
jejak kaki dari seorang yang lebih muda. Mereka benar-benar manusia modern seperti kita.

Situasi ini menjadikan jejak kaki Laetoli sebagai topik diskusi selama bertahun-tahun. Para pakar 
paleoantropologi evolusionis berupaya keras memikirkan sebuah penjelasan karena sulit bagi mereka 
menerima kenyataan bahwa manusia modern telah berjalan di muka bumi 3,6 juta tahun lalu. Pada tahun 
1990-an, "penjelasan" ini mulai terbentuk. Evolusionis memutuskan bahwa jejak kaki ini tentunya 
ditinggalkan oleh Australopithecus, sebab menurut teori mereka, mustahil spesies homo ada 3,6 juta tahun 
lalu. Dalam artikelnya pada tahun 1990, Russell H. Tuttle menulis sebagai berikut:



Singkatnya, jejak kaki berusia 3,5 juta tahun di situs G Laetoli menyerupai jejak manusia modern yang biasa 
bertelanjang kaki. Tidak ada ciri-ciri yang menunjukkan bahwa hominid Laetoli memiliki kemampuan bipedal 
yang lebih rendah dari kita. Kalau saja jejak pada situs G ini tidak diketahui setua itu, kami akan langsung 
menyimpulkan bahwa jejak tersebut dibuat oleh anggota genus Homo.... Dalam hal ini, kita harus 
mengesampingkan asumsi lemah bahwa jejak Laetoli telah dibuat oleh jenis Lucy, yaitu Australopithecus 
aferensis.



Dengan kata lain, jejak-jejak berumur 3,6 juta tahun ini tidak mungkin milik Australopithecus. Satu-satunya 
alasan mengapa jejak-jejak ini dianggap berasal darinya adalah karena jejak tersebut berada pada lapisan 
vulkanik berumur 3,6 juta tahun. Jejak tersebut dianggap milik Australopithecus dengan asumsi bahwa 
manusia tidak mungkin telah hidup pada zaman seawal itu.





Penafsiran jejak Laetoli menunjukkan kepada kita suatu realita yang sangat penting. Evolusionis 
mendukung teorinya tidak dengan mempertimbangkan temuan ilmiah, tetapi justru mengabaikannya. Di sini 
kita mendapati sebuah teori yang dibela secara membabi bu-ta, dan semua temuan yang bertentangan 
dengan teori tersebut diabaikan atau diselewengkan demi tujuan mereka.




Singkatnya, teori evolusi bukan ilmu pengetahuan, tetapi dogma yang dijaga agar tetap hidup dengan 
mengabaikan ilmu pengetahuan.

No comments:

Post a Comment