Powered By Blogger

Wednesday, 3 April 2013

EVOLUSI: KEPERCAYAAN YANG TIDAK ILMIAH


EVOLUSI: KEPERCAYAAN YANG TIDAK ILMIAH

Lord Solly Zuckerman adalah salah seorang peneliti terkemuka dan terhormat di Inggris. Bertahun-tahun ia 
meneliti catatan fosil dan melakukan banyak penyelidikan secara terperinci. Ia dianugerahi gelar 
kebangsawanan "Lord" untuk kontribusinya bagi ilmu pengetahuan. Zuckerman adalah seorang evolusionis. 
Jadi, komentarnya mengenai evolusi tidak dapat dianggap sebagai pernyataan untuk menentang teori 
evolusi. Setelah bertahun-tahun meneliti fosil yang digunakan dalam skenario evolusi manusia, ia 
berkesimpulan bahwa silsilah seperti itu tidak ada.


Zuckerman juga menyusun sebuah "spektrum ilmu pengetahuan" yang menarik. Ia membentuk spektrum 
ilmu pengetahuan dari yang dianggapnya ilmiah hingga tidak ilmiah. Menurut spektrum Zuckerman, yang 
paling "ilmiah" tergantung pada data konkret-adalah bidang kimia dan fisika. Setelah itu biologi, kemudian 
diikuti ilmu-ilmu sosial. Pada ujung berlawanan, yang dianggap paling tidak "ilmiah", terdapat "extra-sensory 
perception (ESP)"konsep seperti telepati dan indra keenam-dan terakhir adalah "evolusi manusia". 
Zuckerman menjelaskan alasannya:


Kita kemudian bergerak dari kebenaran objektif langsung ke bidang-bidang yang dianggap sebagai ilmu 
biologi, seperti extra sensory perception atau interpretasi sejarah fosil manusia. Dalam bidang-bidang ini, 
segala sesuatu mungkin terjadi bagi yang percaya, dan orang yang sangat percaya kadang-kadang mampu 
meyakini sekaligus beberapa hal yang saling kontradiktif.




Lalu, alasan apa yang membuat banyak ilmuwan berkeras mempertahankan dogma ini? Mengapa mereka 
berusaha begitu keras mempertahankan teori ini agar tetap hidup, walaupun harus mengalami berbagai 
konflik dan membuang bukti-bukti yang mereka temukan sendiri?


Satu-satunya jawaban adalah ketakutan mereka akan fakta yang harus mereka hadapi jika teori evolusi ini 
ditinggalkan. Fakta bahwa manusia diciptakan oleh Allah. Akan tetapi, mengingat praduga dan filsafat 
materialistis mereka, penciptaan adalah konsep yang tidak dapat diterima evolusionis.


Untuk alasan ini, mereka menipu diri sendiri serta semua orang di dunia, melalui kerja sama dengan media 
massa. Jika mereka tidak dapat menemukan fosil yang dibutuhkan, mereka akan "membuatnya" baik dalam 
bentuk gambar rekaan atau model-model khayalan, dan mencoba memberikan kesan bahwa fosil-fosil yang 
membuktikan teori evolusi benar-benar ada. Sebagian media massa yang menganut pandangan 
materialistis juga mencoba menipu masyarakat dan menanamkan kisah evolusi ke alam bawah sadar 
manusia.




Sekeras apa pun mereka mencoba, kebenaran tetap jelas: manusia muncul bukan melalui proses evolusi 
tetapi karena telah diciptakan Allah. Karena itu, manusia bertanggung jawab kepada-Nya betapa pun ia 
tidak ingin menerima tanggung jawab ini.

No comments:

Post a Comment