EVOLUSI: KEPERCAYAAN YANG TIDAK ILMIAH
meneliti catatan fosil dan melakukan banyak penyelidikan secara terperinci. Ia dianugerahi gelar
kebangsawanan "Lord" untuk kontribusinya bagi ilmu pengetahuan. Zuckerman adalah seorang evolusionis.
Jadi, komentarnya mengenai evolusi tidak dapat dianggap sebagai pernyataan untuk menentang teori
evolusi. Setelah bertahun-tahun meneliti fosil yang digunakan dalam skenario evolusi manusia, ia
berkesimpulan bahwa silsilah seperti itu tidak ada.
Zuckerman juga menyusun sebuah "spektrum ilmu pengetahuan" yang menarik. Ia membentuk spektrum
ilmu pengetahuan dari yang dianggapnya ilmiah hingga tidak ilmiah. Menurut spektrum Zuckerman, yang
paling "ilmiah" tergantung pada data konkret-adalah bidang kimia dan fisika. Setelah itu biologi, kemudian
diikuti ilmu-ilmu sosial. Pada ujung berlawanan, yang dianggap paling tidak "ilmiah", terdapat "extra-sensory
perception (ESP)"konsep seperti telepati dan indra keenam-dan terakhir adalah "evolusi manusia".
Zuckerman menjelaskan alasannya:
Kita kemudian bergerak dari kebenaran objektif langsung ke bidang-bidang yang dianggap sebagai ilmu
biologi, seperti extra sensory perception atau interpretasi sejarah fosil manusia. Dalam bidang-bidang ini,
segala sesuatu mungkin terjadi bagi yang percaya, dan orang yang sangat percaya kadang-kadang mampu
meyakini sekaligus beberapa hal yang saling kontradiktif.
Lalu, alasan apa yang membuat banyak ilmuwan berkeras mempertahankan dogma ini? Mengapa mereka
berusaha begitu keras mempertahankan teori ini agar tetap hidup, walaupun harus mengalami berbagai
konflik dan membuang bukti-bukti yang mereka temukan sendiri?
Satu-satunya jawaban adalah ketakutan mereka akan fakta yang harus mereka hadapi jika teori evolusi ini
ditinggalkan. Fakta bahwa manusia diciptakan oleh Allah. Akan tetapi, mengingat praduga dan filsafat
materialistis mereka, penciptaan adalah konsep yang tidak dapat diterima evolusionis.
Untuk alasan ini, mereka menipu diri sendiri serta semua orang di dunia, melalui kerja sama dengan media
massa. Jika mereka tidak dapat menemukan fosil yang dibutuhkan, mereka akan "membuatnya" baik dalam
bentuk gambar rekaan atau model-model khayalan, dan mencoba memberikan kesan bahwa fosil-fosil yang
membuktikan teori evolusi benar-benar ada. Sebagian media massa yang menganut pandangan
materialistis juga mencoba menipu masyarakat dan menanamkan kisah evolusi ke alam bawah sadar
manusia.
Sekeras apa pun mereka mencoba, kebenaran tetap jelas: manusia muncul bukan melalui proses evolusi
tetapi karena telah diciptakan Allah. Karena itu, manusia bertanggung jawab kepada-Nya betapa pun ia
tidak ingin menerima tanggung jawab ini.
No comments:
Post a Comment