Powered By Blogger

Wednesday, 10 April 2013

PARA TEMPLAR DAN KABBALAH


PARA TEMPLAR DAN KABBALAH

Sebuah buku yang ditulis oleh dua orang Mason, Christopher Knight dan Robert Lomas, yang 
berjudul the Hiram Key mengungkapkan beberapa fakta penting tentang akar Freemasonry. Menurut 
para penulis ini, jelas sekali bahwa Masonry adalah kesinambungan dari para Templar. Namun, selain 
itu para penulis juga mengkaji asal usul para Templar.

Menurut tesis mereka, para Templar mengalami perubahan besar ketika mereka berada di 
Yerusalem. Di tempat asal agama Kristen ini, mereka justru mengadopsi doktrin-doktrin lain. Pada 
akarnya terdapat sebuah rahasia yang mereka temukan di dalam kuil Sulaiman di Yerusalem, yang 
reruntuhannya mereka selidiki. Para penulis menjelaskan bahwa para Templar berdalih dengan peranan 
mereka yang diakui sebagai pelindung peziarah Kristen yang mengunjungi Palestina, tetapi tujuan 
mereka yang sebenarnya sangat berbeda:

Tidak ada bukti bahwa para Templar pendiri ini pernah memberi perlindungan kepada peziarah, 
tetapi sementara itu kita segera menemukan bahwa terdapat bukti yang meyakinkan bahwa mereka 
memang melakukan penggalian yang intensif di bawah reruntuhan Kuil Herod….
Para penulis Kunci Hiram bukanlah satu-satunya yang menemukan bukti tentang ini. Sejarawan 
Prancis, Gaetan Delaforge membuat pernyataan yang sama:

Tugas sebenarnya dari sembilan ksatria itu adalah melakukan penyelidikan di daerah tersebut 
untuk mendapatkan berbagai barang peninggalan dan naskah yang berisi intisari dari tradisi-tradisi 
rahasia Yahudi dan Mesir kuno.

Pada akhir abad kesembilan belas, Charles Wilson dari Royal Engineers mulai melakukan riset 
arkeologis di Yerusalem. Dia sampai kepada pendapat bahwa para Templar telah mendatangi Yerusalem 
untuk mempelajari reruntuhan kuil tersebut. Wilson menemukan jejak-jejak penggalian dan ekskavasi di 
bawah pondasi kuil tersebut, dan menyimpulkan bahwa hal ini dilakukan dengan peralatan milik para 
Templar. Barang-barang ini masih ada di dalam koleksi Robert Brydon, yang memunyai arsip yang 
sangat luas tentang informasi mengenai para Templar.

Para penulis The Hiram Key berpendapat bahwa penggalian-penggalian para Templar ini 
bukannya tanpa hasil; karena di Yerusalem ordo tersebut menemukan berbagai peninggalan tertentu 
yang mengubah cara mereka memandang dunia. Selain itu, banyak peneliti berpendapat serupa. 
Mestilah ada sesuatu yang menuntun para Templar, walau pada faktanya mereka sebelumnya adalah 
pengikut Kristen dan datang dari bagian dunia Kristen, untuk mengadopsi suatu sistem keimanan dan 
filsafat yang sepenuhnya berbeda dari agama Kristen, merayakan misa-misa bidah, dan melakukan 
berbagai upacara sihir.

Menurut pandangan umum dari banyak peneliti, “sesuatu” itu adalah Kabbalah (Qabbala).

Arti kata Kaballah adalah “tradisi lisan”. Berbagai ensiklopedia dan kamus mendefinisikannya 
sebagai suatu cabang mistik agama Yahudi dan hanya dipahami sedikit orang. Menurut definisi ini, 
Kabbalah mempelajari arti tersembunyi dari Taurat dan naskah agama Yahudi. Tetapi, ketika kita 
mengkaji masalah ini lebih dekat, kita menemukan berbagai faktanya adalah sesuatu yang sama sekali 
berbeda. Fakta-fakta ini membawa kita kepada kesimpulan bahwa Kabbalah adalah suatu sistem yang 
berakar kepada penyembahan dan pemujaan berhala; bahwa ia ada sebelum Taurat, dan menjadi tersebar 
luas bersama agama Yahudi setelah Taurat diturunkan.

Fakta yang menarik tentang Kabbalah ini dijelaskan oleh sumber yang sama menariknya. Murat 
Ozgen, seorang Freemason Turki, menulis sebagai berikut ini di dalam bukunya, Masonluk Nedir ver 
Nasildir? (Apa dan Seperti Apa Freemasonry Itu?):

Kita tidak mengetahui dengan jelas dari mana Kabbalah datang atau bagaimana ia berkembang. Ia 
adalah nama umum untuk sebuah filsafat yang unik, berbentuk metafisik, esoterik, dan mistik, yang 
terutama berhubungan dengan agama Yahudi. Ia diterima sebagai ilmu kebatinan Yahudi, tetapi 
sebagian elemen yang dikandungnya menunjukkan bahwa ia terbentuk jauh lebih dahulu dari Taurat.

Ahli sejarah Prancis, Gougenot des Mousseaux, menjelaskan bahwa Kabbalah memang jauh lebih
tua daripada agama Yahudi.

Ahli sejarah Yahudi, Theodore Reinach, mengatakan bahwa Kabbalah merupakan “suatu racun 
teramat halus yang menyusupi dan memenuhi nadi agama Yahudi.” 17 Solomon Reinach 
mendefinisikan Kabbalah sebagai “salah satu penyimpangan pikiran manusia yang terburuk”.

Alasan Reinach menyatakan Kabbalah sebagai “salah satu penyimpangan pikiran manusia yang 
terburuk” adalah karena doktrinnya sebagian besar berhubungan dengan ilmu sihir. Selama ribuan 
tahun, Kabbalah telah menjadi salah satu batu pondasi bagi setiap jenis upacara sihir. Para rabbi yang 
mempelajari Kabbalah dipercaya memiliki kekuatan gaib yang besar. Juga, banyak non-Yahudi yang 
telah terpengaruh dengan Kabbalah, dan mencoba memraktikkan ilmu sihir dengan menggunakan 
doktrin-doktrinnya. Kecenderungan esoterik yang terjadi di Eropa selama akhir Abad Pertengahan, 
khususnya sebagaimana yang dipraktikkan oleh para ahli alkimia, sangat banyak yang berakar dari 
Kabbalah.

Hal ini sungguh aneh, jika kita memandang Yahudi sebagai sebuah agama Monoteistik, yang 
diawali dengan turunnya Taurat kepada Musa a.s. Kenyataannya, di dalam agama ini ada sebentuk 
sistem yang disebut Kabbalah, yang mengadopsi praktik-praktik dasar sihir yang dilarang oleh agama. 
Hal ini memperkuat apa yang telah disebutkan sebelumnya, dan menunjukkan bahwa Kabbalah 
sebenarnya merupakan elemen yang menyusup ke dalam agama Yahudi dari luar.

Tetapi, apa sumber dari elemen ini?

Ahli sejarah Yahudi Fabre d'Olivet menyebutkan bahwa Kabbalah berasal dari Mesir Kuno. 
Menurut penulis ini, Kabbalah mengakar hingga ke Mesir Kuno. Kabbalah merupakan suatu tradisi yang 
dipelajari oleh sebagian pemimpin Bani Israil di Mesir Kuno, dan diteruskan sebagai tradisi dari mulut 
ke mulut, dari generasi ke generasi.

Karena itulah, kita harus menengok ke Mesir Kuno untuk menemukan sumber utama dari rantai 
Kabbalah-Templar- Freemasonry ini.

No comments:

Post a Comment