Powered By Blogger

Tuesday, 2 April 2013

FOKUS : BAGAIMANA DENGAN LALAT?


FOKUS : BAGAIMANA DENGAN LALAT?

Untuk menguatkan pernyataan bahwa 
dinosaurus berubah menjadi burung, 
evolusionis mengatakan bahwa 
sejumlah dinosaurus yang 
mengepakkan kaki depan untuk 
berburu lalat telah "menda-patkan 
sayap dan terbang" (seperti yang 
terlihat dalam gambar). Karena teori ini 
tidak memiliki landasan ilmiah dan 
tidak lebih dari sekadar khayalan, 
timbullah sebuah kontradiksi logis 
yang nyata: contoh yang disebutkan 
evolusionis saat menjelaskan asal 
mula kemampuan terbang, yaitu lalat, 
telah memiliki kemampuan terbang 
yang sempurna. Sementara manusia

tidak mampu mengedipkan mata 10 kali 
per detik, seekor lalat biasa 
mengepakkan sayapnya 500 kali per 
detik. Di samping itu, lalat menggerakkan 
kedua sayapnya secara 
serempak. Sedikit saja ada 
ketidaksesuaian pada getaran sayap, 
lalat akan kehilangan keseimbangan; tetapi ini tidak pernah terjadi.


Evolusionis seharusnya lebih dulu menjelaskan bagaimana lalat mendapatkan kemampuan terbang yang sempurna. 
Tetapi mereka justru mengarang skenario tentang bagaimana makhluk yang jauh lebih canggung seperti reptil bisa 
terbang.




Bahkan penciptaan sempurna pada lalat rumah menggugurkan pernyataan evolusi. Seorang ahli biologi Inggris, Robin 
Wootton, menulis dalam artikel berjudul "The Mechanical Design of Fly Wings (Desain Mekanis pada Sayap Lalat)":


"Semakin baik kita memahami fungsi sayap serangga, semakin tampak betapa rumit dan indahnya desain sayap 
mereka. Strukturnya sejak semula didesain agar seminimal mungkin mengalami perubahan bentuk; mekanismenya 
didesain untuk menggerakkan bagian-bagian komponen sayap secara terkirakan. Sayap serangga menggabungkan kedua 
hal ini; dengan menggunakan komponen-komponen berelastisitas berbeda, yang terakit sempurna agar terjadi 
perubahan bentuk yang tepat untuk gaya-gaya yang sesuai, sehingga udara dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin. 
Masih sedikit, kalaupun ada, teknologi yang sebanding dengan mereka."




Sebaliknya, tidak ada satu fosil pun yang dapat membuktikan evolusi imajiner lalat. Inilah yang dimaksud seorang ahli 
zoologi terkemuka Prancis, Pierre Grassé ketika mengatakan "Kita tidak memiliki petunjuk apa pun tentang asal usul serangga.

No comments:

Post a Comment