Powered By Blogger

Thursday, 4 April 2013

ILMU TERMODINAMIKA MENYANGGAH TEORI EVOLUSI


ILMU TERMODINAMIKA MENYANGGAH TEORI EVOLUSI

Hukum II Termodinamika, yang dianggap sebagai salah satu hukum dasar ilmu fisika, menyatakan bahwa 
pada kondisi normal semua sistem yang dibiarkan tanpa gangguan cenderung menjadi tak teratur, terurai, 
dan rusak sejalan dengan waktu. Seluruh benda, hidup atau mati, akan aus, rusak, lapuk, terurai dan 
hancur. Akhir seperti ini mutlak akan dihadapi semua makhluk dengan caranya masing-masing dan menurut 
hukum ini, proses yang tak terelakkan ini tidak dapat dibalikkan.

Kita semua mengamati hal ini. Sebagai contoh, jika Anda meninggalkan sebuah mobil di padang pasir, 
Anda tidak akan menemukannya dalam keadaan lebih baik ketika Anda menengoknya beberapa tahun 
kemudian. Sebaliknya, Anda akan melihat bannya kempes, kaca jendelanya pecah, sasisnya berkarat, dan 
mesinnya rusak. Proses yang sama berlaku pula pada makhluk hidup, bahkan lebih cepat.

Hukum II Termodinamika adalah cara mendefinisikan proses alam ini dengan persamaan dan perhitungan 
fisika.

Hukum ini juga dikenal sebagai "Hukum Entropi". Entropi adalah selang ketidakteraturan dalam suatu 
sistem. Entropi sistem meningkat ketika suatu keadaan yang teratur, tersusun dan terencana menjadi lebih 
tidak teratur, tersebar dan tidak terencana. Semakin tidak teratur, semakin tinggi pula entropinya. Hukum 
Entropi menyatakan bahwa seluruh alam semesta bergerak menuju keadaan yang semakin tidak teratur, 
tidak terencana, dan tidak terorganisir.

Keabsahan Hukum II Termodinamika atau Hukum Entropi ini telah terbukti, baik secara eksperimen maupun 
teoretis. Albert Einstein menyatakan bahwa Hukum Entropi akan menjadi paradigma yang sangat 
berpengaruh di periode sejarah mendatang. Ilmuwan terbesar di masa kita ini mengakuinya sebagai "hukum 
utama dari semua ilmu pengetahuan". Sir Arthur Eddington juga menyebutnya sebagai "hukum metafisika 
tertinggi di seluruh jagat".

Teori evolusi adalah klaim yang diajukan dengan sepenuhnya mengabaikan Hukum Entropi. Mekanisme
yang diajukannya benar-benar bertentangan dengan hukum dasar fisika ini. Teori evolusi menyatakan 
bahwa atom-atom dan molekul-molekul tidak hidup yang tak teratur dan tersebar, sejalan dengan waktu 
menyatu dengan spontan dalam urutan dan rencana tertentu membentuk molekul-molekul kompleks seperti 
protein, DNA dan RNA. Molekul-molekul ini lambat laun kemudian menghasilkan jutaan spesies makhluk 
hidup, bahkan dengan struktur yang lebih kompleks lagi. Menurut teori evolusi, pada kondisi normal, proses 
yang menghasilkan struktur yang lebih terencana, lebih teratur, lebih kompleks dan lebih terorganisir ini 
terbentuk dengan sendirinya pada tiap tahapnya dalam kondisi alamiah. Proses yang disebut alami ini jelas 
bertentangan dengan Hukum Entropi.

Ilmuwan evolusionis juga menyadari fakta ini. J. H. Rush menyatakan:

Dalam perjalanan evolusinya yang kompleks, kehidupan menunjukkan perbedaan yang jauh dengan 
kecenderungan yang dinyatakan Hukum II Termodinamika. Sementara Hukum II menyatakan pergerakan 
irreversibel ke arah entropi yang lebih tinggi dan tak teratur, evolusi kehidupan berkembang terus ke tingkat 
yang lebih teratur.

Dalam sebuah artikel di majalah Science, ilmuwan evolusionis, Roger Lewin, menyatakan kebuntuan 
termodinamis dari evolusi.

Masalah yang dihadapi para ahli biologi adalah pertentangan nyata antara evolusi dan Hukum II 
Termodinamika merupakan. Sejalan dengan waktu, semua sistem akan rusak, semakin tidak teratur bukan 
sebaliknya.

Ilmuwan evolusionis lainnya, George Stravropoulos, menyatakan kemustahilan termodinamis pembentukan 
kehidupan secara spontan dan ketidaklayakan penjelasan adanya mekanisme-mekanisme makhluk hi-dup 
yang kompleks melalui hukum-hukum alam. Ini dinyatakannya dalam majalah evolusionis terkenal, 
American Scientist:

Namun sesuai dengan Hukum Termodinamika II, dalam kondisi biasa tidak ada molekul organik kompleks 
dapat terbentuk secara spontan. Sebaliknya, molekul kompleks akan hancur. Memang, semakin kompleks 
sebuah molekul, semakin tidak stabil keadaannya dan semakin pasti kehancurannya, cepat atau lambat. 
Kendatipun melalui pembahasaan yang membingungkan atau sengaja dibuat membingungkan, fotosintesis 
dan semua proses kehidupan, serta kehidupan itu sendiri, tidak dapat dipahami berdasarkan ilmu 
termodinamika ataupun ilmu pasti lainnya.

Seperti telah diakui, Hukum II Termodinamika merupakan rintangan yang tak dapat diatasi oleh skenario 
evolusi, baik dari segi ilmu pengetahuan maupun logika. Karena tidak mampu mengajukan penjelasan 
ilmiah dan konsisten, evolusionis hanya dapat mengatasi rintangan ini dalam khayalan mereka. Sebagai 
contoh, evolusionis terkenal, Jeremy Rifkin, menuliskan keyakinannya bahwa evolusi mengungguli hukum 
fisika dengan suatu "kekuatan ajaib":

Hukum Entropi mengatakan bahwa evolusi menghabiskan energi keseluruhan yang tersedia bagi kehidupan 
di planet ini. Konsep evolusi kami adalah sebaliknya. Kami yakin bahwa evolusi secara ajaib menghasilkan 
nilai energi keseluruhan yang lebih besar dan keteraturan di bumi ini.

Kata-kata ini jelas menunjukkan bahwa evolusi sepenuhnya merupakan sebuah keyakinan dogmatis.

No comments:

Post a Comment