Powered By Blogger

Wednesday, 3 April 2013

PROTEIN ASAM AMINO LEVO


PROTEIN ASAM AMINO LEVO

Mari kita amati dengan seksama mengapa skenario evolusionis ten-tang pembentukan protein mustahil 
terjadi.




Rangkaian yang benar dari asam-asam amino yang tepat saja tidaklah cukup untuk pembentukan molekul 
protein. Di samping itu, keduapuluh jenis asam amino yang membentuk protein harus merupakan asam 
amino Levo. Asam amino terdiri dari dua jenis yang berbeda, yaitu "levo" (kiri) dan "dextro" (kanan). 
Perbedaan di antara keduanya adalah simetri cermin antara struktur tiga dimensi mereka, yang serupa 
dengan simetri tangan kiri dan kanan manusia.




Kedua jenis asam amino ini dapat saling terikat dengan mudah. Dari berbagai penelitian terungkap sebuah 
fakta yang mengejutkan: semua protein hewan dan tumbuhan, dari organisme paling sederhana hingga 
paling kompleks, terdiri dari asam amino Levo. Jika ada satu saja asam amino Dextro yang terikat pada 
struktur sebuah protein, maka protein tersebut menjadi tidak berfungsi. Yang menarik adalah, dalam 
beberapa percobaan, bakteri yang diberi asam amino Dextro segera menghancurkan asam-asam amino 
Dextro tersebut, dan dalam beberapa kasus, bakteri membentuk asam amino Levo dari serpihan-serpihan 
komponen asam amino Dextro sehingga dapat digunakan.


Mari sesaat kita umpamakan bahwa kehidupan muncul secara kebetulan seperti yang dinyatakan 
evolusionis. Dalam hal ini, asam amino Levo dan asam amino Dextro yang terbentuk secara kebetulan 
seharusnya ada dalam jumlah seimbang di alam. Jadi semua makhluk hidup seharusnya memiliki kedua 
jenis asam amino, Levo dan Dextro, dalam tubuh mereka sebab kedua jenis asam amino ini dapat saling 
bergabung secara kimiawi. Pada kenyataannya, protein yang terdapat pada semua makhluk hidup terdiri 
dari asam-asam amino Levo saja.




Pertanyaan tentang bagaimana protein dapat memilih asam amino Levo dari seluruh asam amino, dan 
mengapa tidak ada satu pun asam amino Dextro terlibat dalam proses kehidupan, masih menjadi tantangan 
bagi evolusionis. Mereka tidak memiliki penjelasan atas pemilahan yang sangat "sadar" dan spesifik ini.




Karakteristik protein ini membuat teori "kebetulan" evolusi yang sudah buntu menjadi semakin 
membingungkan. Agar terbentuk sebuah protein yang berguna, asam-asam amino itu tidak cukup hanya 
berada dalam jumlah tertentu, pada urutan tertentu, dan bergabung dalam struktur tiga dimensi yang tepat. 
Asam-asam amino ini juga harus terdiri dari asam amino Levo saja dan tidak boleh ada satu pun asam 
amino Dextro. Akan tetapi, tidak ada mekanisme seleksi alam untuk mengidentifikasi penambahan asam 
amino Dextro pada sebuah rantai dan membuangnya dari rantai tersebut. Fakta ini kembali menghapus 
kemungkinan bahwa awal kehidupan terjadi "secara kebetulan".


Dalam Britannica Science Encyclopaedia, pembela teori evolusi yang terang-terangan, dinyatakan bahwa 
asam amino seluruh makhluk hidup di bumi dan molekul pembangun polimer kompleks seperti protein 
memiliki asimetri Levo yang sama. Ditambahkan bahwa ini sama artinya dengan melempar uang logam 
sejuta kali dan selalu mendapatkan muka yang sama. Dinyatakan juga bahwa tidak mungkin kita dapat 
memahami me-ngapa molekul menjadi bentuk Levo atau Dextro. Pilihan ini berhubungan dengan sumber 
kehidupan di bumi secara mengagumkan.




Jika sebuah uang logam yang dilempar sejuta kali selalu menghasilkan sisi muka yang sama, mana yang 
lebih logis: ini merupakan suatu kebetulan, ataukah ada campur tangan yang disengaja? Jawabannya
sudah sangat jelas. Akan tetapi, tidak peduli dengan kenyataan yang jelas ini, evolusionis berlindung dalam "teori kebetulan" hanya karena mereka tidak mau menerima eksistensi "campur tangan yang disengaja".

Situasi yang serupa dengan asam amino Levo ini berlaku pula pada nukleotida, unit terkecil dari DNA dan RNA. Bedanya, tidak seperti asam amino pada makhluk hidup, hanya nukleotida berbentuk Dextro saja yang dipilih. Ini adalah situasi lain yang tidak pernah dapat dijelaskan oleh teori 'kebetulan'.

Sebagai kesimpulan, melalui perhitungan probabilitas telah terbukti secara mutlak bahwa sumber kehidupan tidak dapat dijelaskan dengan kebetulan. Jika kita mencoba menghitung probabilitas sebuah protein berukuran rata-rata yang terdiri dari 400 asam amino dan dipilih dari asam amino Levo saja, kita akan mendapatkan probabilitas 1 banding 2400, atau 10120. Sekadar untuk pembanding, ingatlah bahwa jumlah elektron di seluruh jagat raya diperkirakan 1079, angka yang jauh lebih kecil. Perhitungan probabilitas asam-asam amino ini tersusun dalam urutan yang sesuai dan dalam struktur yang fungsional akan menghasilkan angka yang jauh lebih besar lagi. Jika kita menggabungkan probabilitas-probabilitas ini dan kita perluas hingga pembentukan protein yang lebih besar dan beragam, maka perhitungannya menjadi tak terbayangkan.

2 comments: