ANALISIS HASIL
PEAYARAN BEAGLE DAN PENYUSUNAN BUKU THE ORIGIN OF SPECIES
Ketika
masih dalam pelayaran, Henslow dengan hati-hati memperkuat reputasi bekas
muridnya dengan memberikan kepada sejumlah naturalis terpilh akses kepada
contoh-contoh fosil dan salinan-salinan tercetak tulisan-tulisan geologis yang
Darwin kirimkan padanya. Ketika Beagle kembali pada 2 Oktober 1836, Darwin
telah menjadi terkenal di kalangan ilmiah. Ia mengunjungi keluarganya di
Shrewsbury dan ayahnya mengembangkan tabungan agar Darwin dapat menjadi seorang
ilmuwan yang didukung dengan dananya sendiri. Kemudian Darwin pergi ke
Cambridge dan membujuk Henslow agar mengerjakan deskripsi botanis tentang
tanaman-tanaman modern yang telah dikumpulkannya. Setelah itu Darwin
berkeliling ke lembaga-lembaga di London untuk mencari naturalis terbaik yang
ada untuk menggambarkan koleksi-koleksinya yang lain untuk penerbitan pada
waktu yang tepat. Berikut ini urutan peristiwa yang merupakan proses analisis
hasil temuan Darwin selama pelayaran dengan H.M.S. Beagle dan menuntunnya pada
perumusan teori evolusi :
1.
Identifikasi
Fosil
Charles Lyell yang sangat bersemangat menemui Darwin pada
29 Oktober 1836 dan memperkenalkannya kepada Richard Owen, seorang ahli anatomi
yang sedang naik daun. Richard Owen pun membantu Darwin mengidentifikasi
fosil-fosil temuannya, yang ditampilkan pada tabel 2.
Tabel. Fosil temuan Darwin
selama pelayaran dengan H.M.S Beagle
No
|
Nama Fosil
|
Lokasi Penemuan
|
1.
|
Tiga Serpihan kepala Megatherium Cuverii
|
Punta Alta, Argentina
|
2.
|
Rahang Mylodon
Darwinii
|
Punta Alta, Argentina
|
3.
|
Rahang Megalonyx
Jeffersonii
|
Punta Alta, Argentina
|
4.
|
Rangka hampir utuh dari Scelidotherium
|
Punta Alta, Argentina
|
5.
|
Tempurung dan tulang jari kaki Hoplophorus
|
Punta Alta, Argentina
|
6.
|
Serpihan rahang dan gigi Toxodon
|
Punta Alta, Argentina
|
7.
|
Gigi Macrauchenia
|
Punta Alta, Argentina
|
8.
|
Rangka hewan pengerat yang berkerabat
dengan Brazilian Tuco-tuco dan Capybara
|
Monte Hermoso (tepi pantai Argentina)
|
9.
|
Tengkorak Toxodon
|
Dekat Mercedes (Uruguay)
|
10.
|
Serpihan Glyptodon
|
Dekat Mercedes (Uruguay)
|
11.
|
Kepala Mylodon
|
Dekat Mercedes (Uruguay)
|
12.
|
Gigi besar Toxodon
|
|
13.
|
Gigi Toxodon
|
|
14.
|
Gigi Mastodon
andium (sekarang Cuvieronius hyodon)
|
|
15.
|
Gigi Equus
curvidens (salah satu nenek moyang kuda)
|
|
16.
|
Dua rangka besar Mastodon andium
|
|
17.
|
Kaki belakang Macrauchenia, kerabat gajah.
|
Port S. Julian, Patagonia (Argentina)
|
2.
Identifikasi
Burung Finch
Pada bulan Maret 1837, Darwin berkonsultasi dengan
seorang ornitolog (ahli dunia burung) Inggris yang bernama John Gould mengenai
semua spesimen burung finch yang ia bawa dari ekspedisi Beagle. Gould
memberitahunya bahwa berdasarkan struktur paruhnya, beberapa burung tersebut
tergolong pemakan biji kecil, sedangkan yang lainnya adalah pemakan biji-bijian
besar, buah, dan serangga. Secara keseluruhan, Gould mendeskripsikan 14 tipe
burung Finch yang berbeda. Masing-masingnya berbeda dengan burung finch yang ada
di pulau utama, namun memiliki beberapa kesamaan ciri.
Darwin berpikir bahwa varietas Finch yang berbeda-beda di
Kepulauan Galapagos mungkin diwariskan dari satu tipe nenek moyang yang terbang
ke pulau-pulau lain dan menemukan sebuah habitat yang berbeda. Secara bertahap,
populasi finch bercabang-cabang ke arah yang berbeda, yang terbagi berdasarkan
kelompok pemakan serangga, buah, dan biji dengan ukuran yang beragam
berdasarkan ketersediaan makanan di tiap pulaunya. Darwin juga mencatat
perubahan yang sama pada bentuk tempurung dan panjang leher kura-kura Galapagos
di pulau yang berbeda. Darwin menjelaskan tahapan perubahan makhluk hidup dari
nenek moyangnya ini dengan ungkapan “pewarisan yang dimodifikasi” (Descent with Modification) yang akan
dijelaskan kemudian.
3.
Transmutasi
dan Pemikiran Lain
Teori mengenai bagaimana proses terbentuknya spesies baru
mulai membayang-bayangi Darwin. Ia mendiskusikan pertanyaan tersebut dengan
Robert Owen. Mulai dari situlah muncul pemikiran Darwin tentang transmutasi
spesies. Kemudian secara diam-dia Darwin menulis serangkaian catatan, yaitu:
·
Catatan
“B” tentang transmutasi (Juli 1837).
·
Catatan
“C” tentang transmutasi, distribusi spesies, hubungan antara kebiasaan dan
struktur, serta adaptasi tingkah laku (Maret 1838).
·
Catatan
“D” tentang reproduksi spesies, dan asal-usul adaptasi (Juli 1838)
·
Catatan
“M” tentang lanjutan asal-usul adaptasi, asal-usul manusia, dan ekspresi emosi
(Juli 1838).
·
Catatan
“E” tentang lanjutan pemikiran transmutasi (Oktober 1838).
·
Catatan
“N” tentang lanjutan topik catatatn “M” namun dengan pertimbangan teoritis yang
lebih singkat (Oktober 1838).
4.
Inspirasi
dari Pemikiran Thomas Malthus
Pada bulan September 1838, Darwin membaca sebuah karya
tulis yang membantunya memahami keanekaragaman burung Finch di Kep. Galapagos. Essay
karangan seorang ahli ekonomi dan teologi, Thomas Malthus, yang ditulis 40
tahun lalu dengan judul Essay on The
Principle of Population menyatakan bahwa ketersediaan pangan, penyakit, dan
peperangan dapat membatasi jumlah populasi manusia. Dari situ, Darwin
bertanya-tanya, apakah organisme lainnya juga menghadapi pembatasan yang sama?
Jika iya, maka individu yang kebutuhan hidupnya tidak tercukupi akan mati.
Malthus menangkap bahwa individu pada sebuah populasi
tidaklah sama, sepert yang telah diajarkan Aristoteles. Oleh karena itu,
individu yang mampu mencukupi kebutuhan hidupnya akan bertahan hidup dan
berkembang biak. Hal ini menjelaskan bahwa semakin banyak individu yang lahir
dalam satu generasi dan hidup, mereka semua tidak akan memperoleh makanan dan
kebutuhan yang cukup untuk hidupnya. Kemudian, perubahan lingkungan akan
‘menyeleksi’ inidvidu yang memiliki bentuk dan fungsi tubuh yang lebih
merugikan dan segala bertahap populasi akan berubah.
Selanjutnya, Darwin terus melakukan berbagai
upaya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaannya sendiri seputar bagaimana
populasi beralih menjadi spesies-spesies baru, persebaran spesies, dll dengan
melakukan berbagai pengamatan, mulai dari meneliti peternakan, membiakkan dan
menyilang kawinkan bermacam jenis merpati, dll. Namun ia masih belum berani
mempublikasian pemikirannya mengenai evolusi dan seleksi alam. Walaupun Charles
Lyell yang menjadi penasihatnya belum terlalu yakin akan pemikiran Darwin,
namun ia terus mendesak Darwin untuk menerbitkan topik tersebut, terlebih
setelah pada akhir musim semi tahun 1856 ia menerima paket dari Alfred Russel
Wallace, seorang peneliti sejarah alam, yang berisi 20 halaman tulisan yang
berjudul "On the Law which has Regulated the Introduction of
New Species."
Darwin masih ragu akan pemikirannya dan tidak
mengindahkan peringatan Lyell sampai akhirnya ia dikejutkan oleh kiriman
manuskrip berjudul "On the Tendency
of Varieties to Depart Indefinitely from the Original Type” dari Wallace
yang saat iu masih di Kepuauan Malaya. Wallace mengembangkan suatu teori
seleksi alam yang pada dasarnya sama dengan yang dikemukakan oleh Darwin.
Wallace meminta Darwin untuk memeriksa dan mengevaluasi naskah tulisan itu dan
meneruskannya ke Lyell jika naskah itu memang layak diterbitkan. Darwin shock
dan segera ingat tulisannya di tahun 1842-1844 yang belum ia terbitkan.
Kekagetan Darwin bertambah dengan tiba-tiba
meninggalnya anaknya yang masih kecil Charles Waring Darwin akibat demam tinggi
(scarlet fever). Darwin menceritakan
kekagetan yang beruntun ini kepada Charles Lyell dengan note :
“Your
words have come true with a vengeance – that I should be forestalled…I never
saw a more striking coincidence; if Wallace had my MS sketch written out in
1842, he could not have made a better short abstract ! … I shall, of course, at
once and offer to send it to any journal”
Charles Lyell, yang lebih sering berperan
sebagai tempat Darwin berkonsultasi, segera bertindak cepat dan sigap. “Jangan
kuatir” katanya. Tentu Darwin senang sebab saat itu Darwin pasrah saja oleh
kekagetan yang datang bertubi-tubi. Darwin menyerahkan segalanya kepada Lyell
dan dia pergi untuk memakamkan anaknya.
Apa yang dilakukan Lyell? Lyell menggabung
paper Darwin yang belum dipublikasikan tahun 1844 dengan paper Wallace, dan
memberi judul baru, “On the Tendency of
Species to Form Varieties; and on the Perpetuation of Varieties and Species by
Means of Selection” oleh Charles Darwin, Alfred Wallace; dikomunikasikan
oleh Sir Charles Lyell dan Joseph Hooker (Hooker adalah kenalan Darwin
lainnya). Lyell menyerahkan paper tersebut ke
Linnaean Society of London pada tanggal 1 Juli 1858. Sayangnya, Wallace
yang sedang terbaring sakit di tengah belantara Halmahera tidak mengetahui manipulasi
tersebut.
Dan, setahun kemudian, pada tanggal 22
November 1959 terbitlah buku Darwin yang sangat terkenal itu “On
the Origin of Species by Means of Natural Selection, or the Preservation of
Favoured Races in the Struggle for Life”, Darwin menulisnya hanya butuh waktu setahun, sebab ia khawatir
didahului oleh siapa pun. Buku tersebut terdiri dari 14 bab, yaitu:
BAB
I Variasi Melalui Modifikasi
BAB
II Variasi Alami
BAB
III Berjuang untuk Hidup
BAB
IV Seleksi Alam atau
BAB
V Hukum Variasi
BAB
VI Kesulitan Teori
BAB
VII Insting
BAB
VIII Hibridisme
BAB
IX Catatan Geologi yang Tidak Sempurna
BAB X Suksesi Geologis Makhluk Organik
BAB XI Distribusi Geografis
BAB XII Distribusi Geografis (lanjutan)
BAB XIII Afinitas Timbal Balik antara Makhluk Organik :
Morfologi: Embriologi: Organ-organ Rudimen
BAB XV Rekapitulasi dan Kesimpulan
Intisari tulisan Darwin itu adalah :
·
Spesies yang ada sekarang
adalah keturunan dari spesies-spesies sebelumnya.
·
Seleksi alam sangat
menentukan berlangsungnya mekanisme evolusi.
Lalu,
Apa yang terjadi dengan Alfred Wallace di Indonesia? Ia tidak marah, tetap
santun, dan tetap meneruskan ekspedisinya dari Halmahera ke pulau-pulau lain di
Indonesia. Bahkan Wallace menyebut teori evolusi sebagai Darwinisme. Dan Darwin
menghormati Wallace dengan menyebut cukup sering namanya di bukunya.
No comments:
Post a Comment