EVOLUSI SEL-SEL
EUKARIOTIK
Dahulu, prokariota diduga berkerabat lebih dekat
denganprogenot hasil postulasi (nenek moyang dari semua sel, sebelum adanya
genom) daripada eukariota, dan sesame prokariota diduga juga mempunyai
kekerabatan yang lebih dekat daripada denga eukariota manapun. Sebagian besar
spesies prokariota kemudian biasa di klasifikasikan lebih lanjut sebagai
eubakteria. Subkingdom prokariotik lainnya, yaitu archae, hidup pada
lingkungan-lingkungan yang diduga tesebar luas pada saat kehidupan mulai
berevolusi untuk pertama kalinya. Karenanya, dipercaya bahwa eubakteria
berevolusi dari archae primitive dan eukariota berevolusi dari eubakteria. Akan
tetapi, secara bertahap ditemukan lebih banyak lagi perbedaa yang memisahkan
kedua sub kingdom prokariota tersebut. Beberapa sifat dari archae dapat
dijumpai pula pada eubakteria (keduanya merupakan prokariota), sedangkan
beberapa sifat lainnya ditemukan pula pada eukariota (misalnya gen-gen bagi
rRNA dan tRNA mengandung intron). Berdasarkan hasil analisisnya terhadap
sekuens-sekuens nukleotida pada rRNA 165 yang amat lestari dari berbagai
organisme.
Pada tahun 1977 Carl Woese mengatakan bahwa archae
berbeda dengan eubakteria dan dari eukariota. Saat ini, ketiga kelompok
tersebut diduga berevolusi dari progenot yang sama. Organisme-organisme yang
mempunyai sebuah nucleus kemungkinan telah berevolusi sekitar 3,5 miliar tahun
yang lalu, akan tetapi bagaimana munculnya membran nukleus pertama masih berupa
misteri. Berdasarkan hipotesis proliferasi membran,satu atau lebih invaginasi
membrane plasma pada progenot akan bersatu secara internal mengelilingi genom,
menjadi terpisah dari membran plasma dan membetuk membran nukleus berlapis
ganda. Proses melipatnya membran plasma kearah dalam menenerangkan fakta bahwa
nukleus sel-sel eukariotik modern diselubungi oleh “membrane ganda” yang
terdiri dari dua lapisan ganda lipid (lipid bilayer)Asal usul mitokondria pada
eukariota yang berusia lebih muda dapat dijelaskan pada teori endosimbiotik.
Beberapa sel purba dapat mengingesti partikel-partikel
makanan melalui invaginasi endositik membran plasmanya. Barangkali setidaknya
ada sebuah sel pencari makan berukuran besar yang mampu berfermentasi dan
menelan satu atau lebih bakteri respirasi kecil, namun tidak dpat
mencernanya.Endosimbion ini dapat bertahan hidup pada lingkungan yang kaya akan
nutrisi dan dapat bersembunyi dari sel predator lani. Sebaliknya sel-sel inang
pencari makan tadi mendapatkan keuntungan energy dari respirasi oksidasi
melebihi dari fermentasi. Keuntungan- keuntungan komplementer ini kemudian
berevolusi menjadi sebuah hubungan simbiosis (“hidup bersama”) dimana salah
satu entitas tidak dapat hidup tanpa entitas lainnya. Sebagian dari adaptasi
bersama ini melibatkan transfer sebagian besar gen bakteri endo simbion kedalam
nukleus sel inang. Sebagian besar molekul bermuatan negative, termasuk
diantaranya mRNA, tRA, rRNA, dan beberapa jenis protein yang tidak dapat
melewati membrane organel-organel tersebut harus tetap dikode oleh genom organel
itu sendiri. Proses ini diduga telah memunculkan mitokondria pada sel-sel
eukariotik modern setidaknya 1,5 miliar tahun yang lalu.
Bukti yang lebih kuat dapat ditunjukan pada evolusi
kloroplas melalui endosimbisis dari pada evolusi mitokondria. Suatu sel
eukariotik pencari makan yang aerob (sel yang telah mengevolusikan mitokondria)
diduga mampu menelan satu atau labih eubakteria (yang berkerabat dengan
sianobakteri) yang dapat melakukan fotosintesis organic. Dalam proses
evolusinya menjadi kloroplas, endosimbion melepaskan beberapa gennya kedalam
genom nukleus namun dalam jumlah yang tidak sebanyak seperti yang dilepaskan
oleh endosimbion yang berevolusi menjadi mitokondria. Seperti halnya
mitokondria, protokloroplas juga harus mempertahankan gen-gen yang mengkode
tRNA dan rRNA bagi sintesis protein dalam kloroplas.
Banyak bukti yang mendukung teori endosimbiotik
bagi asal-usul kloroplas dan mitokondria. Organela-organela ini mempunyai
ukuran yang hamper sama dengan bakteri genomnya terdapat didalam sebuah molekul
DNA sirkuler tunggal tanpa protein histon, seperti pada bakteri.kedua organela
bereproduksi secara aseksual melalui pertumbuhan dan pembelahan organel yang
menyerupai pembelahan biner. Sintesis protein pada mitokondria dan kloroplas
dihambat oleh berbagai antibiotik yang mengaktifkan ribosom bakteri, namun
hanya mempunyai efek yang sangat kecil pada ribososm sitoplasma eukariotik.
Polipeptida yang baru dibentuk pada bakteri, mitokondria dan kloroplas
mempunyai N-formilmetionin pada ujung aminomnya. Genom mitokondria dan
kloroplas mengkodekan molekul tRNA dan rRNA bagi system-sistem
sintesi-proteinnya sendiri. Ribosom yang terdapat pad kedua organel mempunyai
bentuk dan ukuran yang serupa dengan ribosom bakteri. Terakhir, teori
endosimbiotik menerangkan fakta bahwa kedua organela tersebut mempunyai membran
ganda. Membran dalamnya menyerupai membran plasma endosimbion nenek moyang,
sdangkakn membrane luarnya merepresentasikan membrane plasma nenek moyang sel
inang pencari makannya.
No comments:
Post a Comment