Powered By Blogger

Wednesday, 29 May 2013

EVOLUSI DNA DAN RNA

EVOLUSI DNA DAN RNA

Saat ini, materialisme tengah mengalami keruntuhan yang menghebohkan. Sering kali dinyatakan bahwa ada tiga ahli teori materialis yang mengarahkan abad ke-19: Freud, Karl Marx and Darwin. Teori dari dua orang pertama telah dikaji, diuji, dan terbukti tidak sahih, lalu ditolak di abad ke-20. Sekarang, teori Darwin juga sedang menuju keruntuhan.

Sebuah fosil burung yang diajukan sebagai bukti fosil paling penting oleh para Darwinis selama lebih dari satu abad, sebenarnya bukanlah bukti teori itu. Ketika ditemukan fosil lainnya, yang sekitar 75 juta tahun lebih tua dari fosil yang diduga sebagai nenek moyang primitif dari burung ini, dan ternyata tidak berbeda dari burung modern, para evolusionis pun terguncang. Pada tanggal 25 Juni 2000, bahkan sebuah jurnal yang biasa menampilkan Archaeopteryx sebagai nenek moyang primitif dari burung terpaksa melaporkan berita itu dengan tajuk “Nenek Moyang Burung Terbukti Seekor Burung".

Akhirnya, Proyek Genom Manusia, sebuah upaya untuk membuat bagan dari peta kasar genom manusia, rampung dan berbagai detail dari informasi genetik yang menyoroti betapa unggulnya makhluk hidup penciptaan Tuhan, telah terungkap bagi manusia. Kini, setiap orang yang memikirkan hasil dari proyek ini dan mengetahui bahwa sebuah sel manusia mengandung informasi yang mencukupi untuk disimpan ribuan halaman ensiklopedia, dapat memahami betapa ini merupakan keajaiban besar penciptaan.

Para evolusionis mencoba untuk menyalah tafsirkan perkembangan terakhir ini, yang sebenarnya menentang mereka, dan menampilkannya sebagai bukti dari evolusi. Karena tidak mampu menjelaskan bagaimana rantai DNA dari sebuah bakteri kecil berasal, para evolusionis mencoba untuk menyampaikan pesan seperti gen manusia menyerupai gen binatang. Pesan-pesan seperti ini tidak akurat dan tidak memiliki nilai ilmiah sedikit pun. Mereka dibuat untuk menyesatkan publik. Sementara, sejumlah lembaga media, karena ketidaktahuannya akan subyek tersebut, menyangka bahwa Proyek Genom Manusia memberikan bukti evolusi dan berupaya menampilkannya demikian.

Jika kita membandingkan tubuh manusia dengan sebuah bangunan, perencanaan dan proyek lengkapnya hingga ke detail terhalus ada di DNA, yang terletak di inti setiap sel. Semua tahap perkembangan manusia dalam rahim ibu dan setelah kelahiran berlangsung dalam kerangka program yang telah ditentukan sebelumnya. Bentuk informasi di dalam DNA tidak hanya menentukan sifat-sifat fisik juga mengendalikan ribuan operasi dan sistem lainnya yang berjalan di dalam sel dan tubuh. Misalnya, bahkan tinggi rendah atau normalnya tekanan darah seseorang tergantung pada informasi yang tersimpan di dalam DNA.

Informasi yang tersimpan di dalam DNA sedikit pun tidak boleh dianggap kecil. Walaupun sukar untuk dipercaya, dalam sebuah molekul DNA tunggal milik manusia, terdapat cukup informasi untuk mengisi tepat sejuta halaman ensiklopedia. inti dari setiap sel mengandung sebanyak itu informasi, yang digunakan untuk mengendalikan fungsi tubuh manusia. Sebagai analogi, kita dapat katakan bahwa  Ensiklopedia Britannica yang banyaknya 23 jilid, salah satu ensiklopedia terbesar di dunia, memiliki 25.000 halaman. Jadi, di hadapan kita terbentang sebuah fakta yang menakjubkan. Di dalam sebuah molekul yang ditemukan di dalam inti sel, yang jauh lebih kecil dari sel berukuran mikroskopis tempatnya berada, terdapat gudang penyimpanan data yang 40 kali lebih besar daripada ensiklopedia terbesar di dunia yang menyimpang jutaan pokok informasi. Ini sama dengan 920 jilid ensiklopedia besar yang unik dan tidak ada bandingannya di dunia. Riset menemukan bahwa ensiklopedia besar ini diperkirakan mengandung 5 miliar potongan informasi yang berbeda. Jika satu potong informasi yang ada di dalam gen manusia akan dibaca setiap detik, tanpa henti, sepanjang waktu, akan dibutuhkan 100 tahun sebelum proses selesai. Jika kita bayangkan bahwa informasi di dalam DNA dijadikan bentuk buku, lalu buku-buku ini ditumpuk, maka tingginya akan mencapai 70 meter.

Lalu bagaimana mungkin DNA, yang terbangun dari susunan sejumlah tertentu atom-atom yang tak berkesadaran dalam rangkaian tertentu, dan enzim-enzim, yang bekerja secara harmonis, mampu menyelesaikan banyak pekerjaan dan mengorganisir operasi yang rumit dan bermacam-macam di dalam sel secara sempurna dan lengkap. Jawabannya sangat sederhana kearifan tidak berada di dalam molekul-molekul ini atau di dalam sel yang memuatnya, tetapi pada Diri yang telah menciptakan molekul-molekul ini, dengan memprogram mereka untuk berfungsi sedemikian hebatnya. Pendeknya, kearifan hadir tidak pada karya itu sendiri, tetapi pada pencipta karya tersebut. Bahkan komputer yang paling maju merupakan hasil dari suatu kearifan dan kecerdasan yang telah menuliskan dan memasang program-program untuk mengoperasikannya, dan kemudian menggunakannya. Begitu pula, sel, DNA dan RNA di dalamnya, dan manusia yang terbuat dari sel-sel ini tidak lain dari karya Dia yang menciptakan mereka dan apa yang mereka lakukan. Betapa pun sempurna, lengkap dan mempesona karya tersebut, kebijaksanaan selalu ada pada sang pemilik karya.

Sejarah pertama kali DNA dimurnikan pada tahun 1868 oleh seorang ilmuan yang berasal dari Negara Swiss yang bernama Friedrich Misescher. Namun demikian penelitian terhadap peranan DNA di dalam sel baru di mulai pada awal abad 20 bersamaan dengan ditemukannnya postulat genetika Mendel. DNA dan protein dianggap dua molekul yang paling memungkinkan sebagai pembawa sifat genetik berdasarkan teori tersebut. Terdapat fungsi biologis pada DNA yang dinamakan replikasi. Replikasi adalah merupakan proses pelipatgandaan DNA dan proses tersebut diperlukan ketika sel akan membelah diri. Pada setiap sel, kecuali sel gamet pembelahan diri harus di sertai dengan repleksi DNA supaya semua sel turunan memiliki informasi genetik yang sama. Ada beberapa teori yang mencoba menjelaskan bagaimana proses replikasi DNA ini terjadi. Salah satu teori yang paling popular menyatakan bahwa pada masing – masing DNA baru yang diperoleh pada akhir proses replikasi, satu rantai tunggal merupakan rantai DNA dari rantai DNA sebelumnya, sedangkan rantai pasangannya merupakan rantai yang baru disentesis.

Terdapat dua mekanisme utama yang mendorong evolusi, yang pertama adalah seleksi alam dan yang ke dua adalah hanyutan genetika. Seleksi alam adalah merupakan sebuah proses yang menyebabkan sifat terwaris yang berguna untuk keberlangsungan hidup dan reproduksi menjadi lebih umum dalam suatu populasi dan sifat yang merugikan menjadi lebih berkurang, hal ini terjadi karena individu dengan sifat – sifat yang menguntungkan lebih berpeluang besar bereproduksi sehinggah lebih banyak individu pada generasi selanjutnya yang mewarisi sifat – sifat yang menguntungkan. Sedangkan hanyutan genetika adalah merupakan suatu proses bebas yang menghasilkan perubahan acak pada frekuensi sifat dalam suatu populasi. Hanyutan genetika dihasilkan dari propabilitas apakah suatu sifat akan diwariskan ketika suatu individu bertahan hidup dan bereproduksi. Perubahan ini akan terakumulasi menyebabkan perubahan yang substansial pada organisme dengan demikian antara pengertian DNA dan Evolusi adalah  merupakan suatu siklus yang pada intinya memberikan suatu gambaran tentang sifat – sifat yang terwariskan pada suatu populasi organisme baik itu melalui sel maupun gen sehingga apa yang diharapkan dapat terlaksana.

Asam ribonukleat (bahasa Inggris:ribonucleic acid, RNA) senyawa yang merupakan bahan genetik dan memainkan peran utama dalam ekspresi genetik. Dalam dogma pokok (central dogma) genetika molekular, RNA menjadi perantara antara informasi yang dibawa DNA dan ekspresi fenotipik yang diwujudkan dalam bentuk protein. Struktur dasar RNA mirip dengan DNA. RNA merupakan polimer yang tersusun dari sejumlah nukleotida. Setiap nukleotida memiliki satu gugus fosfat, satu gugus gula ribosa, dan satu gugus basa nitrogen (basa N). Polimer tersusun dari ikatan berselang-seling antara gugus fosfat dari satu nukleotida dengan gugus gula ribosa dari nukleotida yang lain. Perbedaan RNA dengan DNA terletak pada satu gugus hidroksil tambahan pada cincin gula ribosa (sehingga dinamakan ribosa). Basa nitrogen pada RNA sama dengan DNA, kecuali basa timin pada DNA diganti dengan urasil pada RNA. Jadi tetap ada empat pilihan: adenin, guanin, sitosin, atau urasil untuk suatu nukleotida.

Selain itu, bentuk konformasi RNA tidak berupa pilin ganda sebagaimana DNA, tetapi bervariasi sesuai dengan tipe dan fungsinya.

No comments:

Post a Comment