EVOLUSI DNA DAN RNA
Saat ini, materialisme tengah mengalami keruntuhan yang
menghebohkan. Sering kali dinyatakan bahwa ada tiga ahli teori materialis yang
mengarahkan abad ke-19: Freud, Karl Marx and Darwin. Teori dari dua orang
pertama telah dikaji, diuji, dan terbukti tidak sahih, lalu ditolak di abad
ke-20. Sekarang, teori Darwin juga sedang menuju keruntuhan.
Sebuah fosil burung yang diajukan
sebagai bukti fosil paling penting oleh para Darwinis selama lebih dari satu
abad, sebenarnya bukanlah bukti teori itu. Ketika ditemukan fosil lainnya, yang
sekitar 75 juta tahun lebih tua dari fosil yang diduga sebagai nenek moyang
primitif dari burung ini, dan ternyata tidak berbeda dari burung modern, para
evolusionis pun terguncang. Pada tanggal 25 Juni 2000, bahkan sebuah jurnal
yang biasa menampilkan Archaeopteryx sebagai nenek moyang primitif dari burung
terpaksa melaporkan berita itu dengan tajuk “Nenek Moyang Burung Terbukti
Seekor Burung".
Akhirnya, Proyek Genom Manusia,
sebuah upaya untuk membuat bagan dari peta kasar genom manusia, rampung dan
berbagai detail dari informasi genetik yang menyoroti betapa unggulnya makhluk
hidup penciptaan Tuhan, telah terungkap bagi manusia. Kini, setiap orang yang
memikirkan hasil dari proyek ini dan mengetahui bahwa sebuah sel manusia
mengandung informasi yang mencukupi untuk disimpan ribuan halaman ensiklopedia,
dapat memahami betapa ini merupakan keajaiban besar penciptaan.
Para
evolusionis mencoba untuk menyalah tafsirkan perkembangan terakhir ini, yang
sebenarnya menentang mereka, dan menampilkannya sebagai bukti dari evolusi.
Karena tidak mampu menjelaskan bagaimana rantai DNA dari sebuah bakteri kecil
berasal, para evolusionis mencoba untuk menyampaikan pesan seperti gen manusia
menyerupai gen binatang. Pesan-pesan seperti ini tidak akurat dan tidak
memiliki nilai ilmiah sedikit pun. Mereka dibuat untuk menyesatkan publik.
Sementara, sejumlah lembaga media, karena ketidaktahuannya akan subyek
tersebut, menyangka bahwa Proyek Genom Manusia memberikan bukti evolusi dan
berupaya menampilkannya demikian.
Jika kita membandingkan tubuh
manusia dengan sebuah bangunan, perencanaan dan proyek lengkapnya hingga ke
detail terhalus ada di DNA, yang terletak di inti setiap sel. Semua tahap perkembangan
manusia dalam rahim ibu dan setelah kelahiran berlangsung dalam kerangka
program yang telah ditentukan sebelumnya. Bentuk informasi di dalam DNA tidak
hanya menentukan sifat-sifat fisik juga mengendalikan ribuan operasi dan sistem
lainnya yang berjalan di dalam sel dan tubuh. Misalnya, bahkan tinggi rendah
atau normalnya tekanan darah seseorang tergantung pada informasi yang tersimpan
di dalam DNA.
Informasi yang tersimpan di dalam
DNA sedikit pun tidak boleh dianggap kecil. Walaupun sukar untuk dipercaya,
dalam sebuah molekul DNA tunggal milik manusia, terdapat cukup informasi untuk
mengisi tepat sejuta halaman ensiklopedia. inti dari setiap sel mengandung
sebanyak itu informasi, yang digunakan untuk mengendalikan fungsi tubuh
manusia. Sebagai analogi, kita dapat katakan bahwa Ensiklopedia Britannica yang banyaknya 23
jilid, salah satu ensiklopedia terbesar di dunia, memiliki 25.000 halaman.
Jadi, di hadapan kita terbentang sebuah fakta yang menakjubkan. Di dalam sebuah
molekul yang ditemukan di dalam inti sel, yang jauh lebih kecil dari sel
berukuran mikroskopis tempatnya berada, terdapat gudang penyimpanan data yang
40 kali lebih besar daripada ensiklopedia terbesar di dunia yang menyimpang
jutaan pokok informasi. Ini sama dengan 920 jilid ensiklopedia besar yang unik
dan tidak ada bandingannya di dunia. Riset menemukan bahwa ensiklopedia besar
ini diperkirakan mengandung 5 miliar potongan informasi yang berbeda. Jika satu
potong informasi yang ada di dalam gen manusia akan dibaca setiap detik, tanpa
henti, sepanjang waktu, akan dibutuhkan 100 tahun sebelum proses selesai. Jika
kita bayangkan bahwa informasi di dalam DNA dijadikan bentuk buku, lalu
buku-buku ini ditumpuk, maka tingginya akan mencapai 70 meter.
Lalu bagaimana mungkin DNA, yang terbangun
dari susunan sejumlah tertentu atom-atom yang tak berkesadaran dalam rangkaian
tertentu, dan enzim-enzim, yang bekerja secara harmonis, mampu menyelesaikan
banyak pekerjaan dan mengorganisir operasi yang rumit dan bermacam-macam di
dalam sel secara sempurna dan lengkap. Jawabannya sangat sederhana kearifan
tidak berada di dalam molekul-molekul ini atau di dalam sel yang memuatnya,
tetapi pada Diri yang telah menciptakan molekul-molekul ini, dengan memprogram
mereka untuk berfungsi sedemikian hebatnya. Pendeknya, kearifan hadir tidak
pada karya itu sendiri, tetapi pada pencipta karya tersebut. Bahkan komputer
yang paling maju merupakan hasil dari suatu kearifan dan kecerdasan yang telah
menuliskan dan memasang program-program untuk mengoperasikannya, dan kemudian
menggunakannya. Begitu pula, sel, DNA dan RNA di dalamnya, dan manusia yang
terbuat dari sel-sel ini tidak lain dari karya Dia yang menciptakan mereka dan
apa yang mereka lakukan. Betapa pun sempurna, lengkap dan mempesona karya
tersebut, kebijaksanaan selalu ada pada sang pemilik karya.
Sejarah pertama kali DNA dimurnikan
pada tahun 1868 oleh seorang ilmuan yang berasal dari Negara Swiss yang bernama
Friedrich Misescher. Namun demikian penelitian terhadap peranan DNA di dalam
sel baru di mulai pada awal abad 20 bersamaan dengan ditemukannnya postulat
genetika Mendel. DNA dan protein dianggap dua molekul yang paling memungkinkan
sebagai pembawa sifat genetik berdasarkan teori tersebut. Terdapat fungsi
biologis pada DNA yang dinamakan replikasi. Replikasi adalah merupakan proses
pelipatgandaan DNA dan proses tersebut diperlukan ketika sel akan membelah
diri. Pada setiap sel, kecuali sel gamet pembelahan diri harus di sertai dengan
repleksi DNA supaya semua sel turunan memiliki informasi genetik yang sama. Ada
beberapa teori yang mencoba menjelaskan bagaimana proses replikasi DNA ini
terjadi. Salah satu teori yang paling popular menyatakan bahwa pada masing –
masing DNA baru yang diperoleh pada akhir proses replikasi, satu rantai tunggal
merupakan rantai DNA dari rantai DNA sebelumnya, sedangkan rantai pasangannya
merupakan rantai yang baru disentesis.
Terdapat dua mekanisme utama yang
mendorong evolusi, yang pertama adalah seleksi alam dan yang ke dua adalah
hanyutan genetika. Seleksi alam adalah merupakan sebuah proses yang menyebabkan
sifat terwaris yang berguna untuk keberlangsungan hidup dan reproduksi menjadi
lebih umum dalam suatu populasi dan sifat yang merugikan menjadi lebih
berkurang, hal ini terjadi karena individu dengan sifat – sifat yang
menguntungkan lebih berpeluang besar bereproduksi sehinggah lebih banyak
individu pada generasi selanjutnya yang mewarisi sifat – sifat yang
menguntungkan. Sedangkan hanyutan genetika adalah merupakan suatu proses bebas
yang menghasilkan perubahan acak pada frekuensi sifat dalam suatu populasi.
Hanyutan genetika dihasilkan dari propabilitas apakah suatu sifat akan
diwariskan ketika suatu individu bertahan hidup dan bereproduksi. Perubahan ini
akan terakumulasi menyebabkan perubahan yang substansial pada organisme dengan
demikian antara pengertian DNA dan Evolusi adalah merupakan suatu siklus yang pada intinya
memberikan suatu gambaran tentang sifat – sifat yang terwariskan pada suatu
populasi organisme baik itu melalui sel maupun gen sehingga apa yang diharapkan
dapat terlaksana.
Asam ribonukleat (bahasa
Inggris:ribonucleic acid, RNA) senyawa yang merupakan bahan genetik dan
memainkan peran utama dalam ekspresi genetik. Dalam dogma pokok (central dogma)
genetika molekular, RNA menjadi perantara antara informasi yang dibawa DNA dan
ekspresi fenotipik yang diwujudkan dalam bentuk protein. Struktur dasar RNA
mirip dengan DNA. RNA merupakan polimer yang tersusun dari sejumlah nukleotida.
Setiap nukleotida memiliki satu gugus fosfat, satu gugus gula ribosa, dan satu
gugus basa nitrogen (basa N). Polimer tersusun dari ikatan berselang-seling
antara gugus fosfat dari satu nukleotida dengan gugus gula ribosa dari
nukleotida yang lain. Perbedaan RNA dengan DNA terletak pada satu gugus
hidroksil tambahan pada cincin gula ribosa (sehingga dinamakan ribosa). Basa
nitrogen pada RNA sama dengan DNA, kecuali basa timin pada DNA diganti dengan
urasil pada RNA. Jadi tetap ada empat pilihan: adenin, guanin, sitosin, atau
urasil untuk suatu nukleotida.
Selain itu, bentuk konformasi RNA tidak berupa pilin ganda sebagaimana DNA, tetapi bervariasi sesuai dengan tipe dan fungsinya.
No comments:
Post a Comment