CATATAN
FOSIL
Suksesi bentuk fosil disesuaikan dengan
apa yang diketahui dari jenis bukti lain mengenai cabang utama keturunan dalam
pohon kehidupan. Sebagai contoh, bukti-bukti dari bidang biokimia, biologi
molekuler, dan biologi sel menempatkan prokariotik sebagai nenek moyang
kehidupan dan memperkirakan bahwa bakteri mendahului semua kehidupan eukariota
dalam catatan fosil. Memang, fosil tertua yang diketahui adalah prokariotik.
Contoh lain adalah penampakan kronologis dari kelas-kelas hewan vertebrata yang
berbeda-beda dalam catatan fosil.
Fosil
ikan adalah yang paling tua dari semua vertebrata lain, disusul kemudian
amphibia, diikuti oleh reptilia, kemudian mamalia dan burung. Urutan ini
disesuaikan dengan sejarah keturunan vertebrata sebagaimana diungkapkan oleh
banyak jenis bukti yang lain. Sebaliknya, ide bahwa semua spesies diciptakan
satu demi satu dalam waktu yang hampir sama memperkirakan bahwa semua kelas
vertebrata akan muncul pertama kali pada catatan fosil adalm bebatuan dengan
umur yang sama, namun kenyataannya berlawanan dengan apa yang sesunguhnya
diamati oleh para ahli paleontologi.
Pandangan
Darwinian mengenai kehidupan juga memperkirakan bahwa transisi evolusioner
harus meninggalkan tanda-tanda dalam catatan evolusi. Para
ahli palentologi menemukan banyak bentuk transisi yang menghubungkan antara
fosil yang lebih tua dengan spesies modern. Sebagai contoh serangkaian fosil
mendokumentasikan perubahan bentuk dan ukuran tulang yang terjadi ketika
mamalia berevolusi dari reptilian.
Reptilian
Dimetrodon adalah hewan sinapsida
awal, garis keturunan yang akhirnya akan menjadi mamalia. Morganucodon merupakan salah satu mamalia pertama. Perhatikan bahwa
rahang bawah reptilian terdiri atas beberapa tulang yang menyatu. Pada mamalia
rahang bawah tereduksi menjadi satu tulang saja, yaitu denatari. Selama
pemodelan-ulang evolusioner tengkorak mamalia, satu tulang pada reptilia
menjadi tiga tulang yang menghantarkan suara dari gendang telinga ke telinga
bagian dalam. Tulang ini meningkatkan pendengaran dengan memperbesar suara.
Paus
berkembang dari nenek moyangnya yang hidup di daratan, suatu transisi
evolusioner yang meninggalkan banyak tanda, termasuk bukti-bukti fosil. Para ahli yang melakukan penggalian di Mesir menemukan
paus yang sudah punah yang memiliki tungkai belakang. Paus kuno tersebut adalah
Basilosaurus yang sudah punah, paus
tersebut sudah tidak menggunakan tungkainya untuk berjalan melainkan untuk
berenang. Ahli paleontologi menemukan fosil paus yang lebih tua yakni Ambulocetus yang memiliki tungkai kaki
yang lebih kuat dan kokoh (kemungkinan untuk berjalan dan berenang), fosil ini
menunjukkan bahwa Ambulocetus mungkin
hewan amphibian yang hidup di darat dan di air.
No comments:
Post a Comment