PEWARISAN DENGAN MODIFIKASI
Pada edisi pertama
buku The Origin of Spesies, Darwin
tidak menggunakan kata evolusi sampai alinea terakhir,
melainkan menggunakan kata pewarisan
dengan modifikasi (descent with modification). Darwin memandang bahwa
adanya kesatuan dalam kehidupan, bahwa mahluk hidup memiliki kekerabatan dan
berasal dari prototype yang sama dari nenek moyangnya zaman dahulu. Selama jutaan tahun keturunan mahluk
hidup tersebut yang dahulunya sama, tersebar ke berbagai macam habitat,
organisme tersebut akan mengalami akumulasi adaptasi, sehingga organisme
tersebut mengalami perubahan bentuk yang disesuaikan dengan lingkungan hidup
organisme tersebut. Sehingga mahluk hidup sekarang beraneka ragam.
Dalam pandangan
Darwin sejarah kehidupan itu seperti pohon dengan banyak sekali cabang yang
memunculkan cabang-cabang lagi, hingga pada cabang terkecil pada daun yang
muda. Pohon kehidupan ini menunjukkan keanekaragaman mahluk hidup. Pada setiap
titik percabangan pohon evolusi itu terdapat nenek moyang yang dimiliki bersama
oleh semua garis cabang evolusi dari titik percabangan tersebut. Spesies yang
erat sekali hubungannya seperti beruang madu dan beruang salju, memiliki banyak
sifat-sifat dan ciri yang sama karena garis keturunan nenek moyangnya yang
sama. Banyak cabang evolusi, bahkan cabang utama sekalipun merupakan ujung yang
buntu (missing link); diperkirakan
sekitar 99% hewan yang pernah hidup di
bumi ini sudah punah.
Linnaeus yang percaya
bahwa spesies sudah mantap, memberi Darwin suatu hubungan dengan evolusi dengan
cara mengenali bahwa keanekaragaman organisme yang begitu besar dapat diurut
menjadi “kelompok di bawah kelompok yang besar” (ungkapan Darwin),
memperkenalkan kategori taksonomi utama: kingdom > filum > ordo >
family > genus > spesies. Bagi Darwin hirarki alamiah dari Linnaeus
mereflesikan geneologi bercabang dari pohon kehidupan, dengan organisme pada
level taksonomik yang berbeda diturunkan dari nenek moyang yang sama. Jika kita
berpendapat bahwa singa berkerabat dekat dengan harimau, dibanding singa dengan
kuda berarti kita telah mengakui bahwa evolusi telah meninggalkan tanda dalam
bentuk derajat kekerabatan yang berbeda di antara spesies modern. Karena
taksonomi temuan manusia, sehingga taksonomi tidak dapat mengukuhkan spesies
yang sama. Akan tetapi pada kasus lain, analisis taksonomi tidak mungkin keliru.
Melalui analisis genetik, misalnya mebeberkan bahwa singa dan harimau merupakan
kerebat yang dekat dengan latar belakang hereditas yang sangat mirip.
Setiap mahluk hidup
multiseluler terdiri atas sel-sel yang mengandung inti sel. Dalam nukleus atau
intisel terdapat kromosom. Setiap mahluk hidup memilki jumlah kromosom yang
berbeda, seperti manusia memiliki 46 set kromosom. Kromosom terdiri atas DNA
yang tersusun oleh gen yang mengkodekan protein berbeda. Setiap kromosom
memiliki pasangan kromosom lain yang disebut kromosom homolog. Jadi jumlah
kromosom manusia adalah 23 pasang kromosom. Gen terletak spesifik dalam
kromosom, missal gen F yang mempengaruhi warna biji terletak pada kromosom
nomer satu dan tidak terletak pada kromosom nomor lainnya. Gen memiliki
pasangan gen yang disebut alel.
Ketika pembuahan
antara sel gamet jantan dan betina terjadi maka akan terbentuk zigot yang
memiliki sifat dari kedua induknya. Saat proses tersebut gen mungkin mengalami
perubahan sehingga terbentuklah variasi. Variasi ini dapat merubah struktur dari gen, dan hal
ini tidak dapat diperkirakan. Mutasi ini membentuk sebuah organisme yang
sedikit memiliki perbedaan dengan organisme lainnya dari jenis yang sama
walaupun tidak merubah keseluruhan dari susunan gen dalam sel.
No comments:
Post a Comment