Powered By Blogger

Tuesday, 2 April 2013

OTA BENGA: ORANG AFRIKA DALAM KERANGKENG


OTA BENGA: ORANG AFRIKA DALAM KERANGKENG

Setelah Darwin menyatakan bahwa manusia berevolusi dari makhluk 
hidup yang mirip kera melalui bukunya The Descent of Man, ia 
kemudian mulai mencari fosil-fosil untuk mendukung argumentasinya. 
Bagaimanapun, sejumlah evolusionis percaya bahwa makhluk "separo 
manusia - separo kera" tidak hanya ditemukan dalam bentuk fosil, tetapi 
juga dalam keadaan hidup di berbagai belahan dunia. Di awal abad ke-
20, pencarian "mata rantai transisi yang masih hidup" ini 
menghasilkan kejadian-kejadian memilukan, dan yang paling biadab di 
antaranya adalah yang menimpa seorang Pigmi (suku di Afrika Tengah 
dengan tinggi badan rata-rata kurang dari 127 sentimeter) bernama Ota 
Benga.

Ota Benga ditangkap pada tahun 1904 oleh seorang peneliti evolusionis 
di Kongo. Dalam bahasanya, nama Ota Benga berarti "teman". Ia 
memiliki seorang istri dan dua orang anak. Dengan dirantai dan dikurung 
seperti binatang, ia dibawa ke Amerika Serikat. Di sana, para ilmuwan 
evolusionis memamerkannya untuk umum pada Pekan Raya Dunia di 
St. Louis bersama spesies kera lain dan memperkenalkannya sebagai 
"mata rantai transisi terdekat dengan manusia". Dua tahun 
kemudian, mereka membawanya ke Kebun Binatang Bronx di New 
York. Ia dipamerkan dalam kelompok "nenek moyang manusia" 
bersama beberapa simpanse, gorila bernama Dinah, dan orang utan 
bernama Dohung. Dr. William T. Hornaday, seorang evolusionis direktur 
kebun binatang tersebut memberikan sambutan panjang lebar tentang betapa bangganya ia memiliki 
"bentuk transisi" yang luar biasa ini di kebun binatangnya dan memperlakukan Ota Benga dalam kandang 
seolah ia seekor binatang biasa. Tidak tahan dengan perlakuan yang diterimanya, Ota Benga akhirnya 
bunuh diri.

Manusia Piltdown, Manusia Nebraska, Ota Benga.... Skandal-skandal ini menunjukkan bahwa ilmuwan 
evolusionis tidak ragu-ragu menggunakan segala cara yang tidak ilmiah untuk membuktikan teori mereka. 
Dengan mengingat hal ini, ketika kita melihat yang dinamakan bukti lain dari mitos "evolusi manusia", kita 
akan menghadapi situasi yang sama. Inilah sebuah cerita fiksi dan sepasukan relawan yang siap mencoba 
apa saja untuk membenarkan cerita itu.

No comments:

Post a Comment