ILMU PENGETAHUAN MENENTANG MATERIALISME
Ilmu
pengetahuan mengkaji alam ini dengan cara yang sama seperti dijelaskan dalam
contoh di atas. Jika semua rancangan di alam
ini dapat dijelaskan dengan penyebab-penyebab yang bersifat materi semata, maka ilmu pengetahuan
memperkuat materialisme. Namun, ilmu pengetahuan modern
telah mengungkapkan bahwa di alam ini terdapat suatu rancangan yang tak bisa
dijelaskan dengan penyebab
bersifat materi, dan bahwa segenap materi mengandung suatu rancangan yang diciptakan oleh Sang Pencipta.
Contohnya,
semua percobaan dan pengamatan membuktikan bahwa materi itu sendiri tidak dapat menghasilkan kehidupan. Karena
itu, makhluk hidup pastilah hasil dari sebuah penciptaan metafisik. Semua percobaan evolusionis
ke arah ini berakhir dengan kegagalan. Kehidupan tidak mungkin diciptakan dari materi
tak-hidup. Ahli biologi evolusionis Andrew Scott membuat pengakuan berikut mengenai masalah
tersebut dalam jurnal terkenal New Scientist:
Ambillah
sejumlah materi, panaskan sambil diaduk, dan tunggulah. Itulah Genesis versi modern.
Gaya-gaya “dasar”, yakni gravitasi, elektromagnetisme, serta gaya ikat inti
atom yang kuat dan lemah dianggap
sebagai gaya yang menyempurnakan proses tersebut… Tetapi, seberapa jauhkah kisah yang disusun sangat baik
ini telah benar-benar terbukti, dan seberapa besarkah yang masih berupa dugaan yang penuh harap?
Sebenarnya, mekanisme dari hampir seluruh tahapan utama,
dari zat-zat kimiawi pembentuk, hingga sel-sel yang paling awal diketahui,
masih menjadi bahan persengketaan,
atau, kalau tidak, pastilah merupakan kebingungan yang menyeluruh.
Akar
kehidupan didasarkan pada dugaan dan perdebatan karena dogma materialis
bersikeras menyatakan bahwa kehidupan
merupakan hasil dari materi. Akan tetapi, fakta-fakta ilmiah menunjukkan bahwa materi tidak memiliki
kekuatan seperti itu. Profesor Fred Hoyle, ahli matematika
dan astronomi yang dianugerahi gelar kebangsawanan untuk sumbangsihnya bagi
ilmu pengetahuan, memberi ulasan berikut
tentang hal ini:
Jika
terdapat sifat mendasar materi yang melalui suatu cara dapat mendorong sistem organik mengarah pada
terbentuknya kehidupan, maka keberadaannya haruslah dapat diperlihatkan di
laboratorium. Misalnya, seseorang bisa saja menggunakan bak
kolam renang sebagai ganti “ramuan
sop purba”. Isilah bak itu dengan zat-zat kimia non-biologis mana pun yang Anda sukai. Pompakan gas ke atasnya,
atau ke dalamnya, sesuka Anda, dan sinarilah dengan radiasi jenis apa pun yang Anda kehendaki.
Biarkan percobaan ini berlangsung selama setahun, dan lihatlah ada berapa dari 2000 tersebut (protein
yang dibuat dan dihasilkan sel hidup) yang muncul dalam bak ramuan itu. Saya akan memberi
jawabannya, dan ini akan menghemat waktu, tenaga dan biaya melakukan percobaan secara sungguhan.
Anda tak akan mendapatkan apa pun, selain (mungkin) endapan berlendir terapung yang terdiri
atas asam-asam amino serta zat-zat kimia organik sederhana lainnya.
Sebenarnya,
materialisme sedang menghadapi kesulitan yang lebih buruk. Materi tak bisa membentuk
kehidupan, walaupun diberi waktu serta digabungkan dengan pengetahuan manusia apalagi tanpa faktor-faktor tersebut.
Kebenaran,
yang baru saja kita tinjau sekilas adalah kebenaran bahwa materi itu sendiri
tidak dapat merancang dan tidak
berpengetahuan. Namun, jagat raya dan makhluk hidup di dalamnya mengandung rancangan dan pengetahuan
yang luar biasa kompleks. Ini menunjukkan bahwa rancangan
dan pengetahuan dalam jagat raya serta makhluk hidup adalah karya Pencipta yang memiliki kekuasaan serta pengetahuan
yang tak terhingga – Pencipta yang telah ada sebelum materi itu sendiri ada, serta menguasai dan
mengendalikannya.
Jika
kita teliti dengan cermat, inilah kesimpulan yang ilmiah sepenuhnya. Ini bukanlah “keyakinan”,
melainkan kebenaran yang diperoleh sebagai hasil pengamatan akan jagat raya dan makhluk hidup yang menghuninya. Karena
itulah, pendapat evolusionis “Evolusi adalah ilmiah, sedangkan penciptaan adalah keyakinan di
luar wilayah ilmu pengetahuan” merupakan tipuan yang dangkal. Memang, pada abad ke-19,
materialisme dikacaukan dengan ilmu pengetahuan, dan ilmu pengetahuan
terbawa ke luar jalur oleh dogma materialis. Namun, perkembangan selanjutnya,
di abad ke-20 dan ke-21, telah sepenuhnya menggugurkan
keyakinan kuno itu. Dan, kebenaran penciptaan,
yang tadinya terhalang materialisme, kini pun tampak. Seperti jelas dinyatakan
majalah terkenal Newsweek, dalam edisi 27 Juli
1998-nya yang bersejarah, dengan berita utama yang berjudul Science Finds God (Ilmu
Pengetahuan Menemukan Tuhan) di balik penipuan materialis, ilmu pengetahuan menemukan Tuhan,
Pencipta alam semesta dengan segala sesuatu yang ada di dalamnya.
No comments:
Post a Comment