ITULAH PERNYATAAN TEORI EVOLUSI. TETAPI, BENARKAH ITU YANG TERJADI?
Sama
sekali tidak. Sebaliknya, binatang sudah berwujud amat kompleks dan saling
berlainan sejak saat pertama
kali muncul di Bumi. Semua filum binatang yang telah kita ketahui muncul di saat yang sama, di tengah
tenggang waktu geologis yang dikenal sebagai Zaman Kambrium.
Zaman Kambrium adalah periode waktu dalam ilmu geologi, yang lamanya diperkirakan kurang-lebih 65 juta tahun,
sekitar 570 hingga 505 juta tahun yang silam. Tetapi, kemunculan mendadak berbagai kelompok
utama hewan terjadi pada fase yang jauh lebih singkat di masa Zaman Kambrium ini, yang sering
disebut dengan “ledakan Kambrium ”. Stephen C. Meyer, P. A. Nelson, dan Paul Chien, dalam
sebuah artikel yang didasarkan pada pengkajian literatur terperinci di tahun 2001, menyatakan
“ledakan Kambrium terjadi dalam sepenggal waktu geologis yang teramat sempit, yang lamanya tak
lebih dari 5 juta tahun.”
Sebelum
itu, tak ada sedikit pun catatan fosil tentang makhluk hidup, selain yang
bersel tunggal serta sedikit makhluk bersel
majemuk yang amat primitif. Semua filum hewan muncul serentak dalam wujud sempurna, dalam
tenggang waktu singkat Ledakan Kambrium (Lima juta tahun adalah amat singkat dalam istilah
geologi!)
Dalam
bebatuan Kambrium ditemukan fosil-fasil dari makhluk-makhluk yang amat berbeda, seperti siput, trilobita, spons,
ubur-ubur, bintang laut, kerang, dst. Kebanyakan makhluk pada lapisan ini memiliki sistem yang rumit
dan struktur yang maju, misalnya mata, insang, dan sistem sirkulasi, yang persis sama dengan yang
terdapat pada spesimen hewan di zaman modern. Semua truktur ini sangatlah maju dan sangat
berlainan satu dengan yang lain.
Richard
Monastersky, seorang staf penulis jurnal Science News, menyatakan tentang
ledakan Kambrium, yang merupakan perangkap maut
bagi teori evolusi:
Setengah
miliar tahun silam, … beragam jenis hewan yang amat kompleks, yang kita lihat sekarang, tiba-tiba
muncul. Saat itu, tepat di awal Zaman Kambrium di Bumi, sekitar
550 juta tahun yang lalu, menandai ledakan
evolusioner yang mengisi penuh lautan dengan berbagai makhluk kompleks pertama di dunia.
Phillip
Johnson, seorang profesor Universitas California di Berkeley, yang juga salah
seorang kritikus Darwinisme paling menonjol di
dunia, menjabarkan pertentangan antara Darwinisme dengan
kebenaran paleontologis ini:
Teori
Darwinisme meramalkan adanya sebuah “kerucut peningkatan keragaman”, yang mana organisme hidup pertama, atau spesies
hewan pertama, secara bertahap dan kontinyu menjadi beragam dan menciptakan tingkat
taksonomi yang lebih tinggi. Namun catatan fosil binatang lebih mirip kerucut yang terbalik, yaitu banyak
filum yang berada di jenjang awal, dan setelah itu semakin berkurang.
Seperti
diungkapkan Phillip Johnson, yang telah terjadi bukanlah terbentuknya berbagai
filum secara bertahap. Jauh daripada itu,
semua filum timbul serentak, dan bahkan ada yang punah dalam periode selanjutnya. Munculnya makhluk
hidup yang beragam dalam wujud sempurna dan seketika, merupakan bukti penciptaan, seperti juga
diakui oleh evolusionis Futuyma. Telah kita saksikan, semua penemuan ilmiah yang ada telah
menyatakan bahwa pernyataan teori evolusi adalah salah, serta mengungkapkan kebenaran dari
penciptaan.
No comments:
Post a Comment