MENGAPA TEORI EVOLUSI BUKANLAH “DASAR ILMU BIOLOGI”?
Para
evolusionis seringkali mengulang sebuah dusta yang menyatakan bahwa teori
evolusi merupakan dasar ilmu hayat atau biologi…
Mereka berkata bahwa biologi tak akan berkembang bahkan
tak akan ada tanpa teori evolusi. Pernyataan ini sebenarnya tumbuh dari demagogy (langkah memenangkan simpati dengan cara
menggugah emosi masyarakat penerj.) yang disebabkan
oleh rasa putus asa. Filsuf Profesor Arda Denkel, seorang tokoh terkemuka dalam
dunia ilmu pengetahuan Turki, bertutur sebagai
berikut:
Misalnya,
adalah salah bila beranggapan “Menolak teori evolusi berarti sama dengan menolak ilmu biologi dan geologi serta
penemuan di bidang fisika dan kimia.” Sebab, sebelum inferensi semacam itu dibuat (di sini, a
modus tollens), terlebih dahulu harus ada sejumlah pengajuan penemuan di bidang biologi,
geologi, kimia dan fisika, yang menyiratkan teori evolusi. Akan
tetapi, berbagai penemuan atau pernyataan di bidang ilmu tersebut tidaklah
menyiratkan kebenaran teori
evolusi. Karena itu, hal-hal tersebut tidak membuktikan evolusi.
Ditinjau
dari sudut sejarah ilmu pengetahuan pun, sudah langsung jelas bahwa pernyataan ini bahwa “evolusi adalah dasar ilmu
biologi” amatlah tidak absah, dan tak masuk akal. Jika pernyataan ini benar, artinya sebelum
teori evolusi muncul, tentu di dunia ini tidak ada cabang-cabang ilmu
biologi. Namun kenyataannya, banyak cabang biologi yang sudah ada dan
berkembang sebelum munculnya
teori evolusi misalnya saja anatomi, fisiologi, dan paleontologi. Sebaliknya, evolusi adalah hipotesa yang muncul
sesudahnya, dan oleh kaum Darwinis dipaksakan kepada masyarakat.
Di
Uni Soviet semasa pemerintahan Stalin, digunakan sebuah metode yang mirip
dengan metode kaum evolusionis. Di masa itu, komunisme
yang menjadi ideologi resmi Uni Soviet, menganggap
bahwa “materialisme dialektik” adalah dasar setiap ilmu. Perintah Stalin adalah
semua penelitian ilmiah harus sesuai dengan
materialisme dialektik. Jadi, dalam semua buku tentang biologi, kimia, fisika, sejarah dan
politik, bahkan kesenian, harus tercantum pengantar yang mengaitkan ilmu dengan materialisme
dialektik serta pandangan Marx, Engels, dan Lenin.
Namun,
seiring runtuhnya Uni Soviet, kewajiban itu pupus. Buku pun kembali menjadi naskah ilmiah teknis yang berisi
informasi yang sama. Dengan meninggalkan omong kosong seperti materialisme dialektik, ilmu pengetahuan
tidaklah rugi. Justru, hal ini lebih meringankan tekanan dan kewajiban-kewajiban yang dikenakan
kepadanya.
Kini,
tidak ada alasan mengapa ilmu pengetahuan harus tetap terikat pada teori
evolusi. Ilmu pengetahuan adalah didasarkan pada
pengamatan dan percobaan. Evolusi, sebaliknya, adalah sebuah hipotesa tentang masa silam yang
tidak teramati. Lebih daripada itu, pernyataan dan pengajuan oleh teori ini selalu
digugurkan oleh bukti ilmiah dan kaidah logika. Tentu, ilmu pengetahuan tidak akan rugi bila
hipotesis ini ditinggalkan. Ahli biologi Amerika G. W. Harper berkata tentang ini:
Sering
dinyatakan bahwa Darwinisme amatlah penting bagi biologi modern. Sebaliknya,
jika semua rujukan Darwinisme mendadak
lenyap, pada dasarnya biologi tidak akan berubah…
Kenyataannya
bahkan sebaliknya, ilmu pengetahuan akan maju dengan lebih sehat dan lebih cepat, bila terbebaskan dari paksaan
sebuah teori yang penuh dogmatisme, praduga, dusta, dan isi yang dibuat-buat.
No comments:
Post a Comment