Powered By Blogger

Monday, 20 May 2013

PROTEIN MENGGUGAT TEORI KEBETULAN

PROTEIN MENGGUGAT TEORI KEBETULAN

Jangankan tentang sel, evolusi bahkan gagal menerangkan materi pembentuknya. Satu saja protein dari ribuan molekul protein kompleks pembangun sel, tidak mungkin terbentuk dalam kondisi alamiah.

Protein adalah molekul raksasa yang terdiri dari satuan-satuan kecil yang disebut "asam amino" yang tersusun dalam urutan tertentu, dengan jumlah dan struktur tertentu. Molekul-molekul ini merupakan bahan pembangun sel hidup. Protein yang paling sederhana terdiri dari 50 asam amino, tetapi ada beberapa protein yang terdiri dari ribuan asam amino.

Hal yang terpenting adalah: ketidakhadiran, penambahan atau penggantian satu saja asam amino pada sebuah struktur protein dapat menyebabkan protein tersebut menjadi gumpalan molekul tak berguna. Setiap asam amino harus terletak pada posisi yang tepat dan pada urutan yang benar. Teori evolusi yang menyatakan bahwa kehidupan muncul secara kebetulan, tidak berdaya saat dihadapkan pada keteraturan ini. Protein terlalu menakjubkan untuk dijelaskan dengan teori kebetulan. (Bahkan teori ini tidak mampu menjelaskan pernyataan "pembentukan secara kebetulan" asam amino, yang akan dibicarakan nanti.)

Fakta bahwa struktur fungsional sebuah protein tidak dapat muncul secara kebetulan akan mudah diamati dengan perhitungan probabilitas sederhana yang dapat dipahami semua orang.

Sebuah molekul protein berukuran rata-rata dibangun oleh 288 asam amino yang terdiri dari 12 jenis asam amino. Protein ini dapat disusun dengan 10300 cara yang berbeda (ini adalah angka yang sangat besar, terdiri dari angka 1 yang diikuti 300 angka nol). Dari seluruh kemungkinan, ha-nya satu urutan yang membentuk molekul protein yang diinginkan. Sisanya adalah rantai asam amino yang sama sekali tidak berguna atau ber-potensi membahayakan makhluk hidup.

Dengan kata lain, probabilitas pembentukan satu molekul protein adalah "1 banding 10300". Probabilitas dari "1" ini untuk terjadi adalah mustahil. (Dalam matematika, probabilitas lebih kecil dari "1 banding 1050" dianggap sebagai "probabilitas nol"). Selain itu, molekul protein dengan 288 asam amino lebih sederhana dibandingkan molekul-molekul protein raksasa yang terdiri dari ribuan asam amino. Bila kita melakukan per-hitungan probabilitas serupa pada molekul-molekul protein raksasa tersebut, kita akan membutuhkan ungkapan yang lebih dari sekadar "mustahil".

Bila kita melangkah lebih jauh dalam skema perkembangan kehidupan, kita amati bahwa satu protein yang berdiri sendiri tidak akan memiliki arti apa pun. Sebagai contoh, salah satu bakteri terkecil, Mycoplasma Hominis H39, terdiri dari 600 "jenis" protein. Maka dalam kasus ini, kita harus mengulang perhitungan probabilitas seperti di atas untuk setiap protein dari 600 jenis yang berbeda ini. Hasilnya? Tidak akan terjelaskan bahkan dengan konsep kemustahilan!

Sebagian orang yang sedang membaca tulisan ini dan menerima teori evolusi sebagai penjelasan ilmiah, mungkin merasa curiga bahwa angka-angka ini terlalu dibesar-besarkan dan tidak menggambarkan kenyataan. Tidak demikian. Ini adalah kenyataan yang pasti dan konkret. Tidak ada evolusionis yang akan membantah angka-angka ini. Mereka menerima bahwa probabilitas sebuah protein terbentuk secara kebetulan adalah "sama dengan kemungkinan seekor monyet menulis sejarah manusia dengan mesin tik tanpa membuat kesalahan sedikit pun". Meski demikian, mereka bukannya menerima penjelasan lain, yaitu penciptaan, tetapi justru terus mempertahankan kemustahilan tersebut.

Banyak evolusionis yang mengakui fakta ini. Contohnya Harold F. Blum, seorang ilmuwan evolusionis terkenal, menyatakan bahwa "pembentukan secara spontan polipeptida seukuran protein terkecil, sama sekali tidak mungkin terjadi."

Evolusionis menyatakan bahwa evolusi molekuler terjadi dalam jangka waktu yang sangat lama, dan waktu yang sangat lama ini membuat hal yang mustahil dapat terjadi. Namun selama apa pun waktu diberikan, asam-asam amino tidak mungkin membentuk protein secara kebetulan. William Stokes, pakar geologi Amerika, mengakui kenyataan ini dalam bukunya Essentials of Earth History. Menurutnya kemungkinan ini begitu kecil sehingga "protein tidak akan terbentuk dalam miliaran tahun di miliaran planet, sekali-pun setiap planet diliputi hamparan larutan pekat asam amino yang diperlukan."

Apa arti semua ini? Perry Reeves, seorang profesor kimia menjawab:

Jika dihitung banyaknya struktur yang bisa terbentuk dari kombinasi acak asam amino dalam sebuah kolam purba yang menguap, kita akan meragukan kehidupan dapat muncul seperti ini. Lebih beralasan jika tugas seperti ini dikerjakan Pencipta Yang Agung yang memiliki rencana maha besar.

Jika satu protein saja mustahil terbentuk secara kebetulan, maka miliaran kali lebih mustahil bila sejuta protein ini bergabung secara kebetulan dan membentuk sebuah sel manusia lengkap. Lagipula, sebuah sel tidak sekadar tersusun dari timbunan protein. Selain protein, sel juga mengandung asam nukleat, karbohidrat, lipid, vitamin dan senyawa kimia lain seperti elektrolit. Secara struktur dan fungsi, semuanya tersusun dalam proporsi, keserasian dan desain yang spesifik.

Robert Shapiro, profesor kimia dan pakar DNA di Universitas New York, menghitung probabilitas pembentukan secara kebetulan 200 jenis protein yang terdapat dalam satu sel bakteri (terdapat 200.000 jenis protein dalam sebuah sel manusia). Angka yang diperolehnya adalah 1 banding 1040000. (Suatu angka luar biasa yang diperoleh dengan meletakkan 40.000 angka nol sesudah angka 1).

Chandra Wickramasinghe, seorang profesor matematika dan astronomi dari University College (Cardiff, Wales), berkomentar :

Kemungkinan kehidupan terbentuk secara spontan dari benda mati adalah 1 banding sebuah angka dengan 40.000 nol di belakangnya.... Angka ini cukup besar untuk mengubur Darwin bersama seluruh teori evolusi. Di planet ini atau planet manapun tidak ada "sup purba", dan jika awal kehidupan tidak terjadi secara acak, maka awal kehidupan itu pasti-lah pastilah dihasilkan suatu kecerdasan yang berkehendak.

Tentang angka yang tidak masuk akal ini, Sir Fred Hoyle berkomentar :

Sungguh, teori ini (bahwa kehidupan dirancang oleh suatu 'kecerdasan') begitu jelas sehingga orang akan bertanya-tanya mengapa ini tidak diterima secara luas sebagai kenyataan. Alasannya lebih bersifat psikologis daripada ilmiah.

Istilah "psikologis" digunakan Hoyle untuk menggambarkan pengkondisian diri evolusionis untuk tidak menerima bahwa kehidupan telah diciptakan. Mereka telah bersikeras bahwa tujuan utama mereka adalah mengingkari keberadaan Allah. Untuk alasan ini saja, mereka terus-menerus mempertahankan skenario tak masuk akal yang mereka akui juga kemustahilannya.

No comments:

Post a Comment