RIBOZIM DAN RNA WORLD
Dalam proses evolusi, nampaknya
RNA adalah molekul kehidupan pertama yng muncul di muka bumi ini. Molekul RNA
memiliki kemampuan merakit dan menduplikasi dirinya sendiri dalam kondisi bumi
di masa lampau. Meskipun sebagian besar enzim di masa kini adalah protein,
ternyata RNA juga memiliki kemampuan enzimatis untuk mengkatalis reaksi tanpa
bantuan protein. Hal ini menunjukkan bahwa asam nukleat primitif dapat
mereplikasi dirinya sendiri.
Terdapat suatu gagasan bahwa
organisme yang pertama kali muncul di muka bumi ini telah memiliki gen dan
enzim yang terbuat dari RNA yang disebut “RNA world”. Gagasan ini diajukan oleh
Walter Gilbert pada tahun 1986 dalam menghadapi paradox bahwa asam nukleat
diperlukan untuk mensintesis protein, sementara enzim yang terbuat dari protein
ternyata dibutuhkan untuk mereplikasi asam nukleat.
Gagasan RNA world dari Gilbert
tahun 1986 menyatakan bahwa RNA memiliki kemampuan ganda sebagai asam nukleat
sekaligus sebagai enzim. Walau peran sebagai enzim kini sebagian besar telah dilakukan
oleh protein, serta DNA sebagai pembawa informasi genetik, RNA tetap memiliki
posisi transisi sebagai gen dan enzim. Berikut adalah contoh peran RNA dalam
melakukan reaksi enzimatik sekaligus perannya dalam mengkode informasi genetik.
• Ribozim: ribozim adalah sebuah
molekul RNA yang dapat berperan sebagai enzim. Sebagai enzim senyawa ini dapat
mengkatalis sejumlah besar molekul lain tanpa mengubah keadaan dirinya selama
reaksi. Saat ini telah banyak ribozim yang telah diidentifikasi. Salah satunya
adalah ribonuklease P, yaitu ribosomal RNA yang berperan dalam sintesis
protein. Enzim ini mempunyai komponen RNA dan protein yang mengatur transfer
molekul RNA. Bagian RNA ribonuklease P berperan menjalakan reaksi, sedangkan
bagian protein melekatkan ribozim dan tRNA.
• Self-splicing intron (“group I”
introns): intron ini adalah contoh RNA yang bersifat katalitik. Gen pada sel
eukariot pada umumnya disisipi non-coding region yang disebut intron. Intron
ini harus dilepaskan dari mRNA sebelum ditranslasi menjadi protein dengan
bantuan spliceosome atau molekul RNA kecil lainnya. Akan tetapi intron juga
memiliki kemampuan untuk melepaskan dirinya dari mRNA tanpa bantuan siapapun.
Intron semacam ini dapat dijumpai pada kelompok protozoa, mitokondria sel fungi,
dan kloroplas sel tumbuhan.
• Viroid: viroid adalah molekul
RNA yang dapat menginfeksi tanaman. RNA semacam
ini mampu mereplikasi dirinya sendiri.
• RNA polimerase: RNA polimerase
yang dibutuhkan sebagai primer untuk untai DNA baru memiliki kemampuan dalam
inisiasi dan pemanjangan. Oleh karena itu diduga RNA polimerase telah ada
sebelum DNA polimerase tercipta di muka bumi ini.
• Molekul RNA kecil: RNA semacam
ini digunakan dalam berbagai keperluan, antara lain berperan dalam melepas
untaian intron, modifikasi dan editing mRNA.
• Riboswitch: bila tidak terdapat
protein regulator, maka senyawa ini berperan dalam pengendalian ekspresi gen.
Dalam hal ini masih terdapat
pertanyaan tentang kemampuan RNA dalam menyalin dirinya tanpa bantuan dari DNA
atau protein. Sebuah percobaan yang menggunakan molekul RNA buatan menunjukkan
bahwa molekul RNA tersebut memiliki kemampuan ligase primitif. Ribozim ligase
tersebut dapat menyambung dua untai RNA sebagaimana protein enzim pada sel masa
kini. Pada tahap selanjutnya ribozim tersebut digunakan sebagai template untuk
membentuk RNA komplementer dengan tingkat akurasi 96-99%. Akan tetapi proses
ini berjalan sangat lambat. Tidak seperti polimerase pada umumnya yang tetap
menempel pada template untuk menambahkan nukleotida, ribozim melakukan tugasnya
dengan cara melepaskan diri dari template setelah menambahkan sebuah
nukleotida.
Masalah lain pada konsep RNA
world adalah bahwa RNA jauh lebih reaktif daripada DNA. Meskipun RNA dapat
disintesis dengan mudah, akan tetapi senyawa ini tidak stabil. DNA yang
terbentuk lebih lambat sebenarnya juga dapat terbentuk dalam kondisi bumi yang
primitif. Sebuah lautan yang dikenal sebagai primitive soup bisa sesungguhnya
dapat mengandung campuran asam nukleat RNA atau DNA, protein, lipida, dan
karbohidrat. Pada akhirnya dapat diduga bahwa sebelum tercipta RNA dan DNA,
primitive soup memiliki sejenis asam nukleat hybrid yang memiliki sifat
keduanya.
No comments:
Post a Comment