SELEKSI ALAMI
Seleksi alami dipandang sebagai proses yang
mengubah frekuensi gen di dalam populasi. Colby (1997) mendefinisikan seleksi
alami sebagai keberhasilan reproduksi yang berlainan di antara
kelompok-kelompok varian genetik di dalam kumpulan gen (gene pool).
Endler (1992) mendeskripsikan seleksi
alami sebagai proses yang terjadi jika populasi memiliki 3 kondisi:
a.
Variasi di antara
individu-individu dalam hal suatu sifat tertentu (variasi fenotip)
b.
Hubungan yang konsisten antara
sifat itu dengan kemampuan reproduksi dan kelangsungan hidup (variasi fitness)
c.
Hubungan yang konsisten, untuk
sifat itu, antara tetua dan keturunannya; hubungan itu setidaknya secara
parsial tidak tergantung pada efek lingkungan (pewarisan sifat)
Apabila ketiga kondisi itu terpenuhi, satu
atau dua hal berikut akan terjadi:
(1)
Distribusi frekuensi sifat itu
akan berbeda di antara kelompok-kelompok umur atau tahap-tahap sejarah-hidup,
dan perbedaan itu tidak sesuai dengan yang diramalkan berdasarkan ontogeni
(pertumbuhan dan perkembangan).
(2)
Apabila populasi tidak dalam
keadaan setimbang, distribusi sifat itu di dalam semua keturunan dalam populasi
akan berbeda dari distribusinya di dalam semua tetua, tidak sesuai dengan yang
diramalkan berdasarkan kondisi (a) dan (c) saja.
Kondisi (a), (b), dan (c) mencakup semua
aspek biologi, dan proses (hasil 1 dan 2) murni berasal dari peluang dan
statistika.
Seleksi
alami dapat dipecah menjadi banyak komponen. Beberapa di antaranya adalah
kelangsungan hidup dan dayatarik seksual. Seleksi seksual adalah seleksi alami
yang bekerja pada faktor-faktor yang berperan terhadap keberhasilan organisme
untuk kawin.
No comments:
Post a Comment