Powered By Blogger

Friday, 10 May 2013

ANGIN


ANGIN

“… dan pada perkisaran angin terdapat pula tanda-tanda (kekua-saan Allah) bagi kaum yang berakal.” QS. Al Jaatsiyah, 45: 5) !

Angin adalah arus udara yang terbentuk di antara dua zona yang memiliki suhu yang berbeda. Perbedaan suhu di atmosfer menyebabkan perbedaan tekanan udara, dan mengakibatkan udara terus-menerus mengalir dari tekanan tinggi ke tekanan rendah. Bila terjadi perbedaan di antara pusat tekanan (yakni suhu atmosfer) terlalu tinggi, arus udara (yakni angin) menjadi sangat kuat. Demikianlah terbentuknya angin yang sangat merusak, misalnya angin ribut.

Yang menarik, meskipun terdapat daerah-daerah yang memiliki per-bedaan suhu yang sangat jauh seperti antara khatulistiwa dan kutub, bumi tidak selalu dihadapkan pada angin dan tekanan yang kuat, berkat adanya rintangan dan “pengaturan”. Andai saja arus udara kuat, yang semestinya terbentuk di antara khatulistiwa dan kutub, tidak diperlemah (seperti akan digambarkan di bawah), tentu bumi akan berubah menjadi planet mati yang didera badai terus-menerus.

Pada prinsipnya, perbedaan ketinggian permukaan bumi memecah kekuatan angin. Perbedaan ketinggian yang mencolok akan menghasil-kan sistem fron dingin dan panas. Seperti yang terlihat pada lereng pegu-nungan yang lebih rendah, sistem ini dapat menyebabkan munculnya angin baru. Dengan demikian, sistem dengan dua pusat (bi-centered) antara khatulistiwa dan kutub berubah menjadi sistem dengan banyak pusat (multi-centered) berkat adanya tebing-tebing terjal, dan angin diper-lemah karena disalurkan ke beberapa arah. Rantai pegunungan pada ke-rak bumi berfungsi sebagai koridor udara raksasa. Koridor-koridor ini akan membantu angin menyebarkan udara ke seluruh penjuru bumi secara merata.

Kemiringan sumbu bumi juga berperan penting dalam memper-lemah angin. Andai saja sumbu bumi benar-benar tegak lurus pada orbitnya, bumi akan dilanda badai terus-menerus. Khatulistiwa bumi memiliki kemiringan dengan sudut 23o27' pada bidang orbitnya. Dengan demikian, suhu di daerah antara dua kutub tidaklah tetap, berubah ber-dasarkan musim. Ini berarti bahwa tekanan udara menjadi seimbang, sehingga kekuatan angin jadi berkurang. Bila perbedaan suhu antara khatulistiwa dan kedua kutub menurun, angin akan bertiup lebih hangat.

Selain itu, dua lapisan gas yang menyelimuti planet bumi telah dicip-takan untuk menyeimbangkan perbedaan suhu. Lapisan ozon dan kar-bon dioksida menyeimbangkan  suhu atmosfer. Lapisan ozon menyerap kelebihan sinar matahari. Sebaliknya, karbon dioksida berfungsi mena-han panas yang diperoleh dan mencegah pendinginan.

Semua hal di atas menunjukkan bahwa manusia berutang budi pada sistem iniyang luar biasa terdiri atas subsistem-subsistem yang kompleks. Seluruh alam semesta diciptakan untuk memungkinkan adanya kehi-dupan manusia.

“Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)-mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. Dan di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan.” (QS. Luqman, 31: 20) !

“Dan banyak sekali tanda-tanda (kekuasaan Allah) di langit dan di bumi yang me-reka melaluinya, sedang mereka berpaling daripada-nya.” (QS. Yusuf: 105) !

“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu Yang telah men-ciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa. Dialah Yang menjadikan bumi seba-gai hamparan bagimu dan langit sebagai atap.” (QS. Al Baqarah, 2: 21-22) !

Andai atmosfer tidak memiliki perisai pelindung, bumi tidak akan berdaya menghadapi hujan meteor.

“Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, maka diatur-Nya menjadi sumber-sumber di bumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanaman-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu ia menjadi kering lalu Kami melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.” (QS. Az-Zumar, 39: 21) !

“Dialah Yang telah menurun-kan air hujan dari langit untuk kamu, sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggem-balakan ternakmu. Dia me-numbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanaman-tanam-an; zaitun, korma, anggur, dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (QS. An-Nahl, 16: 10-11) !

Pada permukaan laut, setiap saat terbentuk gelembung udara kecil akibat pecahnya buih. Setiap saat pula, tetesan air yang kaya-garam lepas ke atmosfer. Tetesan-tetesan air ini dibawa oleh angin, dan atmosfer mengumpulkan dua puluh juta ton garam setiap harinya. Garam ini akan menjadi inti pusat dari air hujan yang terbentuk kemudian.

Tetesan hujan dibentuk oleh partikel air yang mengelilingi kristal garam, yang terbawa dari lautan ke awan. Karena menjadi lebih berat daripada udara, partikel ini terlepas dari awan dan mulai jatuh ke bumi sebagai hujan.

“Dan sebagian dari tanda-tanda (kekuasaan)-Nya bahwa kamu melihat bumi itu kering tandus, maka apabila Kami turunkan air di atasnya, niscaya ia bergerak dan subur. Sesungguhnya Tuhan Yang menghidupkannya tentu dapat menghidupkan yang mati; sesungguhnya Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.” (QS. Fushshilaat, 41: 39) !

“Yang telah menjadikan bagi-mu bumi sebagai hamparan dan Yang telah menjadikan bagimu di bumi itu jalan-jalan, dan menurunkan dari langit air hujan. Maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tum-buh-tumbuhan yang berma-cam-macam.” (QS. Thaahaa, 20: 53) !

“Dan Dia menunduk-kan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir.” (QS. Al Jaatsiyah, 45: 13) ! 

No comments:

Post a Comment