ANGIN
“…
dan pada perkisaran angin terdapat pula tanda-tanda (kekua-saan Allah) bagi
kaum yang berakal.” QS. Al Jaatsiyah, 45: 5) !
Angin
adalah arus udara yang terbentuk di antara dua zona yang memiliki suhu yang
berbeda. Perbedaan suhu di atmosfer menyebabkan perbedaan tekanan udara, dan
mengakibatkan udara terus-menerus mengalir dari tekanan tinggi ke tekanan
rendah. Bila terjadi perbedaan di antara pusat tekanan (yakni suhu atmosfer)
terlalu tinggi, arus udara (yakni angin) menjadi sangat kuat. Demikianlah
terbentuknya angin yang sangat merusak, misalnya angin ribut.
Yang
menarik, meskipun terdapat daerah-daerah yang memiliki per-bedaan suhu yang
sangat jauh seperti antara khatulistiwa dan kutub, bumi tidak selalu dihadapkan
pada angin dan tekanan yang kuat, berkat adanya rintangan dan “pengaturan”.
Andai saja arus udara kuat, yang semestinya terbentuk di antara khatulistiwa
dan kutub, tidak diperlemah (seperti akan digambarkan di bawah), tentu bumi
akan berubah menjadi planet mati yang didera badai terus-menerus.
Pada
prinsipnya, perbedaan ketinggian permukaan bumi memecah kekuatan angin.
Perbedaan ketinggian yang mencolok akan menghasil-kan sistem fron dingin dan
panas. Seperti yang terlihat pada lereng pegu-nungan yang lebih rendah, sistem
ini dapat menyebabkan munculnya angin baru. Dengan demikian, sistem dengan dua
pusat (bi-centered) antara khatulistiwa dan kutub berubah menjadi sistem dengan
banyak pusat (multi-centered) berkat adanya tebing-tebing terjal, dan angin
diper-lemah karena disalurkan ke beberapa arah. Rantai pegunungan pada ke-rak
bumi berfungsi sebagai koridor udara raksasa. Koridor-koridor ini akan membantu
angin menyebarkan udara ke seluruh penjuru bumi secara merata.
Kemiringan
sumbu bumi juga berperan penting dalam memper-lemah angin. Andai saja sumbu
bumi benar-benar tegak lurus pada orbitnya, bumi akan dilanda badai
terus-menerus. Khatulistiwa bumi memiliki kemiringan dengan sudut 23o27' pada
bidang orbitnya. Dengan demikian, suhu di daerah antara dua kutub tidaklah
tetap, berubah ber-dasarkan musim. Ini berarti bahwa tekanan udara menjadi
seimbang, sehingga kekuatan angin jadi berkurang. Bila perbedaan suhu antara khatulistiwa
dan kedua kutub menurun, angin akan bertiup lebih hangat.
Selain
itu, dua lapisan gas yang menyelimuti planet bumi telah dicip-takan untuk
menyeimbangkan perbedaan suhu. Lapisan ozon dan kar-bon dioksida menyeimbangkan
suhu
atmosfer. Lapisan ozon menyerap kelebihan sinar matahari. Sebaliknya, karbon
dioksida berfungsi mena-han panas yang diperoleh dan mencegah pendinginan.
Semua
hal di atas menunjukkan bahwa manusia berutang budi pada sistem iniyang luar
biasa terdiri atas subsistem-subsistem yang kompleks. Seluruh alam semesta
diciptakan untuk memungkinkan adanya kehi-dupan manusia.
“Tidakkah
kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)-mu apa
yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir
dan batin. Dan di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah
tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan.”
(QS. Luqman, 31: 20) !
“Dan
banyak sekali tanda-tanda (kekuasaan Allah) di langit dan di bumi yang me-reka
melaluinya, sedang mereka berpaling daripada-nya.” (QS. Yusuf: 105) !
“Hai
manusia, sembahlah Tuhanmu Yang telah men-ciptakanmu dan orang-orang yang
sebelummu, agar kamu bertakwa. Dialah Yang menjadikan bumi seba-gai hamparan
bagimu dan langit sebagai atap.” (QS. Al Baqarah, 2: 21-22) !
Andai
atmosfer tidak memiliki perisai pelindung, bumi tidak akan berdaya menghadapi
hujan meteor.
“Apakah
kamu tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit,
maka diatur-Nya menjadi sumber-sumber di bumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan
air itu tanaman-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu ia menjadi kering
lalu Kami melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur
berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.” (QS. Az-Zumar, 39: 21) !
“Dialah
Yang telah menurun-kan air hujan dari langit untuk kamu, sebagiannya menjadi
minuman dan sebagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat
tumbuhnya) kamu menggem-balakan ternakmu. Dia me-numbuhkan bagi kamu dengan air
hujan itu tanaman-tanam-an; zaitun, korma, anggur, dan segala macam
buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda
(kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (QS. An-Nahl, 16: 10-11) !
Pada
permukaan laut, setiap saat terbentuk gelembung udara kecil akibat pecahnya
buih. Setiap saat pula, tetesan air yang kaya-garam lepas ke atmosfer.
Tetesan-tetesan air ini dibawa
oleh angin, dan atmosfer mengumpulkan dua puluh juta ton garam setiap harinya.
Garam ini akan menjadi inti pusat dari air hujan yang terbentuk kemudian.
Tetesan
hujan dibentuk oleh partikel air yang mengelilingi kristal garam, yang terbawa
dari lautan ke awan. Karena menjadi lebih berat daripada udara, partikel ini
terlepas dari awan dan mulai jatuh ke bumi sebagai hujan.
“Dan
sebagian dari tanda-tanda (kekuasaan)-Nya bahwa kamu melihat bumi itu kering
tandus, maka apabila Kami turunkan air di atasnya, niscaya ia bergerak dan
subur. Sesungguhnya Tuhan Yang menghidupkannya tentu dapat menghidupkan yang
mati; sesungguhnya Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.” (QS. Fushshilaat, 41:
39) !
“Yang
telah menjadikan bagi-mu bumi sebagai hamparan dan Yang telah menjadikan bagimu
di bumi itu jalan-jalan, dan menurunkan dari langit air hujan. Maka Kami
tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tum-buh-tumbuhan yang
berma-cam-macam.” (QS. Thaahaa, 20: 53) !
“Dan
Dia menunduk-kan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya,
(sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir.” (QS. Al
Jaatsiyah, 45: 13) !
No comments:
Post a Comment